Berita Gianyar

Pesan Mendesak Krisis Iklim, Lokakarya Aktivisme Musik dan Lingkungan

Sebanyak 15 musisi yang tergabung dalam The Indonesian Climate Communications, Arts and Music Lab (IKLIM) berkumpul di Ubud, Gianyar.

TRIBUN BALI/WAYAN ERI GUNARTA
KRISIS IKLIM - Sebanyak 15 musisi yang tergabung dalam IKLIM menggelar jumpa pers di Ubud, Gianyar, Bali, Kamis (4/7) malam. Mereka mengkampanyekan gerakan konservasi iklim. 

TRIBUN-BALI.COM - Sebanyak 15 musisi yang tergabung dalam The Indonesian Climate Communications, Arts and Music Lab (IKLIM) berkumpul di Ubud, Gianyar. Mereka mengkampanyekan gerakan konservasi iklim.

Musisi mendorong kolaborasi untuk meningkatkan kesadaran Indonesia tentang krisis iklim. Lokakarya bertema “Aktivisme Musik dan Lingkungan” ini digelar tanggal 1-5 Juli 2024 di beberapa lokasi di Ubud.

Musisi dan band yang terlibat ada Asteriska, Bsar, Daniel Rumbekwan, DJ Bachoxs, Down For Life, Efek Rumah Kaca, Jangar, Las!, Matter Mos, Petra Sihombing, Poker Mustache, Rhosy Snap, The Vondallz, Voice of Baceprot, dan Wake Up Iris.

“Musik memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan mendesak tentang krisis iklim. Melalui IKLIM, kami bertujuan menginspirasi tindakan dan meningkatkan kesadaran melalui ekspresi kreatif," ujar Nova Ruth, musisi yang tergabung gerakan IKLIM.

Baca juga: HIRUP Udara Bebas, Winasa Disambut Ribuan Warga Tegalcangkring, Dari Rutan Negara Langsung Malukat!

Baca juga: IWS Diduga Disiksa 10 Anggota Polres Klungkung Hingga Cacat, Lapor ke Polda Bali, Kasus Mobil Bodong

KRISIS IKLIM - Sebanyak 15 musisi yang tergabung dalam IKLIM menggelar jumpa pers di Ubud, Gianyar, Bali, Kamis (4/7) malam. Mereka mengkampanyekan gerakan konservasi iklim.
KRISIS IKLIM - Sebanyak 15 musisi yang tergabung dalam IKLIM menggelar jumpa pers di Ubud, Gianyar, Bali, Kamis (4/7) malam. Mereka mengkampanyekan gerakan konservasi iklim. (TRIBUN BALI/WAYAN ERI GUNARTA)

IKLIM, yang didirikan pada awal 2023 bertujuan untuk menjawab tantangan krisis iklim yang mendesak dengan menyatukan musisi, seniman, organisasi lingkungan, dan pakar iklim. Melalui musik dan seni, IKLIM mendorong masyarakat untuk terlibat dalam dialog dan bertindak menghadapi krisis iklim di Indonesia.

Inisiatif ini menekankan pentingnya transisi dari ketergantungan pada batubara ke energi terbarukan, melindungi dan memulihkan ekosistem laut dan keanekaragaman hayati, serta meningkatkan praktik berkelanjutan di seluruh komunitas.

Selama lokakarya empat hari ini, peserta menjelajahi isu-isu krisis iklim, solusi energi terbarukan, dan dampak penggunaan batubara terhadap polusi udara dan emisi CO2. Musisi berkesempatan memperdalam keterampilan dalam menyusun narasi yang menarik tentang krisis iklim dan solusinya untuk mempengaruhi persepsi dan tindakan masyarakat.

Mereka juga akan melakukan penanaman pohon guna mengimbangi emisi karbon yang dihasilkan (carbon offsetting) dari perjalanan para musisi dari kota asalnya ke Bali. Kegiatan penanaman pohon dilakukan di area Gianyar sebagai langkah konkret untuk melestarikan ekosistem lokal. (weg)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved