Berita Denpasar

150 Housekeeper di Bali Diajari Cara Bangun Relasi dan Kembangkan Karier di Era Digital

Divisi Pawongan Indonesian Housekeepers Association (IHKA) Badan Pimpinan Daerah (BPD) Bali mengadakan pelatihan bertajuk "Networking and Career Deve

Istimewa
Pelatihan bertajuk "Networking and Career Development in Digital Era" di Solia Legian Hotel yang digelar oleh Indonesian Housekeepers Association 

150 Housekeeper di Bali Diajari Cara Bangun Relasi dan Kembangkan Karier di Era Digital


TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Divisi Pawongan Indonesian Housekeepers Association (IHKA) Badan Pimpinan Daerah (BPD) Bali mengadakan pelatihan bertajuk "Networking and Career Development in Digital Era" di Solia Legian Hotel. 

Acara ini diikuti oleh 150 peserta, mayoritas middle level leader dari anggota IHKA Bali.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Ketua Harian BPP IHKA yang juda Ketua PHRI Tabanan, I Nyoman Sugiarta, dan Hotel Management Consultant & Trainer yang juga Ketua Umum DPP Association of Hospitality Leaders Indonesia (AHLI), Ketut Swabawa. 

Baca juga: NEKAT Makan di Hotel Tapi Gak Bayar, WNA Asal Belanda Dideportasi, Begini Ceritanya!

General Manager Solia Legian Bali Hotel, Dewa Putu Makapagal yang membuka acara ini memaparkan membangun jaringan dan mengembangkan karir itu lebih banyak diperlukan soft skill

Sebab, kalau di sekolah akan lebih banyak dibekali dengan pengembangan hard skill yang lebih fokus pada pencapaian prestasi, angka-angka atau indek prestasi.

Contohnya, bagaimana membangun hubungan yang efektif dengan atasan, bisa mengetahui prioritas atasan, dan bagaimana bisa mengekskusi target-target yang diberikan atasan tepat waktu dan tercapai.

Baca juga: Babak Baru Kasus Keributan Banjar Penyarikan Benoa Kuta Bali, 4 Pelaku Resmi Huni Hotel Prodeo

Termasuk pula cara untuk mengetahui stail dan leadership atasan. Hal-hal tersebut hanya bisa didapatkan dari pengalaman personal. 

Semua itu, perklu diketahui untuk membangun jaringan atau untuk mem-branding diri atau personal branding yang positif. 

“Ini yang harus dibentuk terlebih dahulu sebelum membangun jaringan, karena citra diri itu yang akan dibawa kemana-mana, sehingga harus dibentuk positif,” ucapnya, Minggu 13 Oktober 2024.

Hal itu bisa dibentuk dengan perlakuan terhadap orang lain, seperti atasan juga bawahan. 

Baca juga: Makan di Hotel Kawasan Nusa Dua Tapi Tidak Bayar, Seorang Wanita Berkebangsaan Belanda Dideportasi

Sebab, itu yang akan menjadi nama atau trademark seseorang. 

“Contohnya, membuat logo diri sendiri yaitu dengan personality, sehingga membangun personality yang sesuai dengan harapan networking yang harus dibentuk. Senyuman akan menentukan karya nama dalam membentuk personal branding,” paparnya.

Kalau itu sudah bisa mewujudkan hal itu, maka pencitraan diri akan secara optomatis akan positif, sehingga dalam membangun jaringan juga akan cepat dikenal. 

Dewa Putu Makapagal kemudian menegaskan, nama perusahan, logo perusahan dan kartu nama merupakan tiga hal yang utama dalam membentuk branding

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved