Berita Bali

Forum Driver Pariwisata Kembali Demo DPRD Bali, Tagih Janji Tertibkan Plat Non DK, Sempat Memanas

Massa berteriak ke arah Disel bahkan ada yang sempat maju hampir mendekati tempat duduk DPRD. 

Tribun Bali/ Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
Demo – Forum Driver Pariwisata Bali kembali menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Bali pada, Selasa 25 Februari 2025 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Forum Driver Pariwisata Bali kembali lakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Bali, Selasa 25 Februari 2025. 

Aksi yang berjumlah ribuan ini mulai padati Kantor DPRD pukul 10.00 Wita dengan membawa poster serta atribut dari masing-masing paguyuban driver.  

Koordinator Aksi Forum Driver Pariwisata Bali, I Made Darmayasa mengatakan unjuk rasa kedua ini digelar karena massa menagih janji pihak Eksekutif dan Legislatif Bali soal penertiban driver dengan kendaraan non DK di Bali. 

“Karena kami menagih janji, Gubernur sudah dilantik beliau berjanji ketika Gubernur sudah dilantik, sampai sekarang kami belum dapat jawaban tentang Pansus apa pun karena waktu kemarin mereka janji akan membuatkan Satgas. Tapi tidak ada informasi, karena tidak ada komunikasi akhirnya kami turun dengan 5.000 personel yang datang hari ini (kemarin),” jelas Made. 

Baca juga: TAGIH Janji Tertibkan Plat Non DK, Forum Driver Pariwisata Demo DPRD Bali, Disel Diteriaki Massa  

Massa ini terdiri dari semua paguyuban dan taksi online. 

Menurutnya, driver taksi online dalam hal ini lebih merasa dirugikan sebab terdapat pemotongan biaya dari vendor, tarif terlalu murah, hingga dikejar target. 

“Hari ini (kemarin) Pimpinan Ketua DPRD Bali sepakat mendukung dan memberikan tanda tangan terkait kedudukan dan akan membentuk Pansus, selanjutnya juga kami akan diundang ke Gubernur Bali,” bebernya. 

Menurutnya plat non DK merupakan salah satu penyuplai kemacetan di Bali. 

Terlebih di Permenhub Nomor 118 Tahun 2018 telah mengatur tentang wilayah operasi kendaraan jika kendaraan beroperasi di wilayah tertentu wajib menggunakan plat sesuai dengan wilayah. 

“Dari semua kabupaten jadi forum ini terdiri lebih dari 115 paguyuban yang berasal dari seluruh Bali. Sudah jelas harapan kami apa yang kami tuntut khan aturan bagus dan terealisasi menjadi Perda. Mengapa kami menuntut? Karena korelasinya pariwisata berakar dari budaya, dan budaya dari tradisi, tradisi inilah yang kami jalankan sehingga turis asing itu datang ke Bali untuk menikmati pariwisata,” tutupnya. 

Aksi unjuk rasa kedua diterima kembali Ketua DPRD Bali, Dewa Made Mahayadnya alias Dewa Jack. Demo kemarin sempat memanas. 

Tepatnya ketika sesi diskusi antara Forum dengan Anggota DPRD Bali sempat memanas beberapa menit di Wantilan DPRD Bali

Diskusi mulai memanas saat, Wakil Ketua 1 DPRD Provinsi Bali, I Wayan Disel Astawa menyampaikan jika memang ada kajian dari masing-masing paguyuban tolong dibuatkan draft berapa tarif per kilometer (km), lalu dibawa ke DPRD sehingga nanti kita akan bahas. 

“Jadi rumuskan bersama teman-teman berikan saya masukan per km dari sini ke mana angkutan pariwisata di Kuta-Ubud seperti apa, karena bapak-bapak yang melakukan di lapangan sehingga kami tahu ini kita akan ikuti proses kalau diancam-ancam begitu kami punya proses,” kata dia. 

“Komitmen ini akan kita laksanakan, saya tidak ingin kalian semua tidak dapat makan dalam konteks transportasi kita era digitalisasi. Kita harus bersabar. Makanya baang (kasih) masukan aji kude (lagi berapa) (nada tinggi),” jelas Disel saat diskusi. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved