Warga Bali Meninggal di Jepang

UPDATE: Winarka Melihat Langsung Kepergian Anaknya, Made Dwi Dikenal Kreatif dan Sosok Pekerja Keras

informasi mengenai peristiwa kecelakaan yang dialami I Made Dwi Putrayasa diterima pasca kejadian di Jepang, Senin 8 Juli 2024 lalu

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Salah satu karangan bunga yang berdiri di depan rumah duka siswa magang kerja di Jepang, di Banjar Ketiman Kaja, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa 16 Juli 2024 - UPDATE: Winarka Melihat Langsung Kepergian Anaknya, Made Dwi Dikenal Kreatif dan Sosok Pekerja Keras 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Suasana di rumah duka I Made Dwi Putrayasa di Banjar Ketiman Kaja, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali tampak sepi, Selasa 16 Juli 2024.

Hanya ada ayah dan istri korban yang masih berada di lokasi.

Belum ada aktivitas apapun yang dilakukan pihak keluarga mengingat masih menunggu kedatangan jenazah ke rumah duka.

Menurut pantauan, sejumlah karangan bunga sudah berada di depan rumah korban.

Baca juga: KABAR DUKA! Made Dwi Terjatuh dari Truk di Jepang, Alami Benturan Keras, Keluarga Menunggu di Bali

Tenda milik adat di rumah duka juga sudah didirikan menandakan bahwa di rumah tersebut bakal melangsungkan berbagai upacara atau ritual tertentu. Salah satunya adalah pengabenan.

Ayah korban, I Ketut Winarka (59) menuturkan, informasi mengenai peristiwa kecelakaan yang dialami I Made Dwi Putrayasa diterima pasca kejadian di Jepang, Senin 8 Juli 2024 lalu.

Saat itu, istri korban Ni Komang Murdani (34) menerima informasi lewat telp dari pihak terkait di Jepang.

"Setelah kejadian, istri anak saya yang menerima informasi bahwa Made Dwi mengalami kecelakaan," tutur Winarka saat dijumpai di rumah duka.

Dia melanjutkan, korban mengalami kecelakaan saat naik mobil pick up kecil untuk mengangkut hasil pertanian dari lokasi menuju tempat penjualan.

Di saat perjalanan, korban justru terjatuh dari bak mobil. Mengingat ia duduk di bagian bak pick up bagian belakang.

"Luka parahnya di kepala saja karena terlihat di kepala bagian kiri ada perbannya, kemungkinan pasca operasi. Selain itu seperti wajah maupun badannya tidak ada terluka," ungkapnya.

Setelah tiga hari dirawat, kata dia, pihaknya kembali berkomunikasi lewat telp dengan pihak di Jepang mengenai kondisi anaknya.

Saat itu, kondisi Made Dwi sudah koma pasca operasi dan kondisinya kian memburuk.

Sekitar pukul 21.36 waktu Jepang hari Rabu 10 Juli 2024 tersebut, Made Dwi dinyatakan meninggal dunia.

"Tak lama setelah video call itu, anak saya meninggal. Saya melihat langsung anak saya saat itu lewat video call," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved