Berita Gianyar

Kerja Keras Distanak Gianyar Tuntaskan Vaksin PMK Dan Rabies Di Tengah Keterbatasan Personil

Arya Darma menyebutkan target akan dicoba direalisasikan agar vaksinasi PMK bisa tuntas di Gianyar. 

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Vaksin - Petugas vaksinasi Distanak Gianyar saat memberikan vaksin PMK pada sapi belum lama ini. Kerja Keras Distanak Gianyar Tuntaskan Vaksin PMK Dan Rabies Di Tengah Keterbatasan Personil 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Rabies serta PMK (penyakit mulut dan kuku) pada sapi, menjadi mimpi buruk bagi masyarakat di Kabupaten Gianyar, Bali

Sebab akibat digigit anjing rabies, sejumlah nyawa telah melayang di tahun 2024 lalu. 

Sementara PMK yang menyerang sapi sekitar tahun 2022-2023, telah mengganggu perekonomian masyarakat. 

Persoalan tersebut pun, terutama pada PMK, berangsur-angsur telah mulai pulih sejak tahun 2024 lalu. 

Baca juga: Jembrana Catat 4 Kasus Positif Rabies di Januari 2025, Populasi HPR Bertambah, Vaksinasi Digencarkan 

Di tahun ini, pemberian vaksin pada sapi masih terus digenjot oleh Distanak. 

Menelisik lebih dalam, rupanya keberhasilan petugas dalam memberikan vaksin pada puluhan ribu sapi dan anjing, dilakukan di tengah keterbatasan personil. 

Selama ini, kegiatan vaksinasi hanya dijalankan oleh 12 orang petugas, kadang mereka dibantu oleh sejumlah tenaga kontrak.

Informasi dihimpun Tribun Bali, Jumat 14 Februari 2025, vaksinasi rabies dan PMK di tahun ini petugas diprediksi akan kewalahan. 

Sebab dengan 12 orang tim inti tersebut, mereka memiliki target sebanyak 5.000 ekor sapi dan anjing untuk divaksin di bulan Februari ini. 

Kepala UPT Puskeswan 3 Gianyar, Nyoman Arya Darma menyebutkan target di bulan Februari cukup tinggi dibanding bulan Januari lalu. 

Di Januari lalu target 1.700 vaksin dan sudah berjalan sesuai realisasi. 

Di bulan Februari target ditingkatkan menjadi sekitar 5.000 dosis vaksin. 

Arya Darma menyebutkan target akan dicoba direalisasikan agar vaksinasi PMK bisa tuntas di Gianyar

"Tujuannya agar Gianyar bisa bebas PMK, sehingga sapi Gianyar sehat dan bisa dijual dengan harga tinggi di luar Bali," jelasnya.

Selain karena keterbatasan personil, cuaca ekstrem di bulan Februari ini telah menghambat jalannya vaksinasi. 

"Hujan disertai angin kencang, kami ajak petugas vaksin untuk istirahat, karena kesehatan dan keselamatan petugas juga harus kami awasi," jelasnya. 

Di samping itu, kesulitan saat vaksinasi adalah saat mendatangi kandang sapi, pemilik tidak berada di tempat. 

"Kalau pemilik tidak ada di tempat, kami masih bisa. Yang tidak bisa itu, kandang dalam keadaan terkunci, sehingga kami tidak bisa masuk," ujarnya.

Dengan jumlah personil yang terbatas ini, mereka juga harus membagi waktu untuk vaksinasi rabies. 

Sebab sebelum vaksinasi rabies gencar dilakukan, ada 40 desa dari 64 desa di Kabupaten Gianyar, Bali yang masuk dalam zona merah. 

Penyebab utama rabies, selain karena anjing di lepas liarkan sehingga hidupnya tidak sehat, juga dikarenakan banyak penampungan anjing ilegal di Gianyar

Di mana anjing yang ditampung tidak tercukupi nutrisinya sehingga tidak sehat.

"Bagaimana pun kondisinya, kami optimistis bisa menuntaskan vaksinasi PMK dan rabies. Mudah-mudahan tahun ini tidak ada lagi kasus rabies yang merenggut nyawa," ujar Arya Darma. (*) 

Kumpulan Artikel Gianyar

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved