Berita Bangli
Drama Viral di Bangli Bali: Wanita Asal Karangasem Karang Cerita Pembegalan Demi Cinta
Untuk mendapatkan perhatian lebih dari sang suami, Ni Putu Sri Utami, seorang wanita asal Desa Pempatan, Rendang, Karangasem, membuat cerita drama.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: I Made Wira Adnyana Prasetya
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Dalam upaya mendapatkan perhatian lebih dari sang suami, Ni Putu Sri Utami, seorang wanita asal Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem, mengarang cerita dramatis yang akhirnya viral di media sosial.
Kejadian ini menarik perhatian banyak orang dan mengungkap betapa jauh seseorang bisa pergi demi mendapatkan kasih sayang yang diinginkan.
Pada Selasa 28 Mei 2024 sekitar pukul 18.30 WITA, Sri Utami yang bekerja di wilayah Kecamatan Kintamani mengaku mengalami kejadian pembegalan saat pulang kerja.
Dalam kisah yang diceritakannya kepada sang suami, I Komang Gede Anom Wiradarma, ia menghadapi enam begal yang mengejarnya di wilayah hutan Desa Suter.
"Sampai di hutan sudah agak gelap, dan istri saya hanya seorang diri membawa sepeda motor Scoopy pulang kerja. Di sana dia dikejar-kejar oknum begal kira-kira ada enam orang mengendarai tiga sepeda motor. Istri saya tidak ingat jelas plat dan motor apa yang dibawa karena memang kondisinya sangat panik," ungkap Anom, yang kemudian membagikan kisah tersebut di media sosial, membuatnya viral.
Baca juga: NEKAT Ngaku Dibegal di Kintamani Demi Dapat Perhatian Sang Suami, Sri Utami Akhirnya Ngaku ke Polisi
Dalam ceritanya, Sri Utami mengaku sepeda motornya dipepet, dipaksa berhenti, dan diancam oleh para begal tersebut.
Ia terpaksa menyerahkan dompet yang berisi uang sekitar Rp 500 ribu setelah para begal mengancam akan menghadangnya.
"Akhirnya istri saya berhenti, dan di sana keenam orang tersebut memaksa istri saya untuk menyerahkan tas beserta dompet yang ada di dalamnya. Karena ada pengancaman dan istri saya sempat dipegang-pegang tangannya, akhirnya dompetnya diserahkan. Oknum tersebut mengambil semua uang yang ada di dalam dompet istri saya, sekitar Rp 500 ribu," ujar Anom.
Kisah ini mendapat perhatian serius dari pihak kepolisian.
Kapolsek Kintamani, Kompol I Nengah Sukerna, segera memerintahkan penyelidikan terhadap kejadian ini.
"Kami meminta keterangan dari pihak-pihak terkait, di antaranya Komang Gede Anom Wiradarma, Ni Putu Sri Utami, rekan kerja korban di Kintamani. Termasuk juga melakukan pengecekan TKP tempat pembegalan terjadi dan melakukan pengecekan CCTV sepanjang jalur, yang diduga dilalui oleh Ni Putu Sri Utami, yakni jalan raya Penelokan-Suter," jelasnya.
Namun, dari hasil olah TKP dan keterangan saksi-saksi, ditemukan beberapa ketidaksesuaian dengan cerita yang disampaikan Sri Utami.
Setelah dilakukan interogasi lebih mendalam, terungkap bahwa kejadian pembegalan tersebut ternyata tidak pernah ada.
"Hasilnya, yang bersangkutan menyatakan bahwa kejadian pembegalan pada hari Selasa 28 Mei 2024 di jalan raya Hutan Suter tersebut tidak ada," ujar Kapolsek.
Motivasi di balik cerita fiktif ini adalah keinginan Sri Utami untuk mendapatkan perhatian lebih dari suaminya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.