Berita Jembrana
Puing Monumen Perjuangan Lenyap Hilang Ditelan Ombak Abrasi, Ini Komitmen Pemkab Jembrana
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba menjamin Monumen Perjuangan akan dibangun lagi. Namun, pembangunannya akan dilakukan setelah senderan pantai selesai.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Seorang warga menatap deretan bangunan di Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, yang hancur digempur abrasi, Kamis (27/6). Dari sekian banyak bangunan dari rumah, warung, satu di antaranya adalah monumen bersejarah.
Monumen Perjuangan Pebuahan ini sudah ambruk setelah diterjang ombak besar sejak bertahun-tahun lamanya. Monumen ini didirikan untuk mengenang peristiwa Perang Laut pendaratan pertama pasukan Kapten Markadi pada tanggal 4 April 1946. Keberadaannya menjadi simbol perjuangan kemerdekaan Indonesia pada masa agresi militer 78 tahun silam.
Warga Desa Pebuahan, Hariyanto mengatakan, awalnya monumen tersebut hanya terancam abrasi, namun akhirnya ambruk juga diterjang ombak besar saat masa gelombang pasang bulan purnama beberapa waktu lalu.
Sekarang, puing-puing monumen itu sudah hilang, terpecah menjadi bagian-bagian kecil kemudian diseret air laut."Tapi sekarang hilang. Dua pekan lalu masih ada, saya sempat melihat bersama anak saya," katanya, Kamis (27/6).
Baca juga: 27 Perbekel Akan Dilantik Kembali, Dampak Perpanjangan Jabatan Jadi 8 Tahun
Baca juga: JASAD Perempuan Asal Banten Berbau Busuk di Kamar Kos, Simak Penjelasan Kasi Humas Polresta Denpasar

Ia mengatakan, warga Pebuahan berharap agar Pemkab Jembrana segera mengambil langkah dengan membangun kembali monumen tersebut. Monumen itu sebagai simbol penghormatan kepada para pahlawan.
Ia ingin agar monumen itu dibangun lagi setelah proyek senderan atau tanggul pantai tuntas. "Seiring pembangunan senderan pengaman pantai, kami harap tugu perjuangan ini juga dibangun kembali," harapnya.
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba menjamin Monumen Perjuangan akan dibangun lagi. Namun, pembangunannya akan dilakukan setelah senderan pantai selesai. Hal ini untuk memastikan lokasi yang baru lebih strategis dan aman dari abrasi. "Akan dibangun ulang," kata Tamba.
Kepala Dinas Sosial Jembrana, I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata mengaku sudah melakukan pengecekan dan sedang berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Jembrana terkait kajian. "Kami masih menunggu kajian dari Dinas PU," sebutnya. (mpa)
1.230 Meter Belum Tertangani
Upaya pencegahan abrasi di Pantai Pebuahan harus dilakukan secara berkelanjutan. Bupati Jembrana, I Nengah Tamba mengaku tetap berkomunikasi dengan Pemerintah Pusat agar proyek tanggul di pesisir Pantai Pebuahan tuntas.
Tahun ini pengerjaan proyek hanya 770 meter sementara abrasi menggerus sepanjang dua kilometer. "Ya nanti bertahap (proyek senderan) agar masyarakat aman. Kami juga terus perjuangkan dan komunikasikan ke pusat," tandasnya.
Gelombang laut terus menggempur mendekati rumah warga di pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru. Sapuan ombak membuat banyak bangunan tergurs dan hanya menyisakan lima warung ikan bakar.
Abrasi masih terus mengikis meski pembangunan senderan pengaman pantai sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Bahkan abrasi yang terjadi sudah mulai merangsek ke rumah-rumah warga. (mpa)
Rata-rata Korban Anak SMP dan SMA, Kasus TPKS di Jembrana Bali Meningkat Tahun Ini |
![]() |
---|
Jembrana Andalkan Medali Emas di Panjat Tebing dan Atletik, Target Lebih Banyak Dari Sebelumnya |
![]() |
---|
Baru Kenal 3 Hari, Pelaku Nekat Lakukan ini pada Mahasiswi di Jembrana, Terbongkar Lewat Facebook |
![]() |
---|
Rumah Soni Tak Layak Huni dan Berpotensi Roboh, Diusulkan Dapat Prioritas Bantuan di Jembrana Bali |
![]() |
---|
CIDUK Puluhan Anak Jalanan di Gilimanuk! Modusnya Sembunyi di Truk Hingga Malak Pengguna Jalan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.