Serda Gede Didin Meninggal
Keluarga Gede Didin Temukan Kejanggalan, Sudiasa Terpukul: Berangkat Sehat Pulang Jadi Mayat
Baru Tugas Satu Bulan, Serda Gede Didin Saputra Meninggal Dunia, Keluarga Temukan Kejanggalan
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Setelah melihat sang buah hati menggapai cita-citanya, justru kenyataan pahit harus ditelan I Komang Sudiasa.
Baru bertugas satu bulan, Sudiasa yang merupakan ayah dari Prajurit TNI, Serda I Gede Didin Saputra mendapati anaknya meninggal dunia saat berada di Batalyon 762 Papua.
Kepada Tribun Bali, Sudiasa menceritakan bagaimana mulanya ia mendapati anaknya meninggal dunia saat bertugas di Papua.
“Tugas Papua baru tanggal 3 Juni 2024, pelantikan di Dodiklatpur Pulaki, lalu tanggal 4 Juni berangkat dari Pulaki ke Surabaya dan tanggal 6 dari Surabaya ke Papua. Sampai Papua kira-kira tanggal 14 Juni naik kapal laut,” jelas Sudiasa, Minggu 21 Juni 2024.
Baca juga: Keluarga Serda Gede Didin Lapor Dugaan Kekerasan ke Kodam IX/Udayana, Investigasi Dilakukan Kasuari
Lebih lanjutnya ia mengatakan, sampai di Papua, Serda Didin masih berada di penampungan dan belum ada penugasan.
Selama di penampungan dua minggu terdapat kejadian yang Sudiasa sendiri baru mengetahuinya usai anaknya meninggal.
Serda Didin sebelumnya sempat mengirimkan pesan ke kekasihnya terkait kondisinya.
Setelah itu pada tanggal 30 Juni 2024 Serda Didin dikabarkan sakit dan dirawat di ruangan perawatan klinik batalion.
Mendengar anaknya sedang sakit, Sudiasa pun sempat melakukan panggilan video pada anaknya pada tanggal 30 Juni 2024.
“Dia (Serda Didin) bilang baik-baik saja. Saya mau ke sana tapi anak saya mencegah, di sana anak saya tidak mau terus terang apa yang sebenarnya terjadi. Dia juga chat pacarnya bilang tidak mau bilang sama keluarga di rumah agar tidak khawatir,” bebernya.
Dari awal di penugasan di Papua, Sudiasa mengatakan anaknya sehat-sehat saja.
Ia pun sempat merasa aneh setelah mendengar informasi pada Minggu 30 Juni 2024, anaknya sakit demam dan diare.
Setelah itu pada Kamis 4 Juli 2024, Serda Didin dikabarkan drop lalu hari Jumat 5 Juli 2024 dibawa ke UGD Rumah Sakit di sekitar penampungan.
Semakin drop, jenazah Serda Didin pada hari Sabtu 6 Juli 2024 dibawa ke RSUD terbesar di Papua, dan pada hari Minggu 7 Juli 2024, keluarga sudah mendapatkan informasi bahwa Serda Didin meninggal dunia pada pukul 23.30 waktu setempat.
“Akhirnya begitu jenazah datang saya lakukan autopsi di RSUP Prof Ngoerah karena meninggalnya tidak wajar dibilang sakit gangguan liver tak mungkin meninggal seketika anak saya. Baru saja dilantik tanggal 3 Juni 2024, baru penugasan satu bulan di Papua. Saat berangkat sehat-sehat lalu pulang jadi mayat siapa yang tidak terpukul,” terangnya.
Dengan keputusan akhirnya Sudiasa pun bulat untuk melakukan autopsi pada jenazah anaknya. Perundingan mengenai autopsi berulang kali dilakukan.
Perjalanan Serda Didin Menjadi Prajurit TNI
Sebelumnya, Serda Didin telah menempuh pendidikan dasar TNI di Tabanan selama 5 bulan, lalu di Dodiklatpur Pulaki selama 4 bulan.
Sehingga Serda Didin telah mengikuti pendidikan menjadi prajurit TNI selama 9 bulan.
Setelah pendidikan, Serda Didin pun ditugaskan di Papua.
Serda Didin merupakan anak pertama.
Ia memiliki tiga orang adik. Jenazah Serda didin telah dimakamkan pada 9 Juli 2024 lalu.
Hingga kini pihak keluarga juga telah melaporkan kasus ini ke Penyidikan Pomdam IX/Udayana. (*)
Kumpulan Artikel Bali
Artikel ini telah mengalami perubahan pada Judul dan isi untuk memberikan informasi yang lebih akurat
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.