Kasus DBD di Bali

Kasus DBD Meningkat 100 Persen Lebih! Di Badung Capai 2.405 Kasus di 2024, Tertinggi Kedua se-Bali

Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah kasus DBD di Gumi Keris mencapai 2.405 kasus dan sebelumnya pada tahun 2023 hanya di angka 1.137 kasus.

ISTIMEWA/PIXABAY
KOLASE - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Badung melonjak drastis pada 2024. Bahkan peningkatannya pun mencapai 100 persen lebih jika dibandingkan tahun 2023 silam   Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah kasus DBD di Gumi Keris mencapai 2.405 kasus dan sebelumnya pada tahun 2023 hanya di angka 1.137 kasus. Angka itu pun menyatakan ada peningkatan 1.268 kasus atau 111,5 persen. 

TRIBUN-BALI.COM  – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Badung melonjak drastis pada 2024. Bahkan peningkatannya pun mencapai 100 persen lebih jika dibandingkan tahun 2023 silam.
 
Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah kasus DBD di Gumi Keris mencapai 2.405 kasus dan sebelumnya pada tahun 2023 hanya di angka 1.137 kasus. Angka itu pun menyatakan ada peningkatan 1.268 kasus atau 111,5 persen.
 
Lonjakan ini menempatkan Badung sebagai daerah dengan jumlah kasus DBD tertinggi kedua di Bali, di bawah Kabupaten Gianyar yang mencatat 4.478 kasus.  Selanjutnya kasus tertinggi ketiga ada di Kabupaten Buleleng yakni yakni mencapai 1.947 kasus.

Baca juga: BANSOS Cair Tapi Sang Dewan Lenyap Ditelan Bumi, Warga Sebut Sulit Ditemui Pasca Terpilih jadi DPRD

Baca juga: Jenazah PMI Meninggal di Amerika Tiba di Jembrana, Ngaben Pada 4 Februari, 7 Kali Sudah Pesiar 


Menanggapi hal tersebut, Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta saat ditemui dalam acara Pengambilan Sumpah Jabatan Penjabat Pimpinan Tinggi Pratama Eselon II.a dan Eselon II.b serta Pejabat Fungsional di Lingkungan Pemkab Badung pada Kamis (30/1), menyatakan bahwa pihaknya telah berupaya maksimal dalam mengatasi lonjakan kasus DBD. Namun, pihaknya menekankan bahwa tingginya angka kasus DBD di Badung bukan berarti semua penderita terjangkit di wilayah tersebut.
 
“Kalau yang namanya DBD ini, mohon maaf, belum tentu juga digigit nyamuknya di Badung, bisa saja di tempat lain,” ujarnya. 
 
Giri Prasta pun mengaku sudah memberikan arahan kepada instansi terkait untuk menangani kasus di Gumi Keris. “Tetapi kami sudah berikan arahan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) agar bagaimana DBD tidak meningkat,” tegasnya.
 
Secara umum dengan tingginya kasus di Badung juga akan mempengaruhi dunia pariwisata di Bali. Apalagi selama ini Kabupaten Badung menjadi tujuan utama jika wisatawan datang ke Bali.
 
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Badung dr. Made Padma Puspita, Sp.PD yang dikonfirmasi terpisah juga tidak menampik kondisi tersebut. Menurutnya tingginya kasus karena curah hujan yang sangat tinggi, sehingga kasus DBD mengalami peningkatan.
 
“Kita lihat hujan saat ini sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Banyak terjadi banjir dan genangan air dimana-mana,” ucapnya. (gus)

Intensifkan Pencegahan
 
Kepala Dinas Kesehatan Badung, dr. Made Padma Puspita menambahkan, pihaknya telah mengintensifkan berbagai upaya pencegahan dan penanganan, termasuk fogging di daerah rawan, sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, serta peningkatan kesiapan fasilitas kesehatan dalam menangani pasien DBD.
 
“Dalam penanganan DBD yang terpenting ini peran serta masyarakat.  kita bisa mencegah kasus di lingkungan sekitar kita dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Langkah ini biasa disebut dengan 3M Plus yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia,” imbuhnya. (gus)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved