Berita Bangli

TRAGEDI Study Tour Marak, Rencana Dihapuskan, Pelaku Wisata Bangli: Jangan Salahkan Programnya!

Pelarangan hingga penghapusan program study tour, mendapat tanggapan dari pelaku pariwisata di Bangli, salah satunya I Wayan Sumiarsa.

ISTIMEWA
Bus pariwisata pengangkut siswa study tour terparkir di Desa Wisata Penglipuran. Jumat (24/5/2024) 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Pelarangan hingga penghapusan program study tour, belakangan hangat dibicarakan.

Hal ini dipicu tragedi kecelakaan bus di wilayah Subang, Jawa Barat, hingga mengakibatkan 11 orang meninggal dunia. Serta beberapa tragedi kecelakaan lainnya yang cukup berdekatan. 

Pelarangan hingga penghapusan program study tour, mendapat tanggapan dari pelaku pariwisata di Bangli, salah satunya I Wayan Sumiarsa.

Manager Desa Wisata Penglipuran itu, menilai bukan pelarangan yang ditekankan, melainakan terkait standarisasi kelayakan bus pariwisata.

Baca juga: TERIAK Histeris Siswa Saat Bus Melaju, Sopir Berkali-kali Injak Rem, Tragedi Subang 11 Orang Tewas!

Baca juga: PASCA Kecelakaan Bus di Subang, Dinas Pendidikan Klungkung Sebut Study Tour Harus Sesuai Prosedur!

Kecelakaan Maut - Petugas mengevakuasi bangkai bus pariwisata PO Trans Putera Fajar pengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok, yang mengalami kecelakaan di turunan Ciater, Subang, Jabar, Sabtu (11/5) malam. Rem bus blong saat melewati turunan lalu oleng menabrak mobil dan sepeda motor, baru berhenti setelah menabrak tiang listrik yang menyebabkan 11 orang tewas di lokasi.
Kecelakaan Maut - Petugas mengevakuasi bangkai bus pariwisata PO Trans Putera Fajar pengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok, yang mengalami kecelakaan di turunan Ciater, Subang, Jabar, Sabtu (11/5) malam. Rem bus blong saat melewati turunan lalu oleng menabrak mobil dan sepeda motor, baru berhenti setelah menabrak tiang listrik yang menyebabkan 11 orang tewas di lokasi. (Tribun Jabar/Deanza Falevi)

"Di kementerian kan sudah ada kalau angkutan transportasi, standarisasinya harus seperti apa. Itu yang perlu ditekankan. Bukan melarang kegiatannya," ucap dia Jumat (24/5/2024).

Diakui Sumiarsa, jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Penglipuran lebih didominasi oleh wisatawan Nusantara. Yang mana di dalamnya juga termasuk siswa study tour.

"Kecuali bulan puasa, setiap bulan selalu ada kunjungan siswa maupun mahasiswa yang melakukan study tour ke desa kami, untuk belajar langsung mengenai budaya di desa kami," kata dia.

Sumiarsa mengatakan, saat ini jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Penglipuran semakin meningkat.

Yang mana dari total jumlah kunjungan, 85 persen didominasi oleh siswa dan mahasiswa yang melakukan study tour.

"Kalau sesuai data terakhir, jumlah kunjungan per hari ini mencapai 3500 orang," sebutnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli, I Wayan Sugiarta, juga mengungkapkan hal senada, saat dikonfirmasi soal penghapusan program study tour.

Ia kurang setuju dengan hal tersebut, lantaran menurut dia akar masalahnya ada di bus, bukan di program study tour.

"Adanya musibah kecelakaan, akar masalahnya bukan pada kegiatannya. Kalau memang komitmen, sarana dan prasarana yang digunakan dipastikan dulu.

Jangan sampai substantifnya kita butuhkan, tetapi karena ada alasan lain menyebabkan tidak dilaksanakan kegiatan itu," ujarnya didampingi Kabid Destinasi Disparbud, I Made Budiastawa.

Sugiarta menilai study tour penting untuk siswa. Sebab tujuan utama study tour adalah untuk mengimplementasikan konsep yang didapatkan dari ruang kelas, dengan kondisi di lapangan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved