Berita Buleleng

Dewan Pendidikan Buleleng Bali Soroti Tren Guru Bikin Konten di Kelas: Memiliki Tanggung Jawab Moral

Menurutnya, kebiasaan membuat konten bisa mengganggu fokus guru dalam mengajar. 

Ganendra
Ilustrasi guru - Dewan Pendidikan Buleleng Bali Soroti Tren Guru Bikin Konten di Kelas: Memiliki Tanggung Jawab Moral 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Tren menghasilkan uang melalui platform digital seperti Facebook Profesional (FB Pro) dan TikTok kini juga diikuti para guru. 

Melihat fenomena ini, Dewan Pendidikan Buleleng mengingatkan pentingnya menjaga etika dan profesionalisme di dunia pendidikan.

Ketua Dewan Pendidikan Buleleng, I Made Sedana, menyatakan bahwa tidak sedikit guru yang kini membuat konten bahkan saat berada di ruang kelas. 

Ia menegaskan bahwa aktivitas tersebut seharusnya tidak dilakukan di waktu mengajar. 

Baca juga: 182 Siswa di Buleleng Bali Berpotensi Dropout, Disdikpora: Tidak Mengikuti Proses Belajar Mengajar

Sedana juga telah menyampaikan hal ini kepada Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng.

"Mengunggah konten ke media sosial memang bisa menambah pengikut dan membuka peluang pendapatan. Namun profesi guru itu memiliki tanggung jawab moral dan kode etik. Jangan sampai melupakan itu demi popularitas," ujar Sedana, Kamis 24 April 2025.

Menurutnya, kebiasaan membuat konten bisa mengganggu fokus guru dalam mengajar. 

"Kalau pikirannya terbagi untuk membuat konten baru, maka perhatian terhadap materi pelajaran bisa terganggu," jelasnya.

Sedana juga menyoroti persoalan mendasar dalam pendidikan di Buleleng, seperti masih banyaknya siswa SMP yang belum lancar membaca dan menulis. 

Ia mendorong perbaikan layanan pendidikan secara menyeluruh. 

"Pendidikan adalah urusan bersama. Pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan harus bekerja sama, dan konsep Tri Pusat Pendidikan harus benar-benar dioptimalkan," tegasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Disdikpora Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, turut mengakui bahwa makin banyak guru yang aktif di media sosial. 

Ia menegaskan bahwa pihaknya akan memberi arahan agar para guru lebih cermat dalam bermedia sosial.

"Kami tidak melarang guru menggunakan media sosial, namun kami harap penggunaannya lebih bijak. Saat ini hampir semua orang sangat lekat dengan media sosial, jadi penting untuk tahu batasannya," ucap Ariadi. (mer)

Kumpulan Artikel Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved