Teater Selem Putih Tampilkan Garapan Bendera di FSBJ, Hanya Bersatu saat Rebut Sembako dan Kekuasaan
"Untuk apa baca buku sejarah kemerdekaan Indonesia, jika hal itu tidak menjadi syarat mendapatkan bansos?"
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tokoh pahlawan juga bertanya apakah mereka membaca buku sejarah kemerdekaan Indonesia?
Baca juga: Ketut Nuryasta Jual Es Tuak Loloh Sejak 1973, Dijajakan Pertama di Depan Bioskop Singaraja Teater
Semua jawab untuk apa membaca buku sejarah kemerdekaan Indonesia kalau itu tidak pernah menjadi salah satu syarat sebagai: penerima sembako, calon wakil rakyat, calon bupati, Presiden dan Calon Investor
"Jadi kondisi kekinian saya potret dan jarit dalam pertunjukan yang saya simbulkan dalam lomba panjat pinang. Dalam lomba itu ketika mereka memanjat mencari tujuan, tiba-tiba semua sibuk dengan masalah pribadi sehingga sulit mencapai tujuan.Begitu juga di negeri kita sulit meraih tujuan karena semua sibuk urusan pribadi," katanya.
Putu Satria Kusuma, menyutradarai pertunjukan teater sejak tahun 1986 menyebutkan garapan ini melibatkan 10 pemain.
Mereka adalah Mang Ajik, Dek Arta, Purnada, Pasir, Made Candriga Krisna Kumari, Gede Aditya Simpati Aji, Mang Diva, Wahyu, Bagus Andika dan Mang Tri Rahayu.
Sedangkan penata lampu Mang Diva dan didukung musik Konot,Bogi,Mang Wir dan Adit.
Dalam FSBJ VI Tahun ini untuk materi Adilango (pergelaran) hanya ada 2 pergelaran yang ditampilkan, yaitu Teater Kini Berseri dan Musik Pramusti Bali.
Untuk Utsawa (parade) juga hanya melibatkan 2 sekaa sanggar atau komunitas, yaitu Teater Agustus Teater Selem Putih, serta melibatkan 2 parade.
Yakni, parade monolog dari Teater Jineng (SMA N 1 Tabanan) dan Parade Seni Baca Puisi (Komunitas Seni Candaka Gianyar). (*)
Berita lainnya di Teater
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.