Berita Denpasar

Lahir Saat Tumpek Kandang, Terdakwa Landak Jawa Nyoman Sukena Penyanyang Binatang

Lahir Saat Tumpek Kandang, Terdakwa Landak Jawa Nyoman Sukena Penyanyang Binatang

istimewa
Ditanya Sosok Pelapor Nyoman Sukena di Kasus Landak Jawa di PN Denpasar, Klemeng Bersuara 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Terungkap fakta bahwa I Nyoman Sukena merupakan seorang penyanyang binatang karena lahir saat Hari Raya Tumpek Kandang.

“Kalau dalam bahasa jawa wetonannya dia itu Tumpek Kandang, biasanya orang-orang yang lahir di saat Tumpek Kandang itu dalam pewawuhan di Bali orangnya menyenangi binatang sehingga memiliki rasa kasih sayang tinggi untuk memelihara binatang tinggi,” kata Ketua Tim Penasihat Hukum Terdakwa Nyoman Sukena, Gede Pasek Suardika seusai sidang di Pengadilan Negeri Denpasar, Kamis 12 September 2024.

Baca juga: Polda Bali: Tak Ada Alasan Nyoman Sukena Tak Tahu Landak Jawa Hewan Dilindungi, Akui Ada yang Lapor

GPS panggilan akrab Gede Pasek Suardika menambahkan bahwa biasanya orang yang lahirnya saat Tumpek Kandang dan biasanya di Bali saat kelahiran-kelahiran tertentu itu memiliki karakteristik atau gennya punya algoritma sesuai dengan hari itu. 

Karena selain memelihara dan memiliki Landak Jawa yang mengakibatkan Nyoman Sukena berurusan di meja hijau, dirumahnya Sukena juga memelihara babi, ayam dan bahkan burung jalak Bali yang dipelihara sang Kakak

Baca juga: Ditanya Sosok Pelapor Nyoman Sukena di Kasus Landak Jawa di PN Denpasar, Klemeng Bersuara

“Beliau memelihara babi, ayam, landak jawa dan kakaknya pelihara burung jalak bali. Malah jalak balinya tadi disampaikan kakaknya bisa melepasliarkan,” imbuh GPS.

 


Ia mengungkapkan juga bahwa sebenarnya BKSDA Bali bisa menjadikan beliau ini adalah agen untuk membantu program konservasi. 

 


Saya berani jamin antara beliau pelihara empat landak itu dengan sekarang dipelihara oleh petugas BKSDA saya kira kalau bisa diwawancarai landaknya, landak akan memilih dipelihara terdakwa daripada dipelihara petugas BKSDA. 

 


Dan keseharian Nyoman Sukena dirumahnya adalah memelihara babi untuk dijual dan selama ini menjadi sumber nafkah bagi Istri dan anak-anaknya.

 


Fakta lainnya yang terungkap dalam persidangan tadi adalah Landak Jawa yang dipelihara oleh Nyoman Sukena juga sempat dihadirkan dalam upacara adat.

 


“Landak sempat dipakai upacara itu biasa kalau di Bali. Dalam rangka Tri Hita Karana harmonisasi dengan alam sekitar itu biasa. Tidak hanya binatang, daun-daunan, pohon-pohonan juga begitu tergantung adat istiadat tradisi setempat,” papar GPS. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved