Berita Denpasar
Denpasar Cari Anak Muda yang Mau Bertani, Gunakan Peralatan Modern hingga Usaha Jasa
Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, Anak Agung Bayu Brahmasta menilai diperlukan strategi dengan memperlihatkan ke kaum milenial.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Dinas Pertanian Kota Denpasar mencari anak muda yang mau bertani. Hal ini dilakukan agar generasi bertani di Denpasar tidak putus sekaligus menekan alih fungsi lahan.
Beberapa upaya pun ditempuh untuk menarik anak muda terutama generasi milenial agar tertarik dengan dunia pertanian seperti sekolah lapangan, penggunaan alat pertanian modern, hingga pembentukan usaha jasa pertanian.
Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, Anak Agung Bayu Brahmasta menilai diperlukan strategi dengan memperlihatkan ke kaum milenial. Kata dia, bertani tidak harus berkotor-kotoran dan juga tidak harus bekerja berat. Apalagi dengan adanya berbagai teknologi yang semakin mempermudah pekerjaan bertani.
“Salah satu strategi kami dengan bantuan alat-alat pertanian yang cukup efisiensi, misalnya alat penanaman otomatis. Kami ajarkan juga bahwa bertani tidak susah, tidak harus kerja keras, tapi kerja smart,” katanya, Rabu (21/8).
Baca juga: Ikon Wisata Pedestrian Gajah Mada Rusak! Dinas PUPR Denpasar: Baru Rencana Penataan
Baca juga: Putusan Baleg Untungkan Kaesang, PDIP Tak Dapat Usung Calon di Jakarta, Trending Peringatan Darurat
Ia juga saat ini menggalakkan sekolah lapangan untuk pertanian khususnya hortikultura cabai dan bawang. “Ada petani yang kita latih, kemudian mereka melatih rekannya. Langsung praktik bukan cuma teori,” katanya.
Lewat sekolah lapangan yang terbuka untuk umum ini juga diberikan pengetahuan pemanfaatan lahan sempit untuk bertani. Selain itu juga dibentuk usaha jasa pertanian, dimana operatornya adalah generasi muda dengan pendapatan yang lumayan menjanjikan.
“Kami akan gerakkan, dari usaha jasa pertanian ini banyak generasi muda yang berperan. Misal kita bantu juga alat penanaman otomatis. Yang biasanya biaya tinggi, dengan alat ini bisa dioperasikan hanya satu dua orang,” paparnya.
“Banyak teknologi bisa digunakan, ada yang menggunakan HP. Yang penting kenali dulu sistem pertanian, masalah alat bantunya mudah dan banyak,” katanya.
Selain itu, Pemkot Denpasar memberikan beasiswa bagi anak petani hingga kuliah. Beasiswa ini diberikan kepada anak petani yang meninggal dunia. Brahmasta mengatakan, program ini telah diterapkan sejak awal tahun 2024. "Untuk beasiswa sudah berjalan dari awal tahun," katanya.
Skema pemberiannya yakni, saat petani meninggal, Dinas Pertanian akan membantu klaim asuransi tenaga kerja yang telah diberikan kepada semua petani di Denpasar. Jika petani tersebut memiliki anak yang masih sekolah, maka akan dapat beasiswa hingga kuliah.
Ia mengatakan di Denpasar ada 4.000 ribu petani. Dari jumlah itu, 40 persen berusia di atas 60 tahun dan 60 persennya berusia di bawah 60 tahun. "Sehingga profesi petani ini bisa terlindungi juga, apalagi sawah di Denpasar juga difungsikan sebagai ruang terbuka hijau," katanya. (sup)
Pasca Banjir, 15 Ribu Pelanggan PDAM di Denpasar Masih Kesulitan Air Bersih |
![]() |
---|
Tak Miliki Izin, 3 Reklame di Denpasar Dibongkar Satpol PP |
![]() |
---|
Korban Ditebas Secara Membabi-buta di Denpasar, Tetangga Kos: Kami Takut Rafli Tewas |
![]() |
---|
TRAGIS! Nenek 71 Tahun Tewas di Denpasar, Dikira Kecelakaan, Ternyata Ulah Pemuda 26 Tahun |
![]() |
---|
VIDEO Penebasan di Glogor Carik Denpasar, Diawali Pertengkaran Lalu Ditebas Secara Sadis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.