Budaya Bali

Suling Dek Adi Terjual di 6 Negara, Terapkan Ilmu Matematika dalam Pembuatannya

Hal ini terutama dalam hal pembuatan suling yang non konvensional atau bukan nada standar. Dengan begitu, maka akan didapatkan nada yang diinginkan.

Tribun Bali / Putu Supartika
PEMBUAT SERULING - I Made Adi Wira Nata Putra bersama pembeli suling buatannya di Banjar Pasdalem Kelod, Kelurahan Gianyar belum lama ini. Istimewa/dok pribadi 

TRIBUN-BALI.COM  - Tak melulu mengejar PNS, seorang pemuda di Gianyar Bali, I Made Adi Wira Nata Putra (30) memanfaatkan ilmu yang didapatnya di bangku kuliah untuk membuat usaha pembuatan suling atau seruling.

Dalam pembuatan suling ini, lelaki yang akrab disapa Dek Adi, dan alumi Jurusan Pendidikan Matematika Undiksha ini menerapkan ilmu matematika yang didapatnya di bangku kuliah.

Hal ini terutama dalam hal pembuatan suling yang non konvensional atau bukan nada standar. Dengan begitu, maka akan didapatkan nada yang diinginkan.

Diwawancari Tribun Bali, Kamis, (30/1), Dek Adi mengatakan mulai membuat suling karena iseng-iseng. Ia yang memang kerap ikut magambel ini paling sering memainkan suling.

Baca juga: Kasus DBD Meningkat 100 Persen Lebih! Di Badung Capai 2.405 Kasus di 2024, Tertinggi Kedua se-Bali

Baca juga: BANSOS Cair Tapi Sang Dewan Lenyap Ditelan Bumi, Warga Sebut Sulit Ditemui Pasca Terpilih jadi DPRD

"Saya dulu sering ikut megambel misalnya mengiringi calonarang, tapi saat itu hanya punya suling yang tidak lengkap di rumah. Ada keinginan beli satu set, tapi belum ada uang. Jadi saya nyoba buat sendiri," paparnya.

Ia pun sempat berbincang pada beberapa pembuat suling, namun setiap pembuat suling itu memiliki gaya masing-masing dan hal itu membuatnya kebingungan. Akhirnya ia pun memutuskan untuk mencari gaya sendiri sehingga memiliki ciri khas.

Dan kebetulan ia juga tengah berkuliah matematika, sehingga ia mulai bereksperimen untuk bisa menerapkan ilmunya itu.

Sedikit demi sedikit, Dek Adi pun menemukan pola dari ilmu matematika yang dipelajarinya. Dari yang awalnya iseng-iseng, dirinya pun kemudian mulai menjual suling karyanya.

"Awalnya saat kuliah jual dari teman ke teman. Sekarang promosi lewat media sosial. Pakai TikTok, Instagram," katanya.

Agar video promosinya bisa ramai di medsos, ia pun mulai membuat konten seputar suling menggunakan ilmu matematika termasuk fisika. "Biasanya kalau video itu fyp, pemesan akan semakin ramai yang datang," papar lelaki asal Banjar Pasdalem Kelod, Kelurahan Gianyar ini.

Dengan menggunakan matematika maupun fisika ini, Dek Adi pun bisa membuat suling dengan nada di luar dari nada suling pada umumnya. "Kalau ada yang memesan dengan nada aneh dan sulit, saya gunakan ilmu matematika. Misalnya barisan geometri dan aritmatika. Juga menggunakan teori pipa organa," imbuhnya.

Pernah ia mendapat pesanan suling sepanjang satu meter, dan harus dikirim menggunakan jasa ekspedisi. Dek Adi pun mengakalinya dengan membuat suling bongkar pasang, dan dalam menentukan titik pemotongan ini, ilmu matematika kembali dipakai.

"Karena kalau tempat potongannya tidak pas akan berpengaruh dengan nadanya," paparnya.

Pola yang ia temukan dalam pembuatan suling dengan ilmu matematika ini juga kemudian ia jadikan tesis saat menempuh S2 dengan judul Kajian Etnomatematika pada Seruling Bali.

Kini, usaha suling rumahan yang ia geluti juga sudah menyasar pasar internasional. Ia mendapat pesanan suling untuk dikirim ke Nepal, Jepang, Australia, New York (Amerika Serikat), Italia, hingga Ukraina (Eropa).

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved