Sulinggih Diusik Kembang Api
Pesta Kembang Api Finns Beach Club Bali, Dilarang Warga, Party dan Ritual Satu Frame
Dalam penggalan video yang beredar, warga yang mengikuti upacara itu tampak terdiam menatap ke arah ledakan kembang api. Sebagian ada yang kaget.
Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali menilai pesta kembang api saat upacara agama adalah ironi.
Ia mempertanyakan toleransi penyelenggara. Toleransi dalam hal ini, manajemen harusnya menaruh rasa hormat tinggi kepada umat yang sedang menggelar upacara.
Tak berarti jika ada yang bilang tidak apa-apa, maka bisa disimpulkan pesta boleh digelar saat ritual berlangsung.
"Ini sangat ironis dan sangat disayangkan. Kenapa tidak ada toleransi sedikitpun?" kata Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak.
Kenak janji akan melakukan penelusuran terkait kronologi kejadian itu. Kata dia, biasanya untuk membunyikan kembang api harus ada izin. Seperti halnya di kawasan Kuta.
Kata dia, kalau ada yang meledakkan kembang api tanpa izin maka akan dikenakan denda.
"Kenapa tidak ditunda dulu kembang apinya kalau memang sudah ada izin untuk melepaskan kembang api? Kami akan telusuri agar tak terulang lagi," imbuhnya.
"Jangankan melepaskan kembang api saat ada upacara, hari biasa saja kalau di Kuta dari pengalaman saya kena denda. Cuma ditoleransi saat tengah malam tahun baru dan tidak boleh sembarangan juga. Ini (kejadian di Pantai Berawa) sangat mengganggu kekhusyukan upacara. Kedua bisa saja sulinggih mengalami hal yang tidak diinginkan karena terkejut, apalagi beliau sudah lingsir," demikian paparnya. (gus/zae/ian/sup)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.