Budaya Bali

Jaga Harmoni Serangan, Dari Doa Tumpek Kandang Hingga Tukik Menyapa Samudera

Momen pelepasan tukik ini menjadi bagian perayaan rutin Tumpek Kandang, salah satu hari raya tradisi Bali untuk memuliakan semua makhluk hidup.

ISTIMEWA
Momen pelepasan tukik ini menjadi bagian perayaan rutin Tumpek Kandang, salah satu hari raya tradisi Bali untuk memuliakan semua makhluk hidup, khususnya hewan.  

TRIBUN-BALI.COM  — Pagi itu, langit Serangan biru berawan. Angin laut berembus pelan, membawa kidung suci yang bersahut dengan debur ombak di bibir Pantai Serangan.

Di hamparan pasir putih yang hangat, ratusan tukik kecil menjejakkan sirip mungil mereka untuk pertama kalinya, langkah awal menaklukkan samudra luas, sekaligus membawa pesan sederhana bahwa manusia, satwa, dan alam semesta terhubung dalam siklus yang tak terpisahkan.

Momen pelepasan tukik ini menjadi bagian perayaan rutin Tumpek Kandang, salah satu hari raya tradisi Bali untuk memuliakan semua makhluk hidup, khususnya hewan. 

Sejak pagi, warga bersama PT Bali Turtle Island Development (BTID) sebagai pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, memulai persembahyangan di kawasan.

Anjing penjaga, burung-burung di pepohonan, dan satwa liar yang menempati sudut-sudut pulau pun didoakan. 

Bunga ditaburkan, dupa mengepul, air suci dipercikkan — tanda syukur atas peran satwa 
menjaga harmoni alam.

Baca juga: Firasat Sandal Tertukar Saat Melayat, Ayah Wayan Merdana Jadi Korban Truk Rem Blong di Bangli Bali

Baca juga: Kisah Pilu Wayan Merdana, Dulu Anak Meninggal Tabrakan Kini Bapak Ditabrak Truk Blong di Bangli Bali

Di pinggir pantai, Ni Kadek Noni Purnama Dewi  pemudi Sekaa Teruna Teruni Satya Hredaya 
Banjar Dukuh Serangan, berdiri menatap barisan tukik yang bergerak perlahan ke air. 

“Senang sekali bisa ikut merayakan Tumpek Kandang bersama teman-teman di sini. Setelah sembahyang, kami lanjut melepas tukik ke laut. Saya melepas enam tukik karena enam angka favorit saya. Harapannya mereka kembali lagi suatu hari nanti, lebih besar, lebih kuat,” ujarnya sambil tersenyum riang.

Tumpek Kandang bukan sekadar ritual rutin, tetapi pengingat agar manusia tak merasa paling berkuasa di atas makhluk lain. 

“Dalam lontar-lontar Hindu, Tumpek Kandang adalah bagian menjaga keharmonisan Palemahan, bagaimana manusia hidup selaras dengan alam dan binatang,” jelas Pemangku Adat I Made Sandya yang memimpin prosesi upacara. 

“Siklus kehidupan ini saling terkait. Kalau kita jaga alam, alam akan menjaga kita kembali.” tambahnya. 

Dalam kesempatan dan di tempat yang sama, Kepala dan Pejabat Eselon III OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Provinsi Bali turut melepas ratusan tukik setelah sebelumnya melaksanakan upacara Tumpek Kandang di Pura Sakenan.

Komitmen ini bukan sekadar simbolik. Sejak lama, BTID mendukung aktivitas konservasi penyu yang dilakukan oleh Turtle Conservation and Education Center (TCEC) Serangan.

Sejak tahun 2022 telah berhasil melepas lebih dari 11.000 tukik ke Samudra Hindia. Sepanjang tahun 2024 saja, TCEC mencatat sekitar 95 sarang penyu di pesisir Serangan, meningkat 15 sarang dari tahun sebelumnya. 

Tahun 2024, lebih dari 7.600 telur penyu berhasil dilindungi, dengan sekitar 4.000 tukik dilepas kembali ke habitat aslinya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved