Liputan Khusus

WAWANCARA Khusus Tribun Bali dengan Menparekraf Sandiaga Uno, Benarkah Bali Over Tourism?

Jadi bisa dibayangkan Hotel Ayodya dengan hampir 600 kamar itu 90 persen. Ini dulu-dulu di zaman kita jaya-jayanya pariwisata itu hampir 60 sampai 70

ISTIMEWA
WAWANCARA - Pemimpin Redaksi Tribun Bali, Komang Agus Ruspawan (kiri) melakukan wawancara khusus dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di sebuah hotel di Nusa Dua Badung, baru-baru ini. 

TRIBUN-BALI.COM - Berbagai permasalahan di tata kelola pariwisata Bali bermunculan. Terlebih saat ini, jika dilihat di Bali kunjungan pariwisata sudah meningkat termasuk di Indonesia.

Bahkan angka kunjungan pariwisata ini naik sangat drastis, sudah bisa menyamai kondisi sebelum diterpa Covid-19.

Usai banyak wisatawan yang berkunjung, ditemui fenomena bahwa kualitas wisatawan yang datang ke Indonesia, khususnya Bali ini banyak yang mengalami penurunan kualitas.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menjelaskan permasalahan ini dalam acara siniar yang dipandu Pemimpin Redaksi Tribun Bali, Komang Agus Ruspawan, baru-baru ini.

Baca juga: Disabilitas di Karangasem Terancam Penjara, Hamili Anak di Bawah Umur justru Nikahi Wanita Lain

Baca juga: Terungkap! Nyoman Sukena Pelihara Landak Jawa Milik Mertuanya yang Meninggal, Kini Terjerat Kasus

Sandiaga Uno -  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menjelaskan permasalahan ini dalam acara siniar yang dipandu Pemimpin Redaksi Tribun Bali, Komang Agus Ruspawan, baru-baru ini.
Sandiaga Uno - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menjelaskan permasalahan ini dalam acara siniar yang dipandu Pemimpin Redaksi Tribun Bali, Komang Agus Ruspawan, baru-baru ini. (istimewa)

Berikut petikan wawancaranya:

Secara data apakah wisatawan yang masuk ke Bali sudah sama seperti sebelum Pandemi Covid-19? 

Bicara data dulu ya. Jadi betul sekali Bli Komang bahwa kunjungan wisatawan ke Bali sudah meningkat secara signifikan dan astungkara mencapai angka 6,4 juta Wisman yang masuk ke Indonesia di semester 2024 ini, 45 persennya melalui Bali.

Jadi kalau kita lihat bahwa kunjungan wisman ke Bali Januari sampai Juni sudah melampaui angka sebelum pandemi tahun 2019 yang kalau kita lihat hanya sekitar 2,8 juta sekarang sudah di atas 3 juta.

Oleh karena itu kita melihat semakin banyak wisatawan ini yang berkualitas atau tidak. Ternyata berdasarkan rata-rata pengeluarannya ini meningkat.

Jadi kalau dibilang tidak berkualitas mungkin kalau aspek pengeluarannya justru meningkat. Dari tahun 2022 sebanyak 1.450 sekarang udah 1.625 dalam satu tahun.

Jadi kualitas wisatawan ini justru semakin baik dan tinggalnya lebih lama di Bali. Jadi itu kan cara mengukur kualitas.

Tapi nah ini ada tapinya bahwa dari total kunjungan wisatawan ingin yang tertangkap melalui percakapan di media sosial dan ini lebih banyak adalah wisatawan yang nakal, setan-setan yang berulah melanggar aturan termasuk juga melanggar norma-norma adat istiadat dan budaya di Bali. Dan ini harus ditindak tegas sampai dideportasi.

Per Juli 2024 sudah ada 247 warga negara asing yang dideportasi. Berarti kalau dibandingkan dengan total 3 juta, ini kan 0,00 sekian persen.

Ini berarti menunjukkan bahwa kita harus bersatu padu mensosialisasikan kepada dunia bahwa kita akan memberi efek jera bagi wisatawan yang berulah agar wisatawan yang mayoritas 99,9 persennya ini baik lebih tertib ke depannya sehingga aspek berkualitas dan berkelanjutan ini juga bisa tertangkap di sosial media sehingga tidak menjadi pembicaraan yang tidak berbasis data.

Artinya secara data sebenarnya wisatawan yang berkualitas itu masih banyak?

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved