Berita Badung

MINTA Usut Robohnya Bale Pesandekan di Mengwi, 2 Buruh Bangunan Dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah Bali!

Proyek menggunakan anggaran Bantuan Keuangan Khusus (BKK) 2024 dari pemkab Badung dengan total nilainya Rp 11.800.000.000.

Istimewa
ROBOH –Warga melihat kondisi Bale Pesandekan di Banjar Pengiasan, Desa/Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung yang roboh, Selasa (24/12). 

TRIBUN-BALI.COM  - Bangunan proyek Bale Pesandekan di TPS Organik Desa, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung roboh pada Selasa (24/12). Mirisnya, bangunan tersebut roboh saat akan digelar upacara Pemelaspasan.

Menurut informasi yang dihimpun Tribun Bali, secara keseluruhan, proyek pembangunan ini mencakup jembatan, gudang pupuk, penyosohan beras, bale pesandekan, hingga TPS organik. 

Proyek menggunakan anggaran Bantuan Keuangan Khusus (BKK) 2024 dari pemkab Badung dengan total nilainya Rp 11.800.000.000.

Dari semua anggaran dan proyek itu, hanya Bale Pesandekan dengan luas bangunan 3,5 x 14 meter yang roboh.

Robohnya bangunan Bale Pesandekan tersebut memakan korban. Bahkan 2 buruh bangunan mengalami luka dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Prof Ngoerah, Denpasar.

Bale pesandekan itu roboh saat sedang dikerjakan. Lantaran pengerjaan dilakukan secara estafet, maka tukang dan buruh yang diperkerjakan sebanyak 19 orang.

Baca juga: Progres Proyek Tebing Pura Uluwatu Baru 70 Persen, Ini Alasannya Jadi Molor!

Baca juga: ROBOH Bale Pesandekan di TPS Organik Desa Mengwi, 9 Korban Dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah Bali


ROBOH –Warga melihat kondisi Bale Pesandekan di Banjar Pengiasan, Desa/Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung yang roboh, Selasa (24/12).
ROBOH –Warga melihat kondisi Bale Pesandekan di Banjar Pengiasan, Desa/Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung yang roboh, Selasa (24/12). (istimewa)


Setidaknya ada 9 buruh menjadi korban, 2 buruh di antaranya mengalami luka serius dan sisanya mengalami luka ringan. Pada saat kejadian para buruh tersebut sudah mendapatkan penanganan medis.

Sebanyak 9 buruh yang menjadi korban yaitu Moh Asen (37) asal Gending, Syamsul Arifin (27) asal Banyuanyar, Probolinggo, Zainal Nasihin (30) asal Gending Probolinggo, Nasir Amrih (24) asal Gending, Probolinggo, Heri (42) asal Penumbangan, Ciamis, Samsul Arifin (52) asal Banyuanyar, dan Wahyudi Cantoso (38) asal Kandangan, Kediri.

“Ini yang mengalami luka ringan 7 orang. Karena semua buruh ini yang mengerjakan. Ada yang mengalami luka lecet dan juga memar,” ungkap seorang aparat kepolisian di Badung saat melakukan pendataan, Rabu (25/12).

Sementara kata polisi yang enggan disebutkan namanya itu mengaku 2 buruh yang mengalami luka berat yaitu bernama Rudi, (27) dan Saipul (25) asal Probolinggo, Jawa Timur.

Kedua buruh itu pun hingga dirujuk ke RSU Pusat Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah, Denpasar. “Jadi Rudi ini  mengalami luka dada dan luka di kepala. Sementara Saipul mengalami luka robek pada tangan kiri,” bebernya.

Dijelaskan, bangunan tersebut roboh pada saat buruh sedang mengerjakan atap genteng tepatnya pada pojokan genteng atau pemugbug. Sehingga menyebabkan tenaga kerja yang berada di atas maupun di bawah banggunan tersebut jatuh ada yang tertimpa bangunan hingga mengalami luka-luka.

“Kemungkinan pembangunan telah dibangun tidak sesuai dengan kontruksi atau spek atau RAB yang ada. Sehingga perlu kiranya dilakukan tindakan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut guna mengetahui penyebab dari robohnya bangunan Balai Pesandekan tersebut. Apalagi menyebabkan adanya korban baik luka patah tulang maupun luka ringan,” imbuhnya.

Proyek pengerjaan bale pesandekan ternyata belum rampung 100 persen namun sudah ambruk. Bahkan robohnya bangunan style Bali itu pun saat pekerja masih melakukan pemasangan genteng. Besar dugaan bangunan itu secara cepat-cepat dirakit agar bisa dilakukan pemelaspasan atau diupacarai.

Informasi yang berhasil dihimpun terkait robohnya bangunan itu, ternyata pengerjaan baru dilakukan pada Minggu (21/12). Untuk tahap awal dilaksanakan pendirian tiang dan pementang bangunan.

Setelah itu, pada Senin (23/12) mulai dilaksanakan pemasangan lambang dan usuk bangunan. Selanjutnya, pada Selasa (24/12) sekitar pukul 06.00 Wita mulai dilaksanakan pemasangan lambersering, sanggah wang dan reng genteng secara estafet. Bahkan dalam pengerjaannya membutuhkan sebanyak 19 buruh bangunan

“Jadi belum selesai 100 persen bangunan yang roboh itu,” ujar seorang masyarakat asal Mengwi, Rabu (25/12). “Jadi buruh ini pengerjaannya dibagi menjadi dua. Ada yang melakukan pemasangan genteng dan reng.

Pengerjaan juga dilakukan bergilir, saat pemasangan genteng sisi Barat selesai, grup pekerja  yang melaksanakan pemasangan genteng istirahat, yang pemasangang reng tetap kerja,” ungkapnya.

Sekitar pukul 10.00 Wita, pada saat pekerja melaksanakan pemasangan genteng tiba-tiba bangunan tersebut ambruk yang mengenai pekerja di bawah dan beberapa buruh yang memasang genteng. “Ada yang jadi korban luka-luka,” imbuhnya.

Sementara itu, Perbekel Desa Mengwi, I Nyoman Suwarjana saat dikonfirmasi mengakui jika bangunan tersebut belum diplaspas sudah roboh. Dari informasi yang beredar menurutnya, bangunan tersebut kurang lebih anggarannya Rp 360 juta.

“Kita memang mendapat BKK Rp 11,8 miliar, namun itu untuk beberapa pekerjaan. Untuk bale pesandekan yang roboh anggarannya kurang lebih Rp 360 juta,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Pihaknya mengakui, bangunan tersebut roboh  sebelum upacara Pemelaspasan dimulai. Kebetulan yang bangunan yang roboh, Balai Pesandekan menggunakan style Bali, yang tiangnya bahan dari kayu semua.

“Jadi mungkin ada kendala secara teknis. Karena sendinya belum begitu kering sudah dipasang tiang,” bebernya. 

Pihaknya mengakui seluruh proses pembangunan telah dilakukan sesuai dengan regulasi. Ketika kejadian, banyak warga yang sedang mempersiapkan acara Pemelaspasan di lokasi.

Beruntung tak ada warga yang terluka, hanya saja 2 buruh mengalami luka ringan dan telah ditangani medis. “Penyedia sudah datang ke lokasi langsung saat itu juga, berselang setengah jam sudah di sini.

Untuk pernyataannya, pihak ketiga atau penyedia siap melanjutkan Pembangunan,” jelasnya. Pihaknya mengaku bangunan tersebut juga belum dilakukan proses serah terima.

Bahkan sesuai rencananya akan dilakukan pada tanggal 27 Desember 2024 mendatang. “Kemudian juga ada pembayaran yang belum 100 persen. Tetapi untuk acara Pemelaspasan dilaksanakan kemarin karena merupakan hari baik,” jelasnya.

Oleh karenanya, rangkaian Pemelaspasan tetap dilakukan kecuali pada Bale Pesandekan yang roboh. Surat pernyataan sudah semua dan regulasi dari awal sudah dijalankan. “Jadi karena bangunannya ada yang belum kering di bawah mungkin yang mengakibatkan roboh,” kata dia. (gus)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved