Berita Jembrana
5 Maut Perairan Jembrana, 2 Kecelakaan Laut,2 Tenggelam di Sungai, SAR Evakuasi Orang Jatuh ke Sumur
Total ada lima peristiwa yang terjadi selama periode Januari-Oktober 2024 ini. Mulai dari peristiwa kecelakaan di laut, jatuh di sumur, hingga orang
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Kantor SAR Jembrana mencatat sedikitnya, ada sejumlah peristiwa kecelakaan dan orang tenggelam yang terjadi di Gumi Makepung selama 2024 ini.
Total ada lima peristiwa yang terjadi selama periode Januari-Oktober 2024 ini. Mulai dari peristiwa kecelakaan di laut, jatuh di sumur, hingga orang hanyut di sungai.
Dari lima peristiwa, dua korban diantaranya belum ditemukan hingga saat ini. Menurut data yang berhasil diperoleh dari Kantor SAR Jembrana, peristiwa pertama terjadi pada Februari 2024.
Adalah kejadian kecelakaan laut di perairan Soka dan kejadian kapal kandas di Gilimanuk. Kemudian pada bulan April terjadi orang jatuh ke sumur, di Kecamatan Negara dan satu orang tenggelam di sungai wilayah Kecamatan Melaya.
Selanjutnya, seorang ABK jatuh di perairan Pulukan, Kecamatan Pekutatan saat melaut dan hingga kini masih belum ditemukan.
Baca juga: Pengerukan Tebing di Pecatu Berujung Pemeriksaan Sejumlah Pejabat, Ini Kata Pj Sekda Badung
Baca juga: Arti Mimpi Air Mata, Mimpi Air Mata Emas Ternyata Pertanda Buruk

Terakhir adalah dua orang remaja yang hanyut saat mandi di Sungai Gelar, Kecamatan Jembrana dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
"Selama ini ada lima peristiwa yang terjadi dan sudah kita tangani," kata Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana, Dewa Putu Hendri Gunawan saat dikonfirmasi Minggu 6 Oktober 2024.
Dia melanjutkan, peristiwa yang terjadi didominasi oleh orang tenggelam baik di laut maupun sungai. Dan satu peristiwa yang ditangani Pos Pencarian dan Pertolongan SAR Gabungan adalah orang jatuh di sumur.
"Yang belum ditemukan adalah mereka yang jatuh di perairan Soka dan Pulukan. Namun, meskipun operasi pencarian telah ditutup, hingga saat ini kami masih tetap berkoordinasi dengan nelayan di pesisir Jembrana," jelasnya.
Lalu bagaimana langkah ke depan untuk mengantisipasi hal yang sama terulang kembali?
Dewa Hendri menyebutkan, telah berupaya semaksimal mungkin dengan cara berkoordinasi dan mengajak seluruh desa/kelurahan serta instansi terkait untuk memberikan edukasi terhadap bahaya saat berada di laut maupun sungai.
Wilayah yang memiliki kawasan tersebut, diberikan pemahaman akan bahaya yang terjadi jika tidak mengindahkan SOP.
Misalnya tempat pemandian di sungai maupun pantai di Jembrana. Warga yang berkunjung diimbau untuk melihat dan memastikan kondisi air benar-benar aman.
Selain itu, pihak terkait juga diharapkan melengkapi tempat wisata yang kerap jadi kunjungan dengan alat pelindung diri. Misalnya dengan pelampung atau alat lainnya.
"Jika usai hujan ada potensi air bah yang terjadi di sungai, sehingga tidak aman untuk mandi karena sangat beresiko. Intinya kami edukasi untuk meminimalisir resiko yang terjadi," imbaunya.
Dan untuk diketahui, dua remaja asal Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana dilaporkan hilang, Senin 30 September 2024 kemarin.
Keduanya hanyut saat mandi di obyek wisata Sungai Gelar di Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana. Kedua sudah ditemukan dengan waktu dan tempat yang berbeda.
Menurut informasi yang diperoleh, kedua remaja yang dimaksud adalah Dafa Alfian Hafis dan Rama Fahri Zaki yang masing-masing berusia 14 tahun.
Bermula dari keduanya yang pamitan untuk mandi di kawasan Sungai Gelar, dan memarkir kendaraannya di kawasan sekitar pada sore hari.
Tak lama setelah itu, warga setempat justru menemukan motor matik warna merah yang parkir sekitar pukul 17.00 WITA.
Hal ini pun menimbulkan kecurigaan warga sekitar, mengingat saat itu sedang cuaca hujan dan debit air di sungai mulai meninggi alias meluap.
Kecurigaan warga akhirnya terungkap. Sekitar pukul 19.20 WITA, ada seorang warga perempuan yang merupakan keluarga korban mencari anaknya yang sebelumnya pamitan untuk ke sungai Gelar.
Pasca diketahui, akhirnya kejadian tersebut dilaporkan ke petugas terkait untuk melakukan pencarian. Tim SAR gabungan bersama warga setempat lantas melakukan pencarian di lokasi tersebut dengan cara penyisiran.
Beberapa jam setelah diketahui atau sekitar pukul 23.50 WITA, korban Dafa akhirnya ditemukan. Ia ditemukan dengan kondisi meninggal dunia di sela-sela bebatuan dengan jarak sekitar 200 meter dari tempat parkir motor korban. Korban lantas dievakuasi ke daratan.
Sementara korban Rama berhasil ditemukan esok harinya atau Selasa 1 Oktober 2024 pagi. Tim SAR Gabungan berhasil menemukan korban di lokasi berbeda yakni sekitar 300 meter dari lokasi parkir sepeda motornya sekitar pukul 08.20 WITA. Korban lantas dievakuasi menuju RSU Negara untuk identifikasi lebih lanjut. (*)
Eks Mantri Bank Diduga Korupsi 1,5 M di Bali, Gelapkan Saldo Mengendap Nasabah hingga Kredit Fiktif |
![]() |
---|
Dua PNS Jembrana Bali Dipecat Tahun Ini, Tersandung Kasus, Semaradani: Bekerja Sesuai Tupoksi |
![]() |
---|
Hanya Puluhan Orang Kunjungi Perpustakaan Daerah Jembrana Setiap Hari, Minim Koleksi Buku |
![]() |
---|
2 ASN Jembrana Dipecat, Satu Orang Tak Pernah Masuk, Satu Orang Tersandung Kasus Hukum |
![]() |
---|
Jembrana Bali Bentuk Tim Khusus Penanggulangan Rabies, Vaksinasi Massal Diharapkan Tekan Kasus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.