Berita Jembrana
Uji Coba Mesin Pengolahan Sampah, Diolah Menjadi RDF di TPA Peh Jembrana, Suntik Anggaran 1,5 Miliar
untuk mendukung operasional pengolahan sampah menjadi RDF ini, pemerintah bakal kembali menyuntikkan anggaran senilai Rp 1,5 miliar
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Pemerintah Kabupaten Jembrana akhirnya memulai uji coba mesin pengolahan sampah menjadi kripik sampah atau RDF (Refuse Derived Fuel) di TPA Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, Kamis 11 Juli 2024.
Namun begitu, pemerintah dan pihak pengelola masih belum berani menyebutkan berapa ton sampah yang berhasil dikelola dalam sehari.
Sebab, mesin pendukung untuk mengolah jadi RDF belum memadai dengan mesin yang menghasilkan kripik sampah.
"Hari ini kerjanya masih manual atau konvensional tapi nantinya bakal dilakukan oleh mesin atau teknologi. Karena jika menggunakan tenaga manusia, target 200 ton sehari agak susah direalisasikan," kata Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, Kamis 11 Juli 2024.
Baca juga: Target Awal Olah Sampah 50 Ton Per Hari, Mesin Pengolah Sampah Jadi RDF di TPA Peh Segera Beroperasi
Dia menyebutkan, untuk mendukung operasional pengolahan sampah menjadi RDF ini, pemerintah bakal kembali menyuntikkan anggaran senilai Rp 1,5 miliar pada APBD Perubahan 2024 ini.
"Saya rasa nanti bisa. Karena penyelesaian persoalan sampah di Jembrana ini adalah yang prioritas bagi kami. Astungkara bisa diselesaikan," ungkapnya.
Disinggung mengenai hasil olahan yakni RDF nantinya akan dibawa kemana? Tamba menyebutkan sudah ditunggu oleh pihak lainnya yakni PTSP.
"Saya sudah MoU dan sudah PKS (perjanjian kerja sama). Dan yang bersangkutan sudah siap untuk menerimanya," katanya.
"Kami optimis, sampah yang volumenya 100.000 ton ini kita selesaikan nantinya. Mohon doa restu agar segera selesai," tandasnya.
Terpisah, Perwakilan Rekanan PT Wisesa Global Solusindo sebagai penyedia mesin, Johan mengatakan dirinya sudah berada di Jembrana selama sepekan.
Dalam waktu tersebut, dirinya bersama tim fokus melakukan instalasi dan uji coba mesin pengolahan sampah menjadi RDF di TPA Peh.
"Semua sistemnya sudah berjalan dengan baik. Tinggal produksinya nanti akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan," katanya.
Sebab, kata dia, pengelolaan gunung sampah di TPA Peh harus dilakukan secara hati-hati karena diketahui mengandung gas metan. Dan dirinya percaya usaha yang baik akan menghasilkan yang baik pula.
Disinggung mengenai produk olahan yang nantinya dihasilkan, Johan memilih untuk belum berani menyebut angka.
Sebab, sistem kerja dari mesin pengolahan sampah tersebut harus ada sinkronisasi dengan mesin lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.