Berita Denpasar

BREAKING NEWS: Korban Tewas Gudang Elpiji Denpasar Jadi 3 Orang, Siapa yang Tanggung Jawab?

BREAKING NEWS: Korban Tewas Gudang Elpiji Denpasar Jadi 3 Orang, Siapa yang Tanggung Jawab?

kolase Tribun Bali
BREAKING NEWS: Korban Tewas Gudang Elpiji Denpasar Jadi 3 Orang, Siapa yang Tanggung Jawab? 

TRIBUN-BALI.COM - Korban tewas kasus kebakaran di gudang elpiji 3 kg yang berlokasi di Cargo Taman II Ubung Denpasar Utara, Bali

Peristiwa kebakaran di gudang elpiji yang disebut-sebut oplosan itu terjadi pada hari Minggu, 9 Juni 2024 sekitar pukul 06:30 WITA.

Menurut data terbaru dari RSUP IGNG Ngoerah, Denpasar, korban tewas hingga saat ini sebanyak 3 orang.

Baca juga: Selamat Jalan! Korban Kebakaran Gudang Elpiji di Denpasar Meninggal, Terungkap 13 Korban Tak Sadar

Sebelumnya pada Senin 10 Juni 2024, korban kebakaran yang tewas atas nama Purwanto (40) asal Banyuwangi, Jawa Timur.

Namun, data terbaru terungkap, tak hanya Purwanto yang meninggal pada 10 Juni 2024.

Adapula 2 korban kebakaran gudang elpiji yang meninggal pada hari yang sama.

Data identitas korban masih diverifikasi pihak RSUP IGNG Ngoerah Denpasar.

Baca juga: Nyawa Jadi Taruhan di Gudang Elpiji Denpasar, Biaya Perawatan Hingga Jenazah Ditanggung Sendiri

RSUP IGNG Ngoerah pasca kejadian kebakaran di gudang elpiji itu merawat sebanyak 16 korban luka bakar.

Saat ini dalam perawatan RSUP IGNG Ngoerah sebanyak 13 orang dengan kondisi 12 pasien masih harus menggunakan alat bantu nafas atau ventilator.

Hingga saat ini belum ada pihak managemen gudang elpiji yang memberikan pernyataan resmi terkait kebakaran hebat itu.

Kondisi ini sangat aneh, karena seolah-olah tidak ada pihak yang bertanggung jawab atas kebakaran di Denpasar yang telah menimbulkan korban jiwa itu.

Menurut informasi yang dihimpun Tribun Bali di RSUP IGNG Ngoerah, biaya Purwanto sejak dirawat hingga meninggal dunia ditanggung oleh keluarga.

Padahal, keluarga telah kehilangan sosok Purwanto dengan cara yang tragis, kini harus menanggung biaya rumah sakit.

Ada dugaan yang berkembang saat ini bahwa gudang yang mengalami kebakaran hebat itu merupakan tempat pengoplosan elpiji ilegal.

Dugaan itu kian menguat ketika Pertamina menegaskan bahwa gudang yang mengalami kebakaran itu bukan merupakan agen atau pangkalan elpiji Pertamina.

Hal itu disampaikan Manager Commrel and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi.

Dia menyampaikan, Pertamina telah melakukan pengecekan di gudang yang mengalami kebakaran tersebut.

Lalu apa aktivitas sebenarnya yang terjadi di gudang tersebut?

Polda Bali wajib membuka kasus ini secara terang benderang, apalagi ditengah kondisi masyarakat yang mengalami kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg.

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Pandjaitan meminta masyarakat bersabar karena masih dalam pendalamanan pihak kepolisian.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak asal sebut sehingga kejadian yang viral belum lama ini tidak terulang. 

"Jangan sampai seperti tudingan si Wayan yang viral di Badung, sangat yakin ada pengoplosan, ujungnya yang bersangkutan minta maaf.

Tentunya peristiwa yang menimbulkan korban tersebut kami turut prihatin dan sangat kami sayangkan, dan sedang dilakukan pendalaman," kata Jansen saat dihubungi Tribun Bali, pada Senin 10 Juni 2024.

Dijelaskan Jansen, saat ini Tim Bidlabfor Polda Bali masih melakukan pemeriksaan secara ilmiah sampel-sampel barang bukti di tempat kejadian perkara (TKP) untuk memastikan penyebab terjadinya kebakaran

Di TKP pun telah dipasang garis polisi, tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam lokasi untuk kepentingan penyelidikan. 

"Jadi Polri pasti melakukan pemeriksaan terhadap apapun dugaan atau kemungkinan penyebabnya, baru bisa disimpulkan setelah ada hasil pemeriksaan secara ilmiah dari Labfor Polda Bali. Agar bersabar, dan jangan menambah masalah baru," pungkasnya.

Kronologi Kebakaran di Gudang Elpiji Denpasar Utara

Proses penyelamatan diri para korban kebakaran, di sebuah gudang gas elpiji, Jl. Cargo Taman I, Denpasar pada Minggu 9 Juni 2024 pagi berlangsung tragis.

Pasalnya, para korban harus lompat pagar gudang untuk menyelamatkan nyawa masing-masing.

Bukan tanpa alasan, hal itu dilakukan para korban lantaran pagar gudang diduga tergembok dari luar.

“Loncat pagar (korban menyelamatkan diri). Iya (tergembok dari luar). Itu sekitar jam 6, setengah 7 (pagi),” ungkap seorang saksi bernama Panji (34) kepada Tribun Bali.

Panji yang kebetulan bermukim di seputar TKP menuturkan, kulit salah seorang korban terlihat melepuh.

Luka bakar itu dikatakan Panji berada pada tangan dan badan bagian atas.

Sementara itu, pakaian korban dikatakan telah compang-camping yang diduga akibat terkena sambaran api.

“Yang (korban) berhenti di depan (rumah Panji). Itu sudah melepuh. Ada darah. Baju itu sudah seperti compang-camping kebakar,” imbuhnya.

Disinggung lebih jauh soal aktivitas di TKP pada hari biasa, Panji tak dapat berbicara banyak.

Sebab, pagar gudang gas elpiji tersebut dikatakan kerap tertutup rapat dan digembok.

Bahkan hampir 2 tahun dirinya tinggal di seputar TKP, Panji baru mengetahui kondisi gudang tersebut lantaran adanya peristiwa kebakaran.

“Sehari-hari, sepengetahuan saya, memang tertutup. Digembok dari luar. Saya hampir 2 tahun tinggal di sini, baru tadi lihat TKP,” ungkapnya.

Sepengetahuannya, kerap ada truk keluar-masuk di TKP yang memuat tabung gas elpiji.

“Saya tahu itu ada mobil keluar-masuk bawa gas. Masalah aktivitas di sana, saya nggak tahu. Karena memang tidak ada plang,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Lingkungan (Kaling) Banjar Uma Sari, Bhimantara Ari Sugandi menerangkan, setidaknya ada 18 korban luka bakar dari peristiwa tersebut.

“Jadi sekitar ada 18 (korban),” ungkap Bhimantara saat ditemui Tribun Bali di seputar TKP kebakaran.

Pasalnya, mereka dievakuasi ke sejumlah rumah sakit yang berada di daerah Badung dan Denpasar.

Bhimantara menuturkan, sebanyak 4 orang dievakuasi ke RSD Mangusada Badung, 1 orang di RSUD Wangaya Denpasar, dan 2 orang divekuasi ke RS BaliMed Denpasar.

Sementara itu, 3 orang dievakuasi ke RS Surya Husadha Ubung, dan 8 orang dilarikan ke RSUP IGNG Ngoerah.

“Yang saat ini saya dapat di rumah sakit, RS Kapal ada 4. RSUD Wangaya ada 1. Balimed ada 2. Sanglah 8. Surya Husada masih konfirmasi. Ada dapat informasi 3. Tapi saya pastikan langsung ke rumah sakit,” bebernya.

Pasalnya, korban dengan luka bakar yang cukup parah dievakuasi ke RSUP IGNG Ngoerah.

Bahkan, 1 korban yang sebelumnya dievakuasi di RSUD Wangaya, dikatakan Bhimantara akan dirujuk ke RSUP IGNG Ngoerah lantaran mengalami luka bakar yang cukup serius.

“Semua ke Sanglah (RSUP IGNG Ngoerah). Yang sudah parah itu. Informasi tadi, dari Wangaya mau dirujuk juga (ke sanglah). Mungkin tingkat luka bakarnya agak parah,” pungkasnya.(*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved