Berita Jembrana
Rata-rata Korban Anak SMP dan SMA, Kasus TPKS di Jembrana Bali Meningkat Tahun Ini
Mulai dari jadi korban tindak pidana kekerasan seksual (TPKS) hingga KDRT. Khusus TPKS, di Jembrana sendiri sudah tercatat belasan kasus.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Kasus tindak pidana dengan melibatkan perempuan dan anak di Jembrana tahun ini cenderung meningkat.
Hingga Agustus 2025 kemarin, tercatat sudah ada 31 kasus yang melibatkan perempuan dan anak.
Mulai dari jadi korban tindak pidana kekerasan seksual (TPKS) hingga KDRT. Khusus TPKS, di Jembrana sendiri sudah tercatat belasan kasus.
Menurut data yang diperoleh, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Jembrana mencatat sejumlah kasus yang terjadi pada periode tiga tahun belakangan ini atau 2023- Agustus 2025.
Baca juga: Cabor Motorcross Jembrana Sapu 3 Emas di Porprov Bali, Kelas Modifikasi Beregu Didiskualifikasi
Pada tahun 2023 tercatat ada sebanyak 7 kasus tpks terhadap anak di bawah umur.
Bahkan, sebagain dari pelakunya juga masih anak di bawah umur.
Sementara di 2024 kemarin, tercatat ada 5 kasus TPKS yang korbannya merupakan anak di bawah umur serta 16 kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terjadi di Gumi Makepung.
Sedangkan, hingga bulan Agustus 2025 ini, pihaknya telah mencatat ada 31 kasus yang melibatkan perempuan dan anak.
Dari jumlah tersebut kasus TPKS dan KDRT yang mendominasi.
"Hingga Agustus 2025 kemarin tercatat sudah ada 31 kasus (melibatkan perempuan dan anak)," jelas Kepala UPTD PPA Jembrana, Ida Ayu Sri Utami Dewi saat dikonfirmasi, Senin (8/9).
Dia menyebutkan, puluhan kasus yang tercatat tersebut mulai dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan seksual (TPKS), kriminal, kekerasan fisik hingga penelantaran.
"Untuk kekerasan seksual di bawah umur tidak sampai setengah dari total kasusnya. Rata-rata mereka yang jadi korban adalah yang masih duduk di bangku SMP dan SMA," sebutnya.
Baca juga: Jembrana Andalkan Medali Emas di Panjat Tebing dan Atletik, Target Lebih Banyak Dari Sebelumnya
Disinggung mengenai faktor penyebab dari kasus TPKS dengan korban anak di bawah umur di Jembrana, Dayu Sri menyebutkan ada berbagai faktor yang jadi penyebab.
Salah satunya adalah si pelaku yang lebih banyak merupakan orang dekat korban dan mengetahui kebiasaan korban. Namun, masih lebih dominan dilakukan oleh orang yang dikenal dekat dengan korban.
"Selain itu juga yang banyak adalah karena pelaku terpengaruh kebiasaan menonton film dewasa. Kemudian ada anak yang karena pergaulan terlalu bebas, dimana kontrol orang tua yang kurang ketat dan memperhatikan," ungkapnya.
Jembrana Andalkan Medali Emas di Panjat Tebing dan Atletik, Target Lebih Banyak Dari Sebelumnya |
![]() |
---|
Baru Kenal 3 Hari, Pelaku Nekat Lakukan ini pada Mahasiswi di Jembrana, Terbongkar Lewat Facebook |
![]() |
---|
Rumah Soni Tak Layak Huni dan Berpotensi Roboh, Diusulkan Dapat Prioritas Bantuan di Jembrana Bali |
![]() |
---|
CIDUK Puluhan Anak Jalanan di Gilimanuk! Modusnya Sembunyi di Truk Hingga Malak Pengguna Jalan |
![]() |
---|
MIRIS Sekali Rumah Made Soni Berpotensi Roboh, Diusulkan Dapat Prioritas Bantuan Bedah Rumah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.