Hari Buruh 2025
SPSI Buleleng Sarankan Perusahaan Terbuka Ihwal Laporan Keuangan pada Buruh
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Buleleng menyarankan pihak perusahaan agar lebih transparan ihwal laporan keuangan dengan para pekerja.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
SPSI Buleleng Sarankan Perusahaan Terbuka Ihwal Laporan Keuangan pada Buruh
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Buleleng menyarankan pihak perusahaan agar lebih transparan ihwal laporan keuangan dengan para pekerja.
Upaya ini untuk mengantisipasi terjadinya konflik ketenagakerjaan.
Hal tersebut diungkapkan Ketua DPC SPSI Buleleng, Luh Putu Ernila Utami saat ditanya mengenai tuntutan atau harapannya di hari buruh internasional ini.
Baca juga: Jelang Hari Buruh, Polres Karangasem Bali Latihan Pengendalian Massa, Joseph: Komunikasi Harus Jelas
Ernila menilai majunya suatu perusahaan tidak terlepas dari peran pekerja atau buruhnya.
Oleh sebab itu, ia berharap perusahaan melakukan komunikasi yang lancar dan intens dengan para pekerja ihwal laporan keuangan.
Sebab buruh berhak mengetahui pemasukan perusahaan.
Baca juga: Jelang Hari Buruh, Kapolres Karangasem Bali Ingatkan Masyarakat Sampaikan Aspirasi Secara Damai
"Perusahaan bisa maju karena kariawannya, pekerja atau buruh. Jadi sama-sama lah mengimbangi, ketika ada keuntungan yang lebih diberikanlah bonus, kemudian gajinya setara dengan UMK atau bisa melebihi (UMK) misalnya," kata dia.
Demikian pula sebaliknya. Jika laporan keuangan belum memadai, Ernila mengatakan tetap perlu disampaikan kepada para pekerja.
Sehingga mempersempit adanya konflik ketenagakerjaan.
Baca juga: Peringatan Hari Buruh di Denpasar Bali Digelar dengan Pentas Budaya, Diikuti 70 Perusahaan
"Yang tau mendapat keuntungan dan tidak kan pekerja juga. Karena dia berlomba-lomba untuk memajukan perusahaannya. Ketika itu (laporan keuangan) tidak diberikan, kan otomatis menjadi kecurigaan teman-teman pekerja," ucap Ernila.
Saran ini diberikan agar tidak terjadi peristiwa serupa, seperti yang terjadi di salah satu hotel di Kecamatan Tejakula beberapa waktu lalu.
Di mana hotel tersebut tiba-tiba tutup. Setelah ditelusuri, ternyata ada pajak yang tidak dibayar. Sedangkan manajemen dan ownernya berada di Malaysia.
Baca juga: Pasokan Kelapa ke Klungkung Seret, Pengiriman Dialihkan Tiongkok, Begini Nasib Buruh Kupas
"Itu kami tidak mau terjadi seperti itu," jelasnya.
Selain menyarankan transparansi, pihaknya juga meminta pada para buruh untuk menambah dan meningkatkan skill.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.