Gebrakan Pemimpin Bali

KOSTER: Jaga Bali & Tidak Eksploitasi Alam, Soroti Kepemilikan Asing & Harap Ekonomi Kian Membaik!

Gubernur Bali, Wayan koster, menegaskan bahwa pembangunan di Bali 5 tahun mendatang akan berlandaskan  Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Istimewa
PIDATO - Gubernur bali I Wayan koster menegaskan bahwa pembangunan di Bali 5 tahun mendatang akan berlandaskan  Nangun Sat Kerthi Loka Bali. 

TRIBUN-BALI.COM Gubernur Bali, Wayan Koster, menegaskan bahwa pembangunan di Bali 5 tahun mendatang akan berlandaskan Nangun Sad Kerthi Loka Bali. Berlandaskan pada pesan leluhur warisan nenek moyang, yaitu keseimbangan antara alam dan manusia.

Gubernur Koster pun memberikan beberapa pidato pentingnya, terkait dengan masa depan Provinsi Bali. Berdasarkan data Provinsi Bali, sampai tahun 2024 jumlah kecamatan di Bali mencapai 57, jumlah desa adat sebanyak 1.500, jumlah desa 636, jumlah kelurahan sebanyak 80.

Luas wilayah Bali 5.590 Km2, 0,1 persen dari luas wilayah Indonesia 5.180.053 Km2, jumlah penduduk Bali dengan 4,4 juta jiwa.

Atau sekitar 1,6 persen dari penduduk Indonesia dan pertumbuhan penduduk Bali per tahun sebesar 0,66 persen atau cendrung melambat.

Baca juga: RSUD Pemerintah di Buleleng Kekurangan Dokter Spesialis

Baca juga: Nikita Mirzani Resmi Ditangkap Dugaan Kasus TPPU, Dibalas ‘Sans’, Minta Uang Sampai Rp 5 Miliar

Gubernur Koster pun memberikan beberapa pidato pentingnya, terkait dengan masa depan Provinsi Bali. Berdasarkan data Provinsi Bali, sampai tahun 2024 jumlah kecamatan di Bali mencapai 57, jumlah desa adat sebanyak 1.500, jumlah desa 636, jumlah kelurahan sebanyak 80.
Gubernur Koster pun memberikan beberapa pidato pentingnya, terkait dengan masa depan Provinsi Bali. Berdasarkan data Provinsi Bali, sampai tahun 2024 jumlah kecamatan di Bali mencapai 57, jumlah desa adat sebanyak 1.500, jumlah desa 636, jumlah kelurahan sebanyak 80. (Tribun Bali/Putu Supartika)

Melalui pembangunan semesta berencana, dalam era baru untuk memujudkan kesehjatraan masyarakat bali, yang mengandung makna.

Menjaga kesucian dan menjaga keharmonisan alam Bali, beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali.

Yang sejahtera dan bahagia niskala-sekala menuju kehidupan krama dan Gumi Bali sesuai dengan prinsip Triksakti Bung Karno.

Berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan melalui pembangunan secara terpola, menyeluruh.

Terencana, terarah dan terintegritas dalam bingkai negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila 1 juni 1945.

“Keberhasilan ini merupakan anugerah luar biasa dari Sang Hyang Widhi Wasa, ida bhatara sesuhunan Ida Dalem, raja-raja Bali. Guru-guru suci, lelangit, dan leluhur Bali, oleh karena itu pembangunan Bali tidak boleh keluar dari koridor wejangan. Leluhur yang telah diwariskan kepada kita,”tegas Gubernur Koster.

Gubernur Koster menggarisbawahi filosopi Sad Kerti sebagai fondasi pembangunan Bali. Mencakup penyucian dan pemuliaan enam elemen utama kehidupan atma.

Segara Kerti, Danu Kerti, Wana Kerti, Jana Kerti dan Jagat Kerti. Permasalahan dan tantangan Bali ke depan selain memberi manfaat positif bagi kesejahtraan dan kebahagiaan.

Kehidupan masyarakat Bali, pembangunan Bali juga menimbulkan permasalahan terhadap alam, manusia, dan Kebudayaan Bali.

“Ingatlah pesanku wahai anak-anakku sekalian, dikemudian hari jagalah kelestarian alam dan jangan sekali-kali kita hidup dengan merusak alam, jika kita tidak mematuhi kita akan terkena kutukan, pangan dan air langka umur pendek penyakit merajalela.

Jangan sekali-kali hidup senang dari merusak alam, dan perpecahan di antara sesama saudara,” kata Gubernur Koster mengutip lontar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved