Pilkada Denpasar

PILKADA Denpasar, Jaya Negara Minta Maaf Bikin Macet, Ambara-Adi Target Suara di Atas 56 Persen

Saat mendaftar, rombongan kesenian mengiringi pasangan Jaya-Wibawa. Mereka berkumpul di Lapangan Bajra Sandhi Renon.

Tribun Bali/ Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
Paslon Jaya Negara-Wibara mendaftar ke KPUD Denpasar, Kamis, 29 Agustus 2024. Sorotan Pilkada Bali 2024: Lengkap, Berkas Pendaftaran Pilwali Jaya-Wibawa Diterima KPU Denpasar  

TRIBUN-BALI.COM  - Jaya Negara meminta maaf karena sudah bikin macet saat ia dan Arya Wibawa mendaftar ke KPU untuk Pilwali Denpasar 2024. Ada banyak rombongan ikut membuat lalu lintas tersendat.

“Kami mohon maaf pada masyarakat Kota Denpasar dalam pelaksanaan pendaftaran kami banyak lalu lintas yang terganggu. Dengan kerendahan hati saya memohon maaf sebesar-besarnya,” ujarnya, Kamis (29/8).

Saat mendaftar, rombongan kesenian mengiringi pasangan Jaya-Wibawa. Mereka berkumpul di Lapangan Bajra Sandhi Renon. “Terima kasih kepada para seniman, anak-anak muda, dan para agamawan yang ikut mengantarkan kami mendaftar ke KPU,” kata dia.

Jaya Negara mengatakan, sebagai kota kreatif berbasis budaya rombongan yang ikut mengantar ke KPU mengedepankan simbol-simbol kreatif seperti cosplay, seniman barongsai dan karnaval. Budaya disimbolkan dengan tari rejang, baris gede, tari topeng dan pelet.

Baca juga: Bawaslu Gianyar temukan 777 Potensi Pemilih Ganda, layangkan Saran Perbaikan ke KPU Gianyar 

Baca juga: PASLON Suyadinata Naik Kereta Kencana Saat Daftar ke KPU Badung, Janjikan Rp 1 Miliar Per Banjar

Pasangan Jaya Negara-Arya Wibawa telah melakukan pendaftaran ke KPU Denpasar untuk ikut berlaga di Pilwali Denpasar 2024, Kamis, 29 Agustus 2024.
Pasangan Jaya Negara-Arya Wibawa telah melakukan pendaftaran ke KPU Denpasar untuk ikut berlaga di Pilwali Denpasar 2024, Kamis, 29 Agustus 2024. (Tribun Bali/ Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami)

Setelah berjalan bersama rombongan, Jaya Negara yang mengenakan pakaian berwarna putih dan Arya Wibawa mengenakan pakaian berwarna hitam tiba di KPU Denpasar. Mereka berdua menyetorkan berkas pendaftaran ke KPU.

“Pendaftaran kami sudah diterima oleh KPU dengan catatan lengkap secara fisik maupun administrasi. Pada kesempatan yang baik ini kami ucapkan terimakasih pada KPU dan Bawaslu yang telah menerima kami dengan baik,” bebernya.

Ia juga berterima kasih dengan partai pengusung nya di antaranya Demokrat, Golkar, Perindo, Gelora, PKB, Umat, PPP dan Hanura. Jaya Negara menyatakan komitmen masih sama seperti Pilwali sebelumnya yakni melanjutkan visi menjadikan Kota Denpasar sebagai kota kreatif berbasis budaya dan menuju Denpasar maju berkelanjutan.

Sementara untuk target perolehan suara, Jaya-Wibawa menyerahkan kepada masyarakat terutama pada tim partai pengusung. “Intinya bagi kami berdua agar pelaksanaan kepala daerah di tanggal 27 November bisa berjalan aman damai,” kata dia.

Sedangkan pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar, Gede Ngurah Ambara Putra-I Nengah Yasa Adi Susanto alias paket Ambara-Adi mendatangi KPU Denpasar untuk mendaftar maju dalam kontestasi Pilwalkot Denpasar, Kamis (29/8) pukul 15.35 Wita.

Ambara-Adi didampingi partai pengusung di antaranya Gerindra, PSI, Nasdem, PAN, PKS, Buruh, PKN, dan Garuda. Ia menargetkan menang tidak di atas 56 persen. “Kami pasangan Ambara Adi telah hadir di KPU Denpasar mendaftar dan dinyatakan administrasinya lengkap,” jelas, Ambara.

Ia menginginkan agar KPU membatasi pemasangan baliho di Kota Denpasar. Ia berharap sebagai paslon dapat difasilitasi turun ke setiap desa, setiap kecamatan untuk menyampaikan visi misi.

“Kami hadir dengan visi bagaimana membangun Kota Denpasar sesuai dengan nilai-nilai dasar, aman, berbudaya, berdialogis, dan inovatif yang diintegrasikan dalam sebuah sistem kota atau smart city atau kota cerdas,” bebernya.

Ambara mengatakan, dengan smart city ini banyak negara-negara maju khususnya di Asia Tenggara sudah memakai aplikasi smart city untuk menyelesaikan masalah sampah, kemacetan kemudian juga masalah banjir dan lain-lain. Kata dia, smart city ini bisa ikut keterlibatan masyarakat dalam penanganan permasalahan yang ada di Denpasar.

“Kami juga ingin mewujudkan program Presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai program kelanjutan program Bapak Jokowi yang ingin mewujudkan Indonesia maju menuju Indonesia emas,” jelasnya.

Ambara mengakui ini adalah hal yang tidak mudah karena untuk menuju itu perlu pertumbuhan ekonomi 6-7 persen. Begitu juga bagaimana mengaplikasikan semua seperti pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita yang cukup tinggi, begitu juga mengurangi kemiskinan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved