Berita Jembrana

Miris, Kondisi Gadis 14 Tahun di Jembrana Pasca Dipaksa Berhubungan 3 Pelaku di Berbagai Tempat

Miris, Kondisi Gadis 14 Tahun di Jembrana Pasca Dipaksa Berhubungan 3 Pelaku di Berbagai Tempat

ist
Ilustrasi- Foto tak terkait berita. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Korban gadis 14 tahun yang dipaksa berhubungan oleh tiga orang dewasa di Jembrana masih belum stabil alias trauma.

Hal tersebut terungkap saat UPTD PPA Jembrana melakukan pendampingan dan kunjungan ke rumah korban pasca kasus tersebut terungkap.

Disisi lain, pemerintah juga telah menerima sedikitnya enam laporan kasus Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) yang didominasi oleh KDRT.

Baca juga: Lagi Asik Check In Bareng Pacar di Hotel Sanur Bali, Dwi Kaget Digerebek Anggota Polresta Denpasar

Menurut data yang berhasil diperoleh, total kasus PPA yang dilaporkan ke UPTD PPA Jembrana sebanyak enam laporan.

Rinciannya empat kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), satu kasus anak sebagai pelaku, dan satu kasus persetubuhan anak gadis berusia 14 tahun.

"Sementara ini kasus KDRT yang mendominasi," kata Kepala UPTD PPA Jembrana, Ida Ayu Sri Utami Dewi saat dikonfirmasi, Jumat 24 Mei 2024. 

Baca juga: Sejoli Ni Komang ASD dan Ketut JDA Lolos dari Jeruji Besi, Kadek Suci Beri Pengampunan

Dia melanjutkan, selain itu juga ada kasus pencurian yang melibatkan anak.

Kasus ini anak sebagai pelaku dan sudah diproses sesuai ketentuan yang berlaku.

Dan terakhir adalah anak gadis 14 tahun yang dipaksa berhubungan oleh tiga pria dewasa FZ 20, FM (23) serta FI (23) yang mengaku sebagai pacarnya. 

Pasca terungkap, kata dia, pihaknya rutin memberikan pendampingan termasuk bantuan berupa sembako.

Sebab, yang bersangkutan adalah dari keluarga kurang mampu.

Dan hal yang paling diinginkan oleh korban saat ini adalah ingin kembali mengenyam pendidikan yang layak alias bersekolah.

Sebab, diketahui gadis 14 tahun tersebut putus sekolah atau hanya bisa lulus di jenjang sekolah dasar.

"Sementara ini kondisi korban masih trauma, masih sering bengong. Tapi sudah kami sering dampingi untuk memberikan dukungan moril dan sebagian materiil juga," ungkapnya. 

"Yang terpenting adalah mengupayakan apa yang diinginkan korban yakni kembali sekolah. Karena korban diketahui hanya lulus SD. Kami harap ada petunjuk dan segera kami koordinasikan," jelasnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved