Berita Tabanan

GRATIS! Warga Dapat Pupuk Tiap Tahun, Cara TPS3R Pangkung Karung Tabanan Kelola Sampah

Di TPS3R Desa Pangkung Karung, petugas membagikan hasil pengolahan sampah berupa pupuk organik kepada warga desa.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
ISTIMEWA
PENGOLAHAN SAMPAH - Petugas saat melakukan pengolahan sampah di TPS3R Desa Pangkung Karung, Tabanan. 

TRIBUN-BALI.COM  - Desa Pangkung Karung, Kecamatan Kerambitan, Tabanan memiliki cara berbeda dalam pengelolaan sampah. Petugas Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) membuat pupuk dari sampah.

Di TPS3R Desa Pangkung Karung, petugas membagikan hasil pengolahan sampah berupa pupuk organik kepada warga desa. Pupuk organik ini dibagikan setiap tahun kepada warga yang memakai jasa pengangkutan sampah dari TPS3R. Selain pupuk organik, TPS3R juga memilah sampah anorganik dan menjualnya ke pihak ketiga.

Bendahara Kelompok Pemeliharaan dan Pemberdayaan Desa Pangkung Karung, Ni Made Suartini mengatakan, TPS3R Desa Pangkung Karung menerima empat ton sampah organik setiap bulan. Semua sampah ini akan diolah menjadi pupuk organik dalam beberapa tahap.

Baca juga: Panen Cabai Perdana di Hutan Kota Buleleng, Hasilkan 117 Kilogram dan Disebar di Pasar-pasar

Baca juga: RUKO Terbakar di Jalan Raya Kuta, Diduga Korsleting Listrik, Tidak Ada Korban Jiwa, Simak Beritanya!

Pertama, sampah organik yang masuk dipilah dulu, lalu dikeringkan. Setelah kering, baru dicacah menggunakan mesin. Selanjutnya, sampah difermentasi selama dua bulan sebelum dikemas dan siap untuk dijual atau dibagikan. "Dari empat ton sampah organik yang masuk biasanya menjadi satu ton pupuk organik," ucapnya, Selasa (18/6).

Kata dia, warga yang memakai jasa pengangkutan sampah TPS3R akan mendapatkan pupuk organik gratis sebanyak lima kilogram setiap tahun. Mereka biasanya menjual pupuk organik seharga Rp 1.250 per kilogram. Kemasan dari TPS3R yakni seberat enam kilogram. Pembelinya rata-rata masih warga terutama petani hingga ibu rumah tangga yang berkebun.

“Kami juga sering melakukan pembinaan bagi warga mengenai cara pemilahan sampah. Sehingga, sampah yang dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mandung hanya tersisa residu saja,” ungkapnya.

Kini pihaknya sedang mengajukan penelitian kandungan unsur hara pupuk organik untuk membuat label. Nah label ini dibuat agar mereka dapat menjualnya lebih luas lagi melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). "Untuk saat ini penjualan masih di sekitaran desa, utamanya petani di Desa Pangkung Karung," ungkap Suartini.

TPS3R Desa Pangkung Karung menerima 7,6 ton sampah setiap bulan. Dari total sampah itu, sebanyak 221 kilogram sampahnya berupa anorganik yang kemudian dipilah untuk dijual kembali ke pihak ketiga. Untuk sampah anorganik yang dijual ke pihak ketiga itu sampah botol plastik dan kardus.

Ia menambahkan, meskipun program TPS3R Desa Pangkung Karung dikatakan sudah berhasil dalam mengolah sampah, tetapi belum semua masyarakat memakai jasa pengangkutan sampah. Sebab dari 1.012 KK, baru sebanyak 352 KK yang terlayani atau sekitar 30 persen. (ang)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved