Bumbung Gebyog dan Male Tunggu Ditetapkan sebagai WBTB
Kesenian bumbung gebyog dan tradisi Male di Kabupaten Jembrana diusulkan menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) tahun ini.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Bumbung Gebyog dan Male Tunggu Ditetapkan sebagai WBTB
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Kesenian bumbung gebyog dan tradisi Male di Kabupaten Jembrana diusulkan menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) tahun ini.
Sejumlah tahap dan proses telah dilalui.
Sehingga, saat ini hanya tinggal menunggu penetapan dari pemerintah pusat melalui Provinsi Bali.
Baca juga: ASN Jembrana Diharapkan Netral Saat Pilkada Bali 2024, Sekda: Hati-hati Menggunakan Media Sosial
Untuk diketahui, bumbung gebyog merupakan kesenian musik yang alatnya terbuat dari bambu.
Cara memainkannya pun berbeda dengan kesenian lainnya, misalnya jegog dengan cara dipukul.
Bumbung gebyog dimainkan dengan cara dibenturkan ke alas kayu hingga menghasilkan bunyi.
Setiap bulan bambu menghasilkan irama yang yang berbeda.
Baca juga: Truk Bermuatan Kayu Gagal Nanjak Lalu Terbalik di Jembrana, Sebabkan Gangguan Arus Lalu Lintas
Sementara itu, Male adalah tradisi masyarakat Kelurahan Loloan yakni hiasan telur yang kemudian diarak keliling wilayah dan dilestarikan secara turun-temurun hingga saat ini.
Tradisi ini biasanya bisa dilihat ketika menyambut perayaan Hari Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kabid Adat, Tradisi, dan Warisan Budaya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana, I Gede Suartana mengatakan, hingga saat ini ada dua warisan budaya Jembrana yang masih dalam tahap proses ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB).
Adalah bumbung gebyog dan juga tradisi Male.
Baca juga: Dorong Pengembangan Usaha Ekonomi Peternakan di Jembrana, Puluhan Kelompok Ternak Diberi Hibah Uang
"Ada beberapa yang diusulkan, namun ada dua sudah berproses," kata Suartana saat dikonfirmasi, Selasa 3 September 2024.
Dia menyebutkan, selain dua warisan budaya tersebut, ada beberapa lainnya yang masih dalam tahap kajian."
"Sehingga belum diusulkan dan belum menjalani tahapan menuju penetapan sebagai WBTB. Misalnya adalah kuliner khas Jembrana, yakni jaje bendu. Jaje bendu sendiri masih menunggu antrian karena sedang proses kajian untuk selanjutnya diusulkan menjadi WBTB.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.