Berita Bali
Jelang Galungan 2024, GUPBI Khawatir Lampaui Batas, Jangan Melebihi Rp 50 Ribu per Kg di Hari Raya
Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menjelaskan langkah-langkah antisipatif yang telah dilakukan untuk mengendalikan inflasi.
TRIBUN-BALI.COM - Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (Gupbi) Bali, I Ketut Hari Suyasa menyatakan stok atau ketersediaan daging babi di Bali untuk hari raya Galungan masih aman. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan pemerintah untuk mempersiapkan stok daging babi.
“Satu pekan yang lalu kami sudah berkoordinasi ke pemerintah terkait dengan kesiapan menyambut hari raya Galungan, sangat siap sih. Jadi kalau nanti mau nanya berapa total Babi yang ada di Bali untuk menyatakan kesiapannya, yang tau data pemerintah,” jelas Hari, Selasa (17/9).
Ia mengungkapkan, harga daging babi hidup sejak tiga bulan tidak mengalami kenaikan, masih di kisaran harga Rp 48 ribu sampai Rp 50 ribu per kilogram. Ia berharap agar harga daging babi tidak melampaui Rp 50 ribu.
Baca juga: KISAH Putra Buleleng Raih Gelar Kompetisi Bartender Terbesar di Dunia, Mixology Khas Bali
Baca juga: SISWI Bertato Diberi Kesempatan & Tidak Skorsing Demi Masa Depan, Tapi Siap Out Jika Berulah Lagi!
“Itu yang kami pikirkan dari kemarin, kan ini hari raya ya biar tidak di saat orang membuat upacara-upacara atau aktivitas harga babi kemahalan gitu loh. Jadi kami juga sudah berkoordinasi dengan aparat terkait ya dalam hal ini Dinas Pertanian sudah karena sepekan lalu saya sudah ke dinas terkait dengan ini,” paparnya.
“Bagaimana kemudian hari raya? kami takut hari raya ini melampaui harga Rp 50 ribu. Nah ini yang Kenapa kemudian harus berdiskusi dengan pemerintah. Kami juga mendiskusikan agar menjelang hari raya ini jangan sampai kemudian harga ada babinya yang enggak ada kan kacau juga urusannya kan begitu,” sambungnya.
Hari menjelaskan, harga daging babi terdapat beberapa klasifikasi atau beberapa kelas. Babi termurah harga Rp 48 ribu dan yang termahal Rp 50 ribu. Biasanya harga daging babi Rp 50 ribu ini merupakan daging babi untuk kiriman keluar wilayah Bali.
Pengiriman babi ke luar Bali ada di kisaran 15.000 hingga 20.000 ekor dalam sebulan. Hari Suyasa mengatakan, pihaknya tidak mungkin bisa melarang pengusaha daging babi mengirim daging keluar Bali karena ini soal bisnis.
Namun langkah yang ia ambil adalah komunikasi dan pendekatan persuasif kepada penjual. Ia minta karena hari raya, maka kebutuhan di Bali harus menjadi prioritas terlebih dulu agar tidak sampai kekurangan dan membuat harga melambung.
“Saya berharap kita berpikir ketersediaan, saya tidak bisa melarang bisnis orang ya, tetapi mengimbau mereka agar stok di Bali kan gede. Stok dijaga dulu jangan asal jualan takutnya nanti kita yang di Bali tidak ada stok babi, kacau nanti urusannya,” paparnya.
Sementara itu, Bali memang menjadi salah satu penyuplai babi potong dan bibit babi terbesar ke sejumlah kota yang ada di Indonesia. Balai Besar Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Bali bersama Dinas Pertanian Provinsi Bali sampai mengatensi khusus kesehatan bibit babi maupun babi potong yang dikirim ke luar Bali.
“Kami bekerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi Bali untuk memastikan bahwa memang babi yang berasal dari Bali ini benar-benar sehat sehingga tidak menimbulkan penyebaran penyakit di tempat tujuannya,” ujar Kepala BKHIT Bali, Heri Yuwono, beberapa waktu lalu.
Selain itu ia mengaku melakukan pembinaan dan pengawasan ke lapangan berkolaborasi dengan seluruh pihak yang ada, untuk memastikan bahwa babi yang akan dikirim itu betul-betul sehat dan tidak mengandung penyakit apapun.
“Tentunya kami juga melakukan penilaian instalasinya untuk memastikan bahwa bio security yang ada disana sudah diterapkan dengan baik sehingga babi yang dikeluarkan dari sana juga sudah bebas dari penyakit hewan yang membahayakan,” ujarnya. (sar)
Penyumbang Inflasi
Jelang hari raya, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menggelar pemantauan. Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Andy Setyo Biwado menyoroti beberapa komoditas yang diproyeksikan menjadi penyumbang inflasi selama Galungan dan Kuningan seperti beras, daging babi, minyak goreng, bawang merah, cabai rawit, dan canang.
Kapasitas PLTS di Bali Saat Ini Capai 50 MW, Siapkan Proyek Baru PLTS 9-10 MW di Badung |
![]() |
---|
Sekda Bali Targetkan Ranperda Nominee Selesai Tahun Ini, UMKM Milik WNA Dipastikan Ilegal |
![]() |
---|
UMKM Milik WNA Dipastikan Ilegal, Sekda Bali Targetkan Ranperda Nominee Selesai Tahun Ini |
![]() |
---|
Lahir Prematur, Begini Kondisi Terkini Bayi Kembar Empat Dirawat di RSUD Bali Mandara |
![]() |
---|
Antisipasi Narkotika & Sajam, Orang dan Barang Bawaan Diperiksa Polisi di Pelabuhan Gilimanuk Bali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.