Budaya Bali
KONGRES Kebudayaan Bali IV Tahun 2024, Hasilkan 14 Rekomendasi, Pemerintah Wajib Ikut Melindungi
Pj Gubernur berharap Kongres Kebudayaan ini, menjadi langkah konkret melestarikan budaya Bali agar diwariskan kepada generasi mendatang.
TRIBUN-BALI.COM – Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, secara resmi membuka Kongres Kebudayaan Bali IV Tahun 2024 pada Jumat (6/12/2024) di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali.
"Banyak yang bertanya, mengapa Bali begitu memesona, Bali bagaikan ciptaan Tuhan dengan senyuman dan warisan budaya yang adiluhung," ungkapnya Sang Mahendra dalam sambutannya.
Pj Gubernur berharap Kongres Kebudayaan ini, menjadi langkah konkret melestarikan budaya Bali agar diwariskan kepada generasi mendatang.
"Jangan sampai keindahan Bali hanya tinggal cerita, atau terlihat di film dan YouTube," katanya. Pj Gubernur Bali juga mengapresiasi Majelis Kebudayaan Bali dan para stakeholder yang terus menjaga budaya Bali tetap kuat dan relevan.
Baca juga: Hasil Pilkada Bali 2024, PDIP Masih Berjaya, Sah Menang di 8 Kabupaten/Kota
Baca juga: Jadwal Pelantikan Gubernur dan Bupati Baru 2025, KPU Bali Tunggu Gugatan MK, Siap Lantik Februari

Dalam sambutannya, Sang Mahendra menyoroti tantangan globalisasi, kemajuan teknologi, dan derasnya arus budaya asing yang masuk ke Bali.
"Hebatnya Bali, budaya luar tidak ditolak begitu saja, tetapi disaring dan diubah menjadi karya budaya baru yang luar biasa," ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga sumber daya air, memanfaatkan teknologi AI, dan meningkatkan daya saing SDM Bali.
Ia mengajak para budayawan dan stakeholder, untuk membahas kebudayaan secara holistik, mulai dari seni, ekonomi kreatif, hingga pengelolaan sumber daya alam dan manusia. "Mari kita duduk bersama untuk membahas cara menjaga Bali tetap harmonis dan lestari," tegasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. I Gede Arya Sugiartha, menjelaskan bahwa Kongres Kebudayaan Bali, yang digelar lima tahun sekali, menjadi ajang dialog kreatif membahas Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD). "PPKD lima tahun terakhir menjadi acuan program lima tahun ke depan," ungkapnya.
Kongres kali ini menyoroti pencapaian Bali, sebagai daerah dengan Indeks Pembangunan Kebudayaan tertinggi di Indonesia (71,36) dan penerima Anugerah Kebudayaan Nasional 2024.
Tema kongres adalah "Pokok Pikiran Kebudayaan Bali sebagai Akselerasi Pemajuan dan Penguatan Kebudayaan Bali."
Selama enam hari, kongres membahas 10 objek pemajuan kebudayaan, seperti tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, seni, dan bahasa.
Kongres ini menghadirkan pembicara kunci, termasuk Prof. Made Bandem, Prof. I Wayan Kun Adnyana, I Dewa Gde Palguna, dan Prof. I Nyoman Darma Putra. Sebanyak 400 peserta dari berbagai kalangan turut berpartisipasi.
Selain membuka kongres, Pj. Gubernur juga mengukuhkan anggota Majelis Kebudayaan Bali 2021-2026 yang dipimpin oleh Prof. Made Bandem sebagai Manggala Sabha Pemutus (Majelis).

Adapun 14 poin rekomendasi yang dihasilkan dalam Kongres Kebudayaan Bali IV Tahun 2024 adalah sebagai berikut:
Jaga Harmoni Serangan, Dari Doa Tumpek Kandang Hingga Tukik Menyapa Samudera |
![]() |
---|
TIRTA Yatra ke Alas Purwo & Pura Agung Blambangan Banyuwangi, Gung Ari: Impian Akhirnya Terwujud |
![]() |
---|
TRADISI Sakral, Wujud Syukur & Pengingat Leluhur, Desa Adat Lebu Gelar Sekaa Roras Saat Ngusaba |
![]() |
---|
Wayang Wong Tantri Puri Kauhan Ubud Napak Pertiwi di Pura Dalem Puri Batuan-Sukawati |
![]() |
---|
Digelar Setelah 30 Tahun, Pura Ibu Sari Dalem Tarukan Lumintang Denpasar Gelar Karya Agung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.