Pilkada Bali 2024

PILKADA, Petahana Unggul di Tabanan & Bangli, Sanjaya-Dirga Sapu Bersih, Sedana-Diar Pimpin Bangli 

Bahkan pasangan petahana ini sapu bersih semua suara di setiap kecamatan. Sanjaya-Dirga unggul dengan mendulang 204.374 suara atau 67,12%.

ISTIMEWA
Pemungutan suara Pilkada Bali 2024. 

TRIBUN-BALI.COM  - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tabanan telah menetapkan hasil resmi perolehan suara Pilkada Serentak kabupaten Tabanan dalam rapat pleno rekapitulasi kabupaten, Jumat (6/12).

Hasil rekapitulasi perolehan suara untuk Pilkada Tabanan, pasangan calon (Paslon) nomor urut 2, Komang Gede Sanjaya-I Made Dirga (Sanjaya-Dirga) unggul mutlak di semua kecamatan atau 10  kecamatan di kabupaten Tabanan.

Bahkan pasangan petahana ini sapu bersih semua suara di setiap kecamatan. Sanjaya-Dirga unggul dengan mendulang 204.374 suara atau 67,12 persen.

Sedangkan Paslon nomor urut 1, I Nyoman Mulyadi-Nyoman Ardika (Mulyadi-Ardika) memperoleh 100.104 suara dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ditetapkan KPU Tabanan 374.420.

Baca juga: MUNDUR Dari Jabatan, Gus Miftah Menangis, Baru Sekali Terima Gaji, Usai Viral Video Dagang Es Teh

Baca juga: UPAH Naik! Kemenperin Siapkan Dukungan Insentif untuk Industri 

Hasil rekapitulasi perolehan suara untuk Pilkada Tabanan, pasangan calon (Paslon) nomor urut 2, Komang Gede Sanjaya-I Made Dirga (Sanjaya-Dirga) unggul mutlak di semua kecamatan atau 10  kecamatan di kabupaten Tabanan.
Hasil rekapitulasi perolehan suara untuk Pilkada Tabanan, pasangan calon (Paslon) nomor urut 2, Komang Gede Sanjaya-I Made Dirga (Sanjaya-Dirga) unggul mutlak di semua kecamatan atau 10  kecamatan di kabupaten Tabanan. (istimewa)

Di Kecamatan Selemadeg, Sanjaya-Dirga memperoleh sebanyak 9.208 suara, Mulyadi-Ardika memperoleh 5.261 suara.

Di Kecamatan Selemadeg Timur, Sanjaya-Dirga memperoleh 9.863 suara dan Mulyadi-Ardika memperoleh 7.038 suara. Di kecamatan Selemadeg Barat, Sanjaya-Dirga memperoleh 7.831 suara, Mulyadi-Ardika sebanyak 7.013 suara. 

Sementara di Kecamatan Kerambitan, Sanjaya-Dirga memperoleh 19.375 suara, Mulyadi-Ardika memperoleh 9.402 suara. 

Di kecamatan Tabanan, Sanjaya-Dirga memperoleh 36.173 suara, Mulyadi-Ardika hanya memperoleh  11.406 suara. Di Kecamatan Kediri, Sanjaya-Dirga unggul dengan 29.830 suara dan Mulyadi-Ardika memperoleh 25.230 suara.

Di Kecamatan Marga, Sanjaya-Dirga mendominasi dengan perolehan 25.596 suara, Mulyadi-Adika hanya memperoleh 5.856 suara. Di Kecamatan Penebel Sanjaya-Dirga memperoleh jauh tinggi yaitu 26.276 suara, Mulyadi-Ardika hanya memperoleh 6.891 suara.

Di Kecamatan Baturiti, Sanjaya-Dirga unggul dengan memperoleh 22.047 suara, Mulyadi-Ardika memperoleh 12.382 suara. Di kecamatan Pupuan, Mulyadi-Ardika hanya mendapat 9.625 suara,  sedangkan Sanjaya-Dirga memperoleh 18.175 suara.

Sementara untuk Pilgub Bali di Kabupaten Tabanan, Paslon Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) memperoleh 203.969 suara (67,02%). Sementara paslon Made Muliawan Arya - Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) memperoleh 100.392 suara (32,98%). 

“Iya dari hasil perhitungan suara paslon nomor urut 2 unggul dengan paslon nomor urut 1,” ujar Ketua KPU Tabanan, I Wayan Suwitra.

Pihaknya bersyukur proses Pilkada di Kabupaten Tabanan sudah berjalan dengan baik. Meski banyak kejadian khusus di TPS yang menjadi atensi bagi Bawaslu.

Di antaranya ada yang tidak dibuatkan berita acara. Misalnya, di salah satu TPS di kecamatan Selemadeg yaitu di Desa Bajera dan Desa Wanagiri Kauh ada pergeseran 1 surat suara yang tidak dibuatkan berita acara. 

Suwitra menambahkan, secara keseluruhan Kabupaten Tabanan sukses dalam Pilkada serentak 2024. Terbukti angka partisipasi sangat tinggi, rata-rata 82,60% pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, serta Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali rata-rata 82,82%.

“Untuk angka golput masih ada. Termasuk suara tidak sah juga kami catat mencapai 5.527 suara,” imbuhnya. Sementara itu, KPU Bangli telah menghitung hasil perolehan suara untuk Pilkada 2024, Kamis (5/12) kemarin. 

Dari rekapitulasi per kecamatan, hasilnya Paslon Sang Nyoman Sedana Arta-I Wayan Diar mendominasi suara pemilih di Kabupaten Bangli. Pasangan petahana Sedana-Diar bisa dipastikan kembali menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bangli.

Berdasarkan data KPU Bangli yang diterima Tribun Bali, Jumat (6/12), Paslon nomor urut 2 Sedana-Diar meraih suara terbanyak dengan total 91.257 suara.

Paslon nomor urut 3, Ida Bagus Gede Giri Putra-I Made Subrata menyusul dengan perolehan 48.073 suara. Sementara paslon nomor urut 1, Raden Cahyo Adhi Nugroho Martosubroto-I Gusti Winuntara, hanya memperoleh 8.411 suara.

Sedangkan jumlah angka golput di Kabupaten Bangli cukup tinggi. Dari rekapitulasi tersebut, diketahui tingkat pemilih yang tidak menggunakan hak pilih alias golput di Bangli mencapai 21,82%.

Itu artinya, dari total 196.044 Daftar Pemilih Tetap (DPT), hanya 153.279 orang yang menggunakan hak pilihnya. Sementara itu, sebanyak 42.765 orang tercatat golput.

Ketua KPU Bangli, I Kadek Adiawan menjelaskan, proses rekapitulasi secara umum berlangsung lancar. Semua saksi Paslon maupun Bawaslu menerima hasil pemilihan yang digelar pada 27 November 2024 tersebut.

Terkait tingginya angka golput memang cukup disayangkan. Sebab sebelumnya pihaknya telah melakukan berbagai cara untuk sosialisasi, agar minimal partisipasi mencapai 85?ri total DPT. 

“Target partisipasi Pilkada Bangli yang ditetapkan KPU sebesar 85% tidak tercapai. Kami belum dapat memastikan alasan banyaknya warga Bangli yang tidak menggunakan hak pilihnya. Untuk mengetahui penyebab pastinya harus dilakukan penelitian,” kata Adiawan.

Namun dugaan awal, penyebab tingginya angka golput adalah rentang waktu yang panjang antara penetapan DPT dan hari pencoblosan.

Dalam rentang waktu tersebut, dimungkinkan terjadi perubahan, seperti warga pindah domisili, bekerja di luar daerah, atau meninggal dunia. “Penetapan DPT de jure, misalnya ada pemilih sudah bekerja di luar negeri, itu masih tetap masuk DPT,” kata dia. (gus/weg)

Dalam debat Pilkada Bangli 2024, pasangan calon nomor urut 2, Sang Nyoman Sedana Arta dan I Wayan Diar, yang diusung oleh koalisi besar (PDIP, Perindo, Hanura, Gelora, PAN, PPP, PKB, dan PBB), memaparkan visi dan misi mereka untuk membawa Bangli menjadi lebih maju, dengan fokus pada bidang pendidikan, kesehatan, dan pertanian.
Dalam debat Pilkada Bangli 2024, pasangan calon nomor urut 2, Sang Nyoman Sedana Arta dan I Wayan Diar, yang diusung oleh koalisi besar (PDIP, Perindo, Hanura, Gelora, PAN, PPP, PKB, dan PBB), memaparkan visi dan misi mereka untuk membawa Bangli menjadi lebih maju, dengan fokus pada bidang pendidikan, kesehatan, dan pertanian. (ISTIMEWA)

Gus Par-Guru Pandu Unggul di Karangasem

Sementara itu, pasangan calon (Paslon) nomor urut 3, I Gusti Putu Parwata-I Wayan Pandu Prapanca Lagosa (Gus Par-Guru Pandu) memenangkan kontestasi Pilkada Karangasem 2024. Gus Par-Guru Pandu mendulang total perolehan sebanyak 145.344 suara atau 52,8%. 

Kemenangan Paslon ini diumumkan dalam rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat kabupaten yang digelar di Hotel Puri Bagus Candidasa pada Kamis (5/12).  

Menariknya, Paslon nomor urut 3 tersebut unggul di 7 kecamatan dari total 8 Kecamatan di Kabupaten Karangasem. 

Paslon yang diusung dan didukung oleh Partai Nasdem, Golkar, Buruh, PBB, PKS unggul signifikan dari dua lawannya. 

Paslon petahana nomor urut 2, I Gede Dana dan I Nengah Swadi (Dana-Swadi) hanya mengumpulkan 91.448 suara.

Paslon yang diusung dan didukung oleh 12 partai politik antara lain PDI Perjuangan, Gerindra, Demokrat, PBB, PKB, PPP, PAN, PSI, Hanura, Perindo, PAN dan Gelora mengumpulkan 33,2% suara. 

Sementara Paslon nomor urut 1 dari jalur independen atau perseorangan I Wayan Kari Subali-I Ketut Putra Ismaya Jaya (Subali-Ismaya) memperoleh 38.241 suara (13,9%).  

Dari 8 kecamatan di Kabupaten Karangasem, pasangan Gus Par-Guru Pandu memenangkan 7 kecamatan dengan selisih suara yang cukup jauh. Mereka hanya kalah di Kecamatan Rendang.  

Ketua KPU Karangasem, I Putu Darma Budiasa, menjelaskan, Paslon Gus Par-Guru Pandu berhasil memperoleh 145.344 suara atau 52,8%. 

“Setelah melakukan rekapitulasi suara ini, selanjutnya kami menunggu selama tiga hari apakah ada gugatan dari Paslon atau tidak. Setelah itu, baru nantinya ditetapkan siapa pemenangnya,” kata Budiasa. 

Di sisi lain, di Kabupaten Badung tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali dan Pemilihan Bupati (Pilbup) Badung 2024 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Pileg dan Pilpres 2024 lalu. Saat ini partisipasi pemilih hanya mencapai 78,01%.

Namun jika dibanding partisipasi pemilih pada Pileg dan Pilpres 2024 lalu hampir menyentuh angka 90%. Angka ini pun jauh dari target KPU Badung yang ditentukan sebesar 90%.

Ketua KPU Badung, I Gusti Ketut Gede Yusa Arsana Putra mengungkapkan, hanya satu kecamatan yang mampu menembus angka partisipasi pemilih hingga 90% yakni di Kecamatan Abiansemal mencapai 90,04%. Selanjutnya persentase tertinggi kedua yakni Kecamatan Mengwi sebanyak 88,69%.

“Di Abiansemal jumlah DPT 77.353, sebanyak 69.786 DPT menyalurkan hak pilihnya. Begitu juga di Mengwi 103.605 DPT, yang menyalurkan hak pilih sebanyak 92.000,” ujar Yusa Arsana

Kecamatan Petang partisipasi pemilih sebanyak 87,10%. Dari 26.034 DPT, yang menyalurkan hak pilih sebanyak 22.728. Sementara tiga kecamatan lainnya dengan persentase di bawah 80%. Kecamatan Kuta Utara dengan persentase 73,49%. Dari 70.190 DPT sebanyak 51.450 menyalurkan hak pilih. 

Di Kecamatan Kuta Selatan sebanyak 64,05?ngan jumlah DPT 92.232 yang menyalurkan hak pilih 59.201. Terendah di Kecamatan Kuta dengan tingkat partisipasti pemilih 62,50%, dari jumlah DPT 43.020, yang menyalurkan hak pilih sebanyak 26.908. 

“Jika dibandingkan Pileg memang menurun. Untuk di Selatan perlakuannya memang berbeda. Kondisi demografis berbeda, kondisi DPT juga berbeda,” jelasnya.

Yusa Arsana menjelaskan, untuk angka partisipasi pemilih paling rendah terjadi di Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta yang hanya mencapai 48% kehadiran pemilih. Kemudian di Kelurahan Jimbaran hanya mencapai 52%.

“Padahal di dua kelurahan ini, dukungan DPT-nya cukup besar. Itu yang menyebabkan kelihatan turun (persentase partisipasi pemilih),” ungkapnya.

Meski demikian, Yusa Arsana menilai persentase partisipasi pemilih di Kabupaten Badung sudah di atas rata-rata nasional dan rata-rata di tingkat provinsi, walaupun jauh dari target yang diharapkan sebesar 90 persen.
“Tentu ini akan menjadi evaluasi bagi kami, terutama di daerah-daerah yang kondisi demografinya berbeda.

Apakah mungkin nanti ada perlakuan berbeda antara data pemilih dengan data penduduk,” imbuhnya. 
Yusa Arsana mengaku jika hal ini karena menggunakan pola pendataan penduduk dan pendataan pemilih de facto.

“Karena sekarang de jure, setiap orang dengan KTP atau data administrasi kependudukan di Badung maka mereka harus tetap kami catatkan sebagai pemilih. Dari awal saya sampaikan bahwa inilah satu-satunya kendala yang paling berat bagi kami untuk menghadirkan pemilih ke TPS,” katanya.

Meski demikian hal itu sebelumnya pernah terjadi sebelumnya. Yusa Arsana mencontohkan, seperti tahun 2020, KPU Badung mengurangi jumlah pemilih hampir 44 ribu di Kelurahan Tuban, dan di Jimbaran hampir 50 ribu pemilih. “Jadi karena setelah di cek tidak ada orangnya. Bahkan pada alamat juga tidak ditemukan,” imbuhnya.

Kedala lainnya, kata dia, yakni waktu yang disiapkan untuk Pilkada cukup singkat, termasuk waktu untuk menyampaikan formulir C pemberitahuan memilih. Diduga, warga yang sudah tercantum dalam DPT tak datang ke TPS karena diduga belum sampainya formulir C pemberitahuan memilih. 

“Warga menganggap tidak dapat C pemberitahuan, walaupun kami sudah sosialisasikan boleh cek DPT online, tapi menurut mereka itu sebagai perlakuan berbeda. Kenapa tetangga dapat, saya tidak. Yang disalahkan KPU juga ketika C pemberitahuannya tidak sampai,” beber Yusa Arsana

Di sisi lain, tidak sampainya formulir C pemberitahuan memilih karena masih ditemukan penduduk ber-KTP Badung yang sudah pindah tempat tinggal. Sedangkan datanya harus tetap dicatatkan ke dalam DPT. 

“Memang C pemberitahuan itu tidak diterima karena yang bersangkutan tidak ada di tempat tersebut. Kami tidak boleh memberikan C pemberitahuan itu selain kepada yang bersangkutan atau minimal orang terdekat pemilih itu sendiri, yang bertanggung jawab,” bebernya.

Lebih lanjut dirinya menyebutkan pihaknya juga curiga kendala lainnya karena ada warga yang tak ada waktu luang ataupun mengurus pindah memilih ke lokasi dekat tempat bekerja saat hari pencoblosan. “Jadi kita tidak tahu pasti. Namun ini akan menjadi catatan kami,” tandasnya. (mit/gus)

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved