Berita Gianyar

Gus Teja & Balawan Terima Penghargaan Wija Kusuma dari Pemkab Gianyar, Tetap Berkarya sebagai Musisi

Diketahui bahwa Wija Kusuma merupakan penghargaan seni tertinggi untuk seniman di Gianyar. Hampir semua maestro di Gianyar telah mengoleksi piagam ini

ISTIMEWA
PENGHARGAAN - Gus Teja dan Balawan bersama Bupati Gianyar, I Made Mahayastra foto bersama stelah menerima penghargaan Wija Kusuma, kemarin. 

TRIBUN-BALI.COM  – Nama Gus Teja dan Balawan sudah tidak asing lagi bagi telinga masyarakat umum. Gus Teja merupakan musisi asal Banjar Junjungan, Kecamatan Ubud dan Balawan merupakan musisi dari Desa Batuan, Kecamatan Sukawati.

Atas dedikasinya terhadap seni dan mengharukan nama daerah, Bupati Gianyar, I Made ‘Agus’ Mahayastra pun menghadiahi penghargaan pada dua musisi ini. Yakni penghargaan Wija Kusuma dalam rangka HUT Kota Gianyar ke-254.

Diketahui bahwa Wija Kusuma merupakan penghargaan seni tertinggi untuk seniman di Gianyar. Hampir semua maestro di Gianyar telah mengoleksi piagam ini.

Baca juga: MIRIS Siswa SD & SMA Drop Out, Ketua DPRD Buleleng Ungkap Kasus Ini, Ada Broken Home - Kawin Muda

Baca juga: Pura Lempuyang Ditutup 5 Hari, Sehubungan Digelarnya Upacara Pujawali dari 23-27 April 2025

Terkait penghargaan tersebut, Gus Teja mengatakan, dirinya tidak pernah menyangka akan mendapatkan penghargaan Wija Kusuma dari Pemkab Gianyar. Gus Teja menilai, dirinya belum pantas mendapatkan penghargaan ini. 

“Ketika mendapat telepon dari Dinas Kebudayaan Gianyar saya merasa terkejut, pada umur saya yang segini, saya pikir belum pantas untuk mendapatkan sebuah penghargaan dari Bupati Gianyar tetapi dengan penjelasan singkat dari Dinas Kebudayaan bahwa memang saya dinobatkan mendapatkan penghargaan ini. Saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Gianyar atas apresiasi yang diberikan,” ujar Gus Teja

Gus Teja menyampaikan bahwa dirinya sangat menghormati piagam Wija Kusuma ini. Namun ia menegaskan, penghargaan bukanlah alasan untuk terus berkarya.

“Bagi saya, dengan penghargaan atau tanpa penghargaan sekalipun, saya tetap berkarya karena hidup saya memang di sini, saya sampai saat ini totalitas saya adalah sebagai seorang musisi. Di samping itu, saya juga membuat alat musik tiup untuk saya pergunakan,” ujar pria berusia 43 tahun itu.

Sementara itu, Balawan atau I Wayan Balawan juga menyatakan hal serupa. Perlu diketahui, Balawan yang lahir pada 9 September 1972 itu, sejak kecil ia telah akrab dengan gamelan, suara yang menjadi latar kehidupan masyarakat Bali. Namun, di antara dentingan gamelan itu, ada suara lain yang menarik perhatiannya, yakni suara gitar listrik. 

Ia mulai bermain gitar sejak usia 8 tahun, lalu membentuk band pertamanya saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Musik bukan sekadar hiburan baginya, melainkan panggilan hidup.

Penampilan Balawan dengan jemarinya yang menari lincah di atas gitar berleher ganda, menciptakan melodi yang seakan-akan berasal dari dimensi lain.

Di balik kecepatan jarinya yang menakjubkan, tersimpan akar kuat dari budaya Bali yang mengalun indah melalui instrumen modern-nya.

Bupati Gianyar, I Made Mahayastra mengatakan bahwa penghargaan kepada para pengabdi seni merupakan salah satu wujud apresiasi Pemerintah Kabupaten Gianyar, kepada para seniman yang telah berjasa dalam melestarikan seni budaya dan telah menunjukkan dharma baktinya secara konsisten kepada pemerintah, masyarakat, dan seni itu sendiri. “Kami harap akan terus lahir seniman-seniman berbakat di Gianyar,” ujarnya. (weg)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved