Berita Klungkung

RAWAN Tsunami Nomor 2 di Bali, di Wilayah Kusamba Klungkung, BMKG Latih Warga Mitigasi Bencana!

Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar, Arief Tyastama menjelaskan, wilayah Kusamba merupakan wilayah yang rawan terhadap gempa bumi & tsunami.

Pixabay
Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar, Arief Tyastama menjelaskan, wilayah Kusamba merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami. 

TRIBUN-BALI.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Denpasar, menggelar Sekolah Lapang Gempa Bumi 2024 di Kabupaten Klungkung.

Kegiatan ini untuk melatih masyarakat dalam mitigasi bencana gempa dan tsunami. Kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi 2024 menyasar masyarakat di wilayah pesisir Klungkung, khususnya warga di Desa Kusamba dan Kampung Kusamba, yang wilayanya termasuk rawan bencana tsunami.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar, Arief Tyastama menjelaskan, wilayah Kusamba merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.

Pada tahun 2016 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali menyasar Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, sebagai pilot project (percontohan) desa tangguh bencana.

Karena untuk di Bali, Desa Kusamba menempati posisi ke-2 rawan bencana tsunami, setelah perairan di Badung.

Baca juga: PAMAN & Ponakan Digerebek Polisi Saat Nyabu Bareng, Satres Narkoba Polres Bangli Kini Kejar Dua DPO!

Baca juga: Sembilan Orang Ditangkap Karena Narkoba di Tabanan, Total Berat Seluruhnya 78,56 Gram

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono (tengah), didampingi Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar, Arief Tyastama (kiri) dan Kalak BPBD Klungkung Putu Widiada (kanan) disela-sela kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi 2024 di Kabupaten Klungkung, Kamis (20/6/2024).
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono (tengah), didampingi Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar, Arief Tyastama (kiri) dan Kalak BPBD Klungkung Putu Widiada (kanan) disela-sela kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi 2024 di Kabupaten Klungkung, Kamis (20/6/2024). (ISTIMEWA)

"Hingga saat ini gempa bumi belum dapat diprediksi, namun untuk tsunami dapat diperkirakan berdasarkan pemodelan BMKG. Untuk itu, kita harus mampu melakukan mitigasi gempa bumi mandiri dan memahami rantai peringatan dini tsunami sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat untuk meminimalisir korban," ujar Arief Tyastama, Kamis (20/6/2024).

Sekolah Lapang Gempa Bumi, dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan mengingatkan kembali pemahaman tentang tsunami di daerahnya.

Ini juga merupakan langkah awal pelaksanaan Tsunami Ready Community yang bertujuan membangun masyarakat tanggap tsunami dan memeroleh pengakuan dari UNESCO sebagai desa yang siap menghadapi bahaya tsunami.

"Sekolah lapang gempa bumi tahun 2024 ini, mengambil tema membangun budaya masyarakat tanggap gempa bumi dan tsunami, serta mewujudkan transportasi laut yang aman di wilayah Kusamba," ungkap Arief Tyastama.

Sementara Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono memaparkan, berdasarkan catatan historis tsunami, wilayah Kusamba sudah empat kali diterjang tsunami.

Misalnya tsunami tahun 1815 dan 1917 yang dikenal sebagai Gejer Bali I dan II di mana menimbulkan banyak korban jiwa.

Selanjutnya tahun1977 merupakan tsunami kiriman dari Selatan Sumbawa. Selain itu, tsunami Banyuwangi tahun 1994 disebabkan oleh megathrust Selatan Banyuwangi.

"Wilayah Klungkung, khususnya Kusamba berbatasan dengan selat Badung di bagian Selatan yang menghadap langsung segmen megathrust," ungkap Daryono.

Menurut Daryono, ini berpotensi menimbulkan gempa bumi dengan magnitude maksimum 8,5 SR, dan menimbulkan tsunami dengan ketinggian maksimum 8 meter di pesisir Kusamba.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar, Arief Tyastama menjelaskan, wilayah Kusamba merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar, Arief Tyastama menjelaskan, wilayah Kusamba merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami. (Pixabay)

"Kita harus membangun kesegiaan. Kapan terjadi (bencana) kita tidak tau, tapi kita bisa siapkan mitigasinya. Sekali lagi, kita tingkatkan kapasitas untuk mitigasi bencana melalui kegiatan ini, sehingga bisa menimalisir korban jiwa jika terjadi bencana," ujar Daryono.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved