Kecelakaan

JENAZAH Kadek Melly Tidak Boleh Dijenguk, Teman Semobilnya Masih Diperiksa FBI di Amerika Serikat!

Siapa yang menyangka, gadis 23 tahun itu, malah menjadi korban ditabrak orang lain, yang menyebabkan Kadek Melly meninggal dunia di TKP. 

ISTIMEWA
Kecelakaan - Foto Kadek Melly semasa hidup. Wanita asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini mengalami musibah kecelakaan saat menjalani pertukaran pelajar di kota New Orleans negara bagian Lousiana, Amerika Serikat 

TRIBUN-BALI.COM - Tragedi kecelakaan yang menimpa Kadek Melly, benar-benar menjadi duka bagi keluarganya di Buleleng, Bali. 

Siapa yang menyangka, gadis 23 tahun itu, malah menjadi korban ditabrak orang lain, yang menyebabkan Kadek Melly meninggal dunia di TKP. 

Peristiwa kecelakaan persimpangan jalan St Claude dengan Jalan Sister, Kota New Orleans negara bagian Lousiana, Amerika Serikat pada Sabtu (29/3/2025), mengakibatkan Kadek Melly Mudiani menjadi korban. 

Perempuan asal Banjar Dinas Kanginan, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng dikabarkan meninggal dunia di tempat.

Baca juga: TRAGEDI Timpa Kadek Melly, Gadis Buleleng 3 Bulan di Amerika, Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan

Baca juga: JASAD Kadek Melly Terpental dari Mobil Usai Ditabrak! Mahasiswi Magang Buleleng Tewas di Amerika

RUMAH DUKA - Suasana di rumah duka kediaman Kadek Melly Mudiani di Banjar Dinas Kanginan, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Kamis (3/4/2025).
RUMAH DUKA - Suasana di rumah duka kediaman Kadek Melly Mudiani di Banjar Dinas Kanginan, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Kamis (3/4/2025). (Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury)

 

Kabar duka Kadek Melly telah sampai ke pihak keluarga. Kadek Melly merupakan anak kedua dari pasangan Ketut Wandika (53) dan Komang Sudarmi (46). Dara ayu berusia 23 tahun itu baru empat bulan merantau ke Amerika Serikat.

Ayah Kadek Melly, Ketut Wandika mengungkapkan, Kadek Melly meninggalkan Indonesia pada 27 November 2024 lalu. Rencananya ia akan menjalani program magang selama setahun di negeri Paman Sam itu. 

"Rencana setahun magang di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata dan restoran," ujarnya ditemui di rumah duka pada Kamis (3/4/2025). 

Mengenai kabar duka yang dialami Kadek Melly, Ketut Wandika mengaku awalnya dia dan keluarga tidak langsung percaya. Apalagi informasi yang beredar tidak disertai bukti seperti foto korban. 

Hingga akhirnya Wandika dihubungi oleh pihak agen keberangkatan. Kemudian ia disambungkan dengan pihak FBI dan pengacara Melly. 

Pada komunikasi itu, Wandika mengatakan jika peristiwa kecelakaan ini masih proses penyelidikan dan penyidikan.

Ada dua orang di dalam mobil itu, yakni Kadek Melly dan seorang temannya yang berhasil selamat. "Saat ini temannya masih di bawah penanganan FBI. Tidak boleh dijenguk siapapun, termasuk jenazah anak saya," jelasnya.

Rumah duka - Suasana di rumah duka kediaman Kadek Melly Mudiani di Banjar Dinas Kanginan, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Kamis (3/4/2025).
Rumah duka - Suasana di rumah duka kediaman Kadek Melly Mudiani di Banjar Dinas Kanginan, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Kamis (3/4/2025). (Tribun Bali/ Muhammad Fredey Mercury)

Sebaliknya, Wandika hanya ditunjukkan identitas serta bukti berupa tas yang dibawa Kadek Melly saat peristiwa kecelakaan. Di dalam tas itu berisi paspor Kadek Melly, ATM, hingga beberapa lembar uang dollar tunai. 

Pihak keluarga berharap, jenazah Kadek Melly bisa segera dipulangkan. Sehingga bisa dilangsungkan upacara pemakaman sesuai agama Hindu. 

Di sisi lain, Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, segera mendatangi kediaman Kadek Melly usai mendengar kabar duka tersebut. Kedatangan Sutjidra untuk menyampaikan bela sungkawa serta memberikan santunan pada keluarga Kadek Melly

Kepada awak media, Sutjidra mengatakan jika jenazah Kadek Melly sudah diautopsi. Pihak FBI saat ini juga masih melakukan proses investigasi. 

Di sisi lain, Pemkab Buleleng berupaya melakukan komunikasi dengan Kedutaan Indonesia di Amerika Serikat, untuk memastikan kepulangan Kadek Melly.

"Pihak keluarga berharap jenazah korban bisa secepatnya dipulangkan dari Amerika, dan kami akan berupaya membantu keluarga korban," tegasnya. (mer)

Tangis Sang Ayah

Tangis Ketut Wandika, ayah Kadek Melly Mudiani pecah saat mengenang cita-cita sang anak. Apalagi perjuangan dara 23 tahun itu dalam meniti karir di Amerika Serikat, bukan perkara mudah. 

Wandika yang ditemui di rumah duka menceritakan, sejak awal pihaknya selaku orang tua tidak pernah membatasi anak-anaknya dalam meniti karir.

Demikian pula keputusan Kadek Melly untuk bekerja ke luar negeri, itu merupakan inisiatif dan keinginan Kadek Melly sendiri. 

Pria 53 tahun itu mengungkapkan, saat kuliah di Elisabeth International Denpasar, Kadek Melly sempat mendapat program pertukaran mahasiswa ke Amerika Serikat. Pihak keluarga sempat berunding mengenai program ini. 

"Saya dan ibunya sempat berunding dan akhirnya mengizinkan, karena ini merupakan kesempatan. Sayangnya program ini dibatalkan karena pada saat itu sedang pandemi Covid 19," ungkapnya, Kamis (3/4/2025). 

Hingga setelah lulus dari kampus Elizabeth, Kadek Melly sempat menjalani training di salah satu hotel di wilayah Kabupaten Badung.

Kadek Melly yang dinilai ulet dalam menjalani pekerjaannya, mendapat perhatian dari pihak manajemen hotel. Anak kedua dari tiga bersaudara ini bahkan dilarang berhenti dan akan direkrut menjadi kariawan tetap. 

"Sampai saat izin untuk berangkat (ke Amerika), dari HRD masih berharap agar Kadek Melly tetap di Indonesia saja. Karena dalam beberapa bulan ke depan sudah diangkat menjadi pegawai tetap. Apalagi sudah sempat nego gaji," ungkapnya. 

Namun keinginan Kadek Melly sudah bulat. Ia tetap ingin berangkat ke Amerika Serikat demi sebuah pengalaman.

Seluruh kebutuhan untuk keberangkatan sudah ia siapkan. Hingga akhirnya pada 27 November 2024, Kadek Melly terbang ke Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, Kadek Melly bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata dan restoran. Selama empat bulan di Amerika, perempuan kelahiran Banjar Dinas Kanginan, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini sempat cerita ke keluarga bahwa dirinya nyaman dan betah. 

Bahkan, Kadek Melly sempat mengungkapkan dua keinginan ke depan setelah kontrak kerjanya selama setahun habis.

Mulai dari memperpanjang kontrak di Amerika, atau pindah ke Australia untuk melanjutkan pendidikan perkuliahan sembari bekerja. "Kalau di Australia dia bisa kuliah sambil kerja. Dia tidak ingin membebani orang tuanya lagi," ujar Wandika. 

Wandika sempat mempertanyakan apa tujuan yang ingin digapai Kadek Melly. Kepada ayahnya, Kadek Melly mengaku jika dia tidak mungkin selamanya menjadi seorang Imigran. 

"Kadek Melly ingin mengejar reputasi di negara migran. Mudah-mudahan di kampung halaman, dalam hal ini di Bali, kita dilirik oleh pihak perusahaan. Sehingga tidak menjadi kariawan biasa. Minimal kita yang mengendalikan perusahaan itu. Seperti itu cita-citanya," ungkap dia. 

Perjuangan Kadek Melly dalam mengejar cita-citanya harus berhenti akibat musibah kecelakaan yang terjadi di persimpangan jalan St. Claude dan jalan Sister, Kota New Orleans, negara bagian Lousiana, Amerika Serikat pada Sabtu, 29 Maret 2025. Ia dikabarkan menjadi korban meninggal dunia akibat peristiwa naas itu. 

Wandika mengaku terakhir kali komunikasi dengan Kadek Melly pada hari pengrupukan yakni Jumat, 28 Maret 2025. Ketika itu Kadek Melly meminta dikirimkan video ogoh-ogoh di Desa Bontihing serta parade ogoh-ogoh di Denpasar. 

Kedua orang tuanya pun menyanggupi permintaan tersebut. Kemudian disambung dengan membicarakan ogoh-ogoh hingga pukul 21.30 WITA. 

Selanjutnya pada saat Nyepi, Kadek Melly sempat kembali menghubungi keluarga. Namun karena jaringan internet pada saat itu mati, sehingga pihak keluarga baru menerima pemberitahuan panggilan keesokan harinya. (mer)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved