Pilkada Bali 2024

FINAL Giri Prasta Jadi Panglima, Geng Badung Solid, Rekomendasi PDIP Tunggu Teken Megawati

FINAL Giri Prasta Jadi Panglima, Geng Badung Solid, Rekomendasi PDIP Tunggu Teken Megawati

Kolase Tribun Bali
FINAL Giri Prasta Jadi Panglima, Geng Badung Solid, Rekomendasi PDIP Tunggu Teken Megawati 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Konstelasi politik di Pilkada Badung mendadak jadi sorotan, menyusul mundurnya calon Wakil Bupati Disel Astawa yang digadang bakal mendampingi Wayan Suyasa.

Tentu saja kabar Disel Astawa itu mundur menghebohkan warga Badung, padahal Paket Wasudera didukung koalisi KIM.

Kini Golkar Badung harus putar otak untuk mencari calon untuk melawan PDIP.

Disisi lain, sampai saat ini partai PDIP Badung juga belum memunculkan rekomendasi resmi untuk calon bupati dan wakil bupati.

Baca juga: ARAH MEGAWATI di Pilgub Bali Kian Jelas, Harus Unggul Faktor Ini, Wayan Koster atau Giri Prasta?

Namun dengan berhentinya Disel Astawa bisa memuluskan calon PDIP nanti untuk merebut kursi Bupati dan Wakil Bupati Badung.

Hanya saja, dengan tarik ulurnya rekomendasi dari PDIP kemungkinan besar PDIP bisa melakukan koalisi dengan Golkar.

Artinya pada Pilkada Badung 2024 bisa jadi akan melawan kotak kosong.

Baca juga: Wayan Koster Kantongi Rekomendasi dari DPP PDIP, Potensi Menang 70 Persen, Ada yang Lompat Pagar?

Namun dari informasi yang dihimpun pada Minggu 11 Agustus 2024, PDIP Badung yang diketuai I Nyoman Giri Prasta mendorong I Wayan Adi Arnawa yang kini menjabat Sekda Badung untuk merebut kursi Bupati Badung.

Bahkan sampai saat ini tidak ada kader PDIP yang dijagokan untuk mencalonkan menjadi calon bupati.

Berbeda dengan Partai Golkar, Ketua DPD Golkar Badung I Wayan Suyasa malah sudah memantapkan diri untuk merebut kursi Bupati.

Hanya saja kini paket calon Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu malah bubar.

Apalagi diinternal partai masih buyar dengan mundurnya Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar.

Namun dari hitungan kursi di DPRD Badung hanya partai Golkar dan PDIP yang bisa menelorkan calon.

Pasalnya Golkar kini memiliki lebih dari 20 persen kursi di DPRD Badung atau 11 kursi yang berhasil diraih.

Selain itu PDIP juga memiliki kursi di DPRD Badung yang melebihi 20 persen yakni memperoleh 27 kursi dari total 45 kursi DPRD.

Ketua DPC PDIP Badung I Nyoman Giri Prasta sampai saat ini belum berani menyebutkan siapa calon PDIP yang akan bertarung pada Pilkada Badung.

Giri Prasta mengaku masih menunggu keputusan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri.

"Untuk rekomendasi, itu kewenangan ketua umum kami yakni ibu H Megawati Soekarno Putri," ujarnya belum lama ini

Giri Prasta selaku kader partai selalu menghormati penuh keputusan dari DPP PDIP.

Namun khusus untuk di Badung siapapun nanti calonnya dadi PDIP, pihaknya akan turun untuk memenangkannya.

"Iya siapapun calonnya nanti dari PDIP, saya Giri Prasta siap menjadi panglima perang untuk memenangkan," imbuhnya.

Rekomendasi PDIP di Pilgub Bali Tergantung Ini

Sampai saat ini, rekomendasi PDIP untuk Pilgub Bali masih belum turun, dua nama Wayan Koster dan Giri Prasta pun terus mengemuka.

Sementara baliho dua tokoh PDIP, Wayan Koster dan Giri Prasta terlihat terpasang di beberapa wilayah strategis.

Spekulasi paket jelang Pilgub Bali pun ramai diantaranya, pasangan Wayan Koster-Giri Prasta atau Koster-Giri.

Kemudian ada juga paket Giri Prasta-Bintang Puspayoga atau Giri-Bintang.

Adapula Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Koster-Ace.

Terkait rekomendasi untuk Pilgub, Sekretaris DPD PDIP Bali, IGN Jaya Negara meminta menanyakan langsung ke Ketua DPD, Wayan Koster.

“Untuk rekomendasi (Pilgub Bali) lebih baik Pak Ketua yang ditanya,” kata Jaya Negara saat hadir dalam kegiatan bersih-bersih sungai yang digelar DPC PDI Perjuangan Denpasar, Sabtu 10 Agustus 2024.

Saat ditanya terkait kapan kira-kira rekomendasi Pilgub Bali tersebut turun, ia juga mengaku tak tahu.

Namun demikian, menurutnya biasanya akan ada panggilan dari DPP PDIP yang dijadwalkan per DPD untuk dipanggil.

Dan pihaknya mengaku hanya menunggu kapan jadwal pemanggilan DPP PDIP itu turun.

“Tanggalnya tahu, belum. Kalau biasanya ada panggilan dari DPP PDIP dijadwalkan per provinsi, per DPD dipanggil. Kita tinggal tunggu saja,” kata Jaya Negara.

Menurutnya, indikator yang digunakan pertama dalam pemberian rekomendasi PDIP ini adalah survei.

Dari survei akan diketahui apakah kader PDIP tersebut layak untuk dicalonkan.

“Saya rasa indikator dipakai pertama pasti survei, apakah kader layak untuk dicalonkan,” katanya.

Sementara itu, untuk Pilkada di Kabupaten/ Kota di Bali telah beredar luas diduga bocoran nama-nama bakal calon kepala daerah khususnya bupati dan wakil bupati serta wali kota dan wakil walikota yang akan diusung PDIP di Bali.

Dari 9 kabupaten dan kota di Bali, hanya Klungkung dan Badung yang masih belum ada calon dalam daftar yang beredar tersebut.

Selain nama, juga ada persentase potensi kemenangan untuk masing-masing pasangan calon PDIP yang rata-rata berada di atas angka 70 persen.

Hanya calon di Kabupaten Jembrana yang diprediksi persentase kemenangan kurang dari 40 persen.

Adapun nama tersebut yakni, untuk Bangli keduanya merupakan petahana yakni Sang Nyoman Sedana Arta berpaket dengan I Wayan Diar dengan persentase potensi kemenangan lebih dari 70 persen alias menang.

Kemudian untuk Buleleng muncul nama I Nyoman Sutjidra yang merupakan petahana wakil bupati berpaket dengan Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna.

Dimana potensi kemenangan pasangan ini diprediksi lebih dari 70 persen.

Untuk di Kabupaten Gianyar, petahana I Made Mahayastra berpaket dengan Anak Agung Gde Mayun yang sama-sama merupakan petahana dengan potensi kemenangan di atas 75 persen.

Lalu di Kabupaten Jembrana, ada nama I Made Kembang Hartawan yang sebelumnya pernah gagal jadi bupati berpaket I Gede Ngurah Patriana Krisna.

Namun dalam daftar tersebut disebutkan potensi kemenangannya masih di bawah 40 persen sehingga perjuangan di wilayah Jembrana masih berat.

Sedangkan di Kabupaten Karangasem, I Gede Dana sebagai petahana diusung kembali namun belum disebutkan sosok yang akan mendampinginya.

Dan potensi kemenangannya juga cukup tinggi yakni di atas 65 persen.

Serta di Kabupaten Tabanan, petahana I Komang Gede Sanjaya berpasangan dengan I Made Dirga yang saat ini menjabat ketua DPRD Tabanan.

Potensi kemenangan keduanya yakni di atas 70 persen.

Serta untuk Kota Denpasar, PDIP masih mengusung petahana yakni IGN Jaya Negara bersama I Kadek Agus Arya Wibawa dengan potensi kemenangan di atas 70 persen.

Sebelumnya terkait rekomendasi, Wayan Koster mengatakan akan keluar kira-kira akhir Juli atau awal Agustus 2024.

Wayan Koster juga mengaku rajin melakukan komunikasi politik dengan pimpinan partai di Bali.

"Dengan semua partai iya kami melakukan komunikasi politik. Dengan Golkar sudah, Gerindra sudah, sekarang semua tinggal ditentukan oleh pusat," katanya.

Sementara itu, untuk di Kota Denpasar, Ketua DPC PDI-P Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede mengatakan, pihaknya hanya mengajukan satu rekomendasi ke pusat yakni petahana saat ini.

Dan menurutnya, rekomendasi untuk IGN Jaya Negara dan Kadek Arya Wibawa (Jaya-Wibawa) sudah turun dari DPP PDIP.

Menurutnya, rekomendasi ini sudah turun pada Juli 2024 kemarin.

Saat ini, proses selanjutnya tinggal menunggu pendaftaran ke KPU Kota Denpasar tanggal 27 Agustus 2024 nanti.

"Rekomendasi sudah, sudah turun Juli kemarin. Sudah lama, sekarang tinggal mendaftar saja. Kan Jaya-Wibawa saja kita kirimkan ke DPP jadi tidak ada yang lain lagi," jelasnya.

Terkait dengan pilkada serentak ini, pihaknya sebagai petugas partai jelas ingin mengamankan kedua suara di Denpasar.

"Selaku petugas partai sama-sama bisa mengamankan suara Pilwali dan Pilgub. Kami berusaha mempertahankan suara agar tetap linier antara Pilgub dan Pilwali," katanya. (*)
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved