Mahasiswa STIP Tewas
Babak Baru Kasus Tewasnya Putu Satria, Peran K Si Pemberi Saran ke Tegar Sampai Tega Pukuli Korban
Kasus Putu Satria, taruna asal Klungkung Bali yang tewas dianiaya oleh seniornya di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta kini memasuki babak
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ady Sucipto
Namun ia tak mengetahui apakah ada tindak penganiayaan serupa yang dilakukan taruna lain di kampus tersebut, lantaran sejauh ini belum ada laporan yang pihaknya terima.
"Kalau dari hasil penyelidikan iya (baru pertama kali) untuk yang bersangkutan ya (para tersangka), kalau yang lain sampai saat ini belum ada laporan," kata dia.
Baca juga: CCTV & Saksi Ungkap Peran 3 Tersangka Baru Penganiaya Putu Satria, Polisi: Terancam 15 Tahun Penjara
Meski begitu Hady pun mengaku terbuka jika memang terdapat kejadian serupa agar para korban yang mengalami untuk segera melapor kepada pihaknya.
"Belum ada, belum ada laporan. Justru kita berharap kalau memang ada terjadi seperti itu, lapor, jangan takut, lapor aja," katanya.
Ramai-ramai Hancurkan Baliho Bergambar Pelaku
Pemuda di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan ramai-ramai menghancurkan baliho bergambar Tegar Rafi Sanjaya, terduga pelaku penganiayaan Putu Satria Ananta Rustika atau yang akrab disapa Rio.
Hal itu sebagai bentuk kemarahan rekan-rekan sepergaulan Putu Satria, dengan kejadian yang menimpa sahabat mereka.
"Kami hancurkan agar tidak ada lagi kasus seperti yang dialami sahabat kami (Putu Rio)," ungkap seorang rekan sepergaulan Putu Satria, Kadek Deo, Jumat 10 Mei 2024.
Baliho bergambar pelaku kekerasan terhadap Putu Satria itu, sengaja dipasang oleh pemuda di Desa Gunaksa, Kamis 9 Mei 2024 malam.
Baliho berukuran 4x6 meter itu bertuliskan "Senioritas Bukan pangkat untuk Membunuh".
Ketika prosesi pembakaran jenazah, para pemuda langsung menghancurkan baliho itu dengan alunan tabuh baleganjur.
Baliho itu lalu dibakar hingga hangus. Pemuda setempat mengaku marah dengan tindakan Tegar menganiaya Putu Satria.
Menurutnya, Tegar dan 3 taruna lain yang ikut berperan dalam kematian Putu Satria, sangat tidak pantas menjadi taruna STIP sebagai calon abdi negara.
Kadek Deo yang juga STT Jaya Parandhita mengatakan, dirinya terakhir bertemu dengan Putu Satria pada libur Idul Fitri.
Saat berada di rumah mereka sempat ngumpul bareng sembari membicarakan berbagai hal tentang kegiatan kepemudaan.
Mengingat Putu Satria merupakan Sekretaris STT Jaya Parandhita.
"Kami sangat berharap pelaku mendapat hukuman setimpal," ungkap dia.
Terkait baliho yang dipasang oleh rekan-rekan satu kampung Putu Satria, itu bertujuan agar semua warga mengetahui wajah orang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan.
"Ini ide dari kami, biar masyarakat tahu ini wajah pembunuh saudara-saudara kami," ujar Kadek Kariyasa, pemuda Desa Gunaksa, Jumat 10 Mei 2024.
Pemuda di Desa Gunaksa, khususnya teman-teman nongkrong dari Putu Satria merasa sangat kehilangan pemuda berusia 19 tersebut.
"Kami berharap hukum bisa ditegakkan, saudara kami (Putu Satria) bisa mendapat keadilan," jelas dia.
Putu Satria meninggal dunia setelah mendapat kekerasan dari seniornya di STIP Jakarta, Jumat 3 Mei 2024.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian itu terjadi di toilet lantai II STIP Jakarta Utara.
Awalnya korban (Putu Satria Ananta Rustika) dan teman-temannya yang masih tingkat I, dipanggil oleh senior di tingkat II.
Seniornya yang bernama Tegar asal Bekasi, sempat menanyakan siapa yang meminta korban dan rekan-rekanya memakai pakaian olahraga ke gedung pendidikan lantai 3.
Korban dan rekan-rekannya kemudian diminta berbaris berjejer.
Kemudian tegar memukul ulu hati korban dengan tangan mengepal sebanyak 5 kali.
Hal itu membuat korban terkapar dan meninggal dunia. Polisi menetapkan 4 tersangka, terkait kasus kematian Putu Satria. (tribun bali/mit)
penganiayaan
Putu Satria
STIP
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran
Polres Metro Jakarta Utara
Klungkung
Bali
Fakta Baru Percakapan Putu Satria Sama Kekasih Via WA Beber Soal Ancaman dan Tradisi Baptis |
![]() |
---|
Beber Sang Ibu Soal Penganiaya Putu Satria yang Dari Bali: Inisial KA dan Sebut dari Jembrana |
![]() |
---|
1 Tersangka Penganiaya Putu Satria Disebut Berasal dari Bali, Rusmini Tak Mau Temui Keluarga Pelaku |
![]() |
---|
RUSMINI Tak Mau Temui Keluarga Pelaku! 1 Tersangka Penganiaya Putu Satria Disebut Berasal dari Bali |
![]() |
---|
NUNAS BAOS Keluarga Mendiang Putu Satria, Sebut Faktor Iri Hati, Sang Ibu Enggan Ketemu Tersangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.