Pilkada Bali
Koster Sebut Pembangunan Bandara Bali Utara Bukan Ditolak tapi Dibatalkan karena Ini
Calon Gubernur Bali, Wayan Koster menyinggung soal pembangunan Bandara Bali Utara, saat menggelar kampanye di Kelurahan/Kecamatan Seririt
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Koster Sebut Pembangunan Bandara Bali Utara Bukan Ditolak tapi Dibatalkan karena Ini
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Calon Gubernur Bali, Wayan Koster menyinggung soal pembangunan Bandara Bali Utara, saat menggelar kampanye di Kelurahan/Kecamatan Seririt, Selasa (22/10/2024).
Ia menyebut pembangunan bandara Bali Utara bukan ditolak, namun dibatalkan karena ada masalah tanah.
Pada kesempatan itu, Koster mengatakan pihaknya perlu menyampaikan soal pembangunan bandara Bali Utara.
Baca juga: Di Hadapan Ribuan Masyarakat Kubutambahan, Mulia-PAS Komitmen Realisasikan Bandara Bali Utara
Dikatakan saat ia menjabat sebagai gubernur, pembangunan Bandara sudah sempat dibahas selama setahun, yakni pada 2020.
"Titiang membahas sebagai gubernur, dengan menteri perhubungan, menteri pariwisata, menteri BUMN, menteri PU, dan menteri pertanahan ATR."
"Sudah dibahas panjang lebar, maunya dibangun di Desa Kubutambahan. Ternyata tanah di Kubutambahan itu sudah dikerjasamakan dengan pihak ketiga, lamanya 90 tahun," ungkapnya.
Baca juga: Mulia-PAS Resmi Daftar ke KPU Bali, Janji Realisasikan Bandara Bali Utara
Tak hanya itu, Hak Guna Bangunan atau sertifikat yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga, dijadikan pinjaman oleh perusahaannya.
"Hampir Rp 1,5 triliun macet. Pinjamannya di dalam negeri dan luar negeri, tidak bisa diselesaikan oleh kita semua. Terutama pemerintah pusat."
"Nggak bisa waktu itu dibangun di Desa Kubutambahan karena perkara. Jadi bukannya ditolak, tapi karena kondisinya tidak mungkin di Desa Kubutambahan," ucapnya.
Baca juga: Tarik Minat Wisatawan ke Bali Utara, Kemenparekraf Akan Tambah Penerbangan ke Banyuwangi
Selain itu, Koster juga menilai perlu ada infrastruktur jalan yang menghubungkan dari Bali Selatan ke Bali Utara, untuk mendukung akses Bandara.
Sebab kalau hanya mengandalkan shortcut, tidak mungkin bisa. Karena waktunya tempuhnya masih lebih dari 1,5 jam.
Menurut calon gubernur Bali petahana ini, akses ke bandara maksimum 1,5 jam.
Kalau perlu hanya 30 menit atau paling lama 1 jam.
Baca juga: Sandiaga: Bandara Bali Utara Semoga Bisa Jadi Tambahan Aksesbilitas ke Buleleng
Itulah sebabnya bandara belum bisa dibangun karena jalannya belum ada.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.