Human Interest Story

DISIKSA, Korban TPPO Asal Buleleng Agus Sempat Ingin Menyerah, Lolos Dari Maut Berkat Tentara DKBA

ia percaya keluarganya di Bali serta instansi pemerintah terkait akan bertindak dan berupaya untuk menyelamatkan dia. 

Tribun Bali/Muhammad Fredey
Kesaksian - Kadek Agus Ariawan saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Liligundi, Kecamatan Buleleng pada Sabtu (22/3/2025). Agus menceritakan ihwal pengalamannya selama delapan bulan menjadi korban TPPO di perbatasan Myanmar - Thailand. DISIKSA, Korban TPPO Asal Buleleng Agus Sempat Ingin Menyerah, Lolos Dari Maut Berkat Tentara DKBA 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Selama delapan bulan dipaksa menjalani beratnya tekanan pekerjaan sebagai scam love hingga terus mengalami penyiksaan, sedikit demi sedikit berdampak pada mental Kadek Agus Ariawan. 

Tak jarang situasi yang dialami membuatnya ingin menyerah pada keadaan. 

Agus mengungkapkan, saat menjalani penyiksaan lantaran tidak mencapai target, ia harus menahan sakit. 

Ia bahkan sampai harus menggigit bajunya agar tak terdengar suara. 

Baca juga: Warga Buleleng Bali Jadi Korban TPPO, Dipaksa Jadi Penipu, Dapat Siksaan Jika Tidak Penuhi Target

"Kalau sampai terdengar suara, maka penyiksaan akan lebih parah. Satu-satunya yang bisa dilakukan hanya pasrah, dan berharap mereka segera puas," ucapnya, Minggu 23 Maret 2025. 

Agus tidak memungkiri sempat terbesit keinginan menyerah di benaknya. 

Namun di sisi lain, ia percaya keluarganya di Bali serta instansi pemerintah terkait akan bertindak dan berupaya untuk menyelamatkan dia. 

Hingga setitik harapan muncul pada tanggal 16 Februari 2025. Saat itu sekitar pukul 09.00 waktu setempat. 

Agus yang baru selesai bekerja, dari lantai dua mes melihat pekerja kulit hitam asal benua Afrika berlari menuju gerbang keluar. 

Di sana ia juga melihat ada tentara DKBA (Demokratik Buddha Karen), yang merupakan kelompok tentara pemberontak. 

Saat itulah ia mengajak rekan sesama asal Buleleng bernama Nengah Sunaria, untuk ikut menyelamatkan diri. 

Sunaria yang ragu karena masih sayang nyawa, terus dipaksa Agus agar ikut kabur. 

"Saya berusaha meyakinkan Nengah agar mau ikut kabur. Sebab ada potensi kita bisa selamat dan bisa pulang. Sebaliknya jika bertahan tentu akan meninggal sia-sia di tempat ini," ujarnya. 

Kalimat tersebut memicu semangat Sunaria, hingga keduanya kabur bersama. Namun upaya untuk kabur nyatanya tidak semudah itu. 

Sebab saat menuju gerbang, keduanya sempat ditahan petugas keamanan perusahaan. Keduanya bahkan ditodong dengan senapan AK-47. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved