Berita Bali
Bali Diprediksi Makin Macet, Bus TMD Terancam Tak Beroperasi, Layani 8 Juta Penumpang Sejak 2020
Angkutan publik ini merupakan program Buy The Service/BTS Teman Bus dan Bali menjadi layanan ketiga setelah Palembang dan Surakarta.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Bus Trans Metro Dewata (TMD) dikabarkan terancam tak bisa beroperasi pada Tahun 2025 mendatang.
Moda transportasi dengan sistem transportasi bus raya terpadu ini telah beroperasi sejak 7 September 2020 di Bali.
Bus TMD beroperasi di kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita).
Layanan ini merupakan program Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Baca juga: Biaya Operasional Dari Kemenhub, Tarif Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Dari Rp 2 Ribu
Angkutan publik ini merupakan program Buy The Service/BTS Teman Bus dan Bali menjadi layanan ketiga setelah Palembang dan Surakarta.
Bus TMD telah beroperasi sejak 7 September 2020 di Bali atau kurang lebih 4 tahun.
Rata-rata penumpang di bus TMD ini jumlahnya ribuan per hari.
“Kalau data jumlah penumpang kita dapat data dari dua parameter atau dua alat ukur tahun 2020-2023 itu menggunakan kamera APC yang dipasang diatas pintu depan Bus Trans Metro Dewata. Namun mulai Tahun 2024 alat ukur itu bukan kamera APC lagi tapi alat pembayaran dari take home bus dan dari Qris,” ungkap Manager PT. Satria Trans Jaya, Operator Layanan BTS Bali (Trans Metro Dewata), Ida Bagus Eka Budi P, Senin 30 Desember 2024.
Lebih lanjutnya Eka Budi mengatakan, dilihat dari data jumlah penumpang pada tahun 2024 itu terdapat penurunan dibanding tahun 2023. Hal tersebut disebabkan banyak hal, di antaranya karena alat ukurnya berbeda atau karena faktor lain.
Namun, kata Eka faktor lainnya yaitu pada awal tahun 2020 hingga 2024 sarana atau prasarana dari layanan BTS Bali diakui belum maksimal.
“Contoh sederhana pengguna belum merasa aman dan nyaman, lalu angkutan penumpang atau feeder memang belum ada sampai sekarang itu mungkin yang agak menggerus jumlah penumpang. Terlepas dari alat ukur mungkin deviasinya banyak hal. Jadi bukan hanya alat ukur, 2024 penumpang turun bukan itu sebenarnya. Pemerintah wajib melayani masyarakat dengan menggunakan angkutan massal perkotaan,” jelasnya.
Jumlah penumpang tahun 2020 sebanyak 183.677 orang, tahun 2021 sebanyak 1.885.091 orang, tahun 2022 sebanyak 2.390.745 orang.
Jumlah penumpang tahun 2023 sebanyak 2.074.339 orang dan tahun 2024 sebanyak 1.701.148 orang.
Dari jumlah tersebut, maka jika total jumlah penumpang yang sudah menggunakan bus TMD sebanyak 8.235.000 atau sekitar 33,19 persen.
Sementara rata-rata penumpang per hari sebanyak 1.531 penumpang tahun 2020, sebanyak 5.193 penumpang per hari di tahun 2021, sebanyak 6.586 penumpang per hari tahun 2022.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.