Travel

GAK Khawatir Macet! Ada Helipad, Destinasi Baru Jatiluwih Eco Farm Ajak Turis Kenal Bali Lebih Dekat

Bahkan kini hadir destinasi wisata baru, yakni Jatiluwih Eco Farm yang mengajak wisatawan mengenal Bali sesungguhnya.

ISTIMEWA
Situasi Jatiluwih Eco Farm, yang mulai dikunjungi wisatawan pada Kamis 17 April 2025 sore. 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Destinasi wisata di Desa Jatiluwih, Tabanan Bali kini semakin berkembang.

Bahkan kini hadir destinasi wisata baru, yakni Jatiluwih Eco Farm yang mengajak wisatawan mengenal Bali sesungguhnya.

Selain proses pengairan subak, di Jatiluwih Eco Farm kini wisatawan bisa bercocok tanam, memetik sayur, memanen madu dan membuat minyak kelapa secara langsung.

Dengan mengusung konsep back to nature, Jatiluwih Eco Farm mengajak masyarakat  setempat untuk menggalakkan pertanian organik di desa Jatiluwih.

Dengan luas lahan 20 hektar pada Jatiluwih Eco Farm kini dilengkapi ruangan yang bisa menampung 400 orang. Selain itu juga bisa untuk acara Wedding.

Baca juga: Pemkab dan DPRD Klungkung Sepakati Rancangan Awal RPJMD 2025–2029

Baca juga: Lampu Jalan dengan Ornamen Khas Klungkung Dianggarkan Rp2,4 Miliar

Menariknya lagi, pada Jatiluwih Eco Farm juga terdapat Helipad, sehingga wisatawan bisa menggunakan helikopter dari Denpasar menuju Jatiluwih Eco Farm.

Ketut Purna mengatakan Jatiluwih Eco Farm merupakan miniaturnya DTW Jatiluwih. Diakui DTW Jatiluwih dikenal dengan sawah dan subaknya, sehingga munculnya Jatiluwih Eco Farm agar wisatawan bisa mengimplementasikan kegiatan di sawah setiap saat.

"Jadi bukan pada masa-masanya saja, tapi di sini semua kegiatan di sawah bisa dilaksanakan setiap saat. Dari menanam padi, membajak sawah, memancing, ternak lebah dan yang lainnya," ujar Manager Operasional DTW Jatiluwih itu, saat ditemui Kamis 17 April 2025 sore. 

Pria yang akrab disapa Pak Jhon itu menyebutkan, selain melihat pamandangan pada Jatiluwih Eco Farm, wisatawan juga bisa memetik sayur, buah yang organik, dan langsung bisa dihidangkan.

Tidak hanya itu, di lokasi tersebut juga bisa digunakan untuk melaksanakan kegiatan, baik itu rapat, weding dan yang lainnya.

"Jadi bisa dibilang, tempat ini tempat yang paling besar di Jatiluwih,  bahkan bisa menampung 400 orang," jelasnya.

Kendati demikian, ke depan pihaknya sendiri akan melebarkan sayap destinasi wisata, seperti akan membangun glamping atau konsep-konsep villa yang ruangannya berbahan bambu, atau membikin rumah kayu.

“Minimal dengan 20 kamar tapi semuanya wooden building fasilitas nanti ada seperti villa khusus untuk wisatawan, bisa memanen lebah memetik alpukat, membuat kopi membuat canang membuat minyak tanusan, pokoknya semua kegiatan di sawah seperti membajak sawah bisa mandi lumpur juga bisa memancing,” bebernya. 

"Karena konsep kita adalah back to nature kalau malam-malam datang ke sini juga banyak sekali ada kunang-kunang. Untuk makanan saya bisa bilang 90 persen dari kampung di sini, ayam sayur semuanya dari kampung," sambungnya.

Disinggung mengenai helipads, Jhon mengaku kolaborasi antara Sayap Garuda Indah (SGi) Air Bali dengan Jatiluwih Eco Farm. Hal ini perpaduan  antara petualangan udara dan nuansa autentik kehidupan pedesaan Bali.

"Jadi wisatawan elit dengan mudah datang ke sini, hanya 15 menit dari denpasar. Sehingga mereka tidak terkena macet," imbuhnya. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved