Berita Jembrana
WARGA Terpaksa Mengungsi dan Buat Tanggul Sementara, Abrasi Pesisir Kabupaten Jembrana Makin Parah
Di sisi lain, pemerintah masih belum bisa menangani karena keterbatasan anggaran dan harus diusulkan ke pusat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Dua titik wilayah pesisir Kabupaten Jembrana digempur abrasi. Adalah di pesisir Pantai Cemara Pengambengan dan Pantai Pebuahan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana. Warga terdampak hanya bisa pasrah dan menggarap tanggul sementara.
Di sisi lain, pemerintah masih belum bisa menangani karena keterbatasan anggaran dan harus diusulkan ke pusat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida.
Pertama, sejumlah warga atau 5 Kepala Keluarga (KK) di Banjar Ketapang Lampu, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara terdampak abrasi parah pada pertengahan bulan April 2025 lalu.
Peristiwa ini mengakibatkan air pasang hingga masuk ke pemukiman warga. Sedikitnya 3 KK yang terdampak harus mengungsi sementara karena rumahnya rusak. Bahkan salah satu dapur warga sudah ludes diterjang ombak.
Baca juga: TRAGEDI Kecelakaan Jalur Tengkorak Denpasar-Singaraja, Kakek 70 Tahun Tewas Terlindas Truk!
Baca juga: MAUT Depan Mata, Tindra Firasat Buruk, Pasutri Lansia Selamat, Rumah Tertimbun Longsor di Bunutan
Atas peristiwa ini, warga bersama Babinsa serta aparat desa setempat melakukan tindakan penanggulangan. Yakni dengan membuat tanggul sementara agar pesisir pantainya tak kain parah.
Sementara mereka yang terpaksa mengungsi telah disediakan tenda sementara oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabuapten Jembrana.
Kedua, ganasnya ombak pantai selatan Jembrana mengakibatkan abrasi di pesisir Pantai Pebuahan kian parah.
Lokasinya ada di sebelah barat proyek tanggul sementara atau revetment yang baru selesai 2024 lalu. Di lokasi ini, jalan rabat beton yang jadi akses warga setempat hancur. Warga terdampak terpaksa melewati halaman rumah warga untuk beraktivitas.
“Kita masih usulkan kembali (penanganan abrasi di Jembrana),” ungkap Kabid Sumber Daya Air (SDA), Dinas PUPRPKP Jembrana, I Gede Sugianta saat dikonfirmasi, Rabu (14/5).
Dia melanjutkan, pengusulan tersebut dilakukan ke pemerintah pusat melalui BWS Bali-Penida dengan harapan bisa tertangani.
Sebab, di tahun ini, efisiensi anggaran dari pemerintah pusat menyebabkan hanya bisa dilakukan pemeliharaan. “Hanya ada pemeliharaan saja seperti di Kecamatan Melaya dan Jembrana. Artinya hanya memperbaiki kerusakan yang ringan saja,” ucapnya.
Seperti diketahui, sebanyak 15 KK warga Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara terdampak akibat jalan rabat beton yang hancur.
Jalan rabat beton yang berada di pesisir pantai ini hancur digempur ombak ganas sejak sepekan terakhir. BPBD Jembrana menyebutkan pesisir Kabupaten Jembrana menjadi wilayah dengan potensi gelombang ekstrem dan abrasi karena berbatasan dengan laut.
Menurut informasi yang diperoleh Tribun Bali, lokasi hancurnya jalan rabat beton tersebut berada di sebelah barat tanggul pengaman pantai atau revetment yang baru selesai dibangun pada tahun 2024 lalu.
Sedikitnya sepanjang 5 meter rabat beton yang hancur. Dampaknya, warga terpaksa memanfaatkan halaman rumah warga untuk akses jalan motor dan pejalan kaki.
“Sudah sekitar sepekan terakhir (ombak ganas). Hingga akhirnya jalan rabat beton tersebut hancur. Lokasinya tak jauh dari bangunan pengaman pantai yang baru selesai tahun lalu,” kata Kelian Banjar Pebuahan, Kanzan, Selasa (13/5).
Menurutnya, kerusakan jalan tersebut tidak membuat warga terisolasi. Sebab, akses jalan nelayan tersebut terbatas untuk membawa hasil tangkapan ikan karena hanya bisa menggunakan motor.
Terpisah, Kepala BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengakui telah meminta Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melakukan assessment. Hal ini untuk melihat secara langsung kondisi jalan rabat beton yang rusak tersebut.
Menurutnya, pesisir Jembrana menjadi salah satu wilayah yang potensi ancaman bencana dari gelombang tinggi dan abrasi. Sebab, semua pesisir di semua kecamatan yang ada berbatasan langsung dengan laut.
“Secara umum Kabupaten Jembrana memiliki dominan kelas risiko tinggi untuk bencana gelombang ekstrem dan abrasi. Petugas kita minta kesana untuk assessment," tandasnya. (mpa)
4 Napi di Jembrana Langsung Bebas saat HUT RI, Diusulkan Terima Remisi Umum dan Remisi Dasawarsa |
![]() |
---|
DISEREMPET Lalu Tubuh Ngurah Dihantam Truk, Berikut Kronologi Kecelakaan Tragis di Jembrana |
![]() |
---|
3 Dinas di Pemkab Jembrana Dilebur, 2 Dinas Jadi Satu OPD di Jembrana, Upaya Efisiensi Pemkab |
![]() |
---|
PPPK Paruh Waktu Prioritaskan Pegawai Kontrak Masuk Database di Jembrana Bali |
![]() |
---|
3 Dinas di Pemkab Jembrana Bali Dilebur, Ranperda Tentang OPD hingga Ketenagakerjaan Disahkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.