Berita Bali

POLISI Tahan Puluhan Preman, Aksi dari Tukang Palak hingga Intimidasi, Kabid Humas: Bali Masih Aman

Sebanyak 56 orang preman di Bali ditangkap polisi dari berbagai modus tindak kejahatan premanisme yang meresahkan masyarakat. Puluhan preman ini ter

IST
Ilustrasi - Sebanyak 56 orang preman di Bali ditangkap polisi dari berbagai modus tindak kejahatan premanisme yang meresahkan masyarakat. Puluhan preman ini terjaring dalam Operasi Pekat Agung-2025 yang dilaksanakan Polda Bali dan jajaran selama 8 hari dari 5-12 Mei 2025.  

Menanggapi hal tersebut, Kombes Iqbal menyampaikan terima kasih atas dukungan warga Kuta dalam menjaga ketertiban. Ia menjelaskan, minimnya personel di Polsek Kuta disebabkan banyaknya anggota yang pensiun. “Namun, kami akan segera menambah personel di Polsek Kuta dan mengisi kembali pos-pos yang kosong,” ungkapnya.

Terkait pelanggaran lalu lintas, Kombes M. Iqbal memastikan bahwa tindakan tegas dan humanis akan dilakukan oleh jajaran Satlantas.  Ia juga berkomitmen memberantas ormas dan premanisme di wilayah Kuta demi menjaga Kuta sebagai destinasi wisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan.

Salah Satu perwakilan Pecalang Desa Adat Kuta meminta penindakan tegas terhadap pelanggaran lalu lintas. Perwakilan Kelian Adat menyampaikan kekhawatiran terkait aksi jambret yang marak terjadi di Jalan Bakung Sari, dengan sasaran utama wisatawan India yang sering mengenakan perhiasan mencolok.

Kombes Iqbal menanggapi serius laporan tersebut dan menegaskan pihaknya akan mengintensifkan patroli di wilayah rawan jambret, termasuk di Bakung Sari. “Kami akan atensi khusus wilayah tersebut,” tegasnya. 

Selain itu, untuk laporan tindak kejahatan, Kombes Iqbal menyarankan warga menggunakan call center 110. Terkait dengan penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas pihaknya akan ditingkatkan dana akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait pembatasan kendaraan besar di Jalan Kartika Plaza. Kegiatan Sambang Kamtibmas ini diakhiri dengan komitmen sinergi antara kepolisian dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Kuta. (ian/zae) 

Pasikian Pecalang Deklarasi Tolak Preman Berkedok Ormas

Sementara itu, Bendesa Agung Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menegaskan, setiap desa adat tidak membutuhkan preman berkedok ormas dalam menjaga keamanan di Desa Adat. Bahkan pasikian Pecalang Bali rencananya akan melaksanakan gelar agung di lapangan Renon, Denpasar, Sabtu (17/5). Kegiatan ini untuk persamakan persepsi terkait dengan isu terhadap ormas yang kian berkembang.

“Kegiatan itu murni dari inisiatif pecalang. Mereka lapor ke saya dan tujuannya sangat bagus. Agar Pasikian Pecalang Bali ini satu persepsi dan satu sikap terkait keberadaan ormas ini. Khususnya adanya preman berkedok ormas ini,” ujar Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, Sabtu (17/5).

Ia dengan tegas mengatakan, selama bertahun-tahun dan secara turun menurun, desa adat di Bali telah memiliki pecalang untuk menjaga keamanan di setiap kegiatan di desa adat di Bali. Berkolaborasi dengan aparat dari kepolisian dan TNI, sehingga dianggap sudah sangat cukup untuk menjaga keamanan di Bali.

“Pecalang disamping sebagai satuan pengaman tradisional saat upacara keagamaan dan acara desa adat, juga sudah tergabung ke pengamanan terpadu berbasis desa adat (SIPANDU BERADAT). Serta tergabung dalam Bakamda (Badan Keamanan Seda Adat) bersama kepolisian dan TNI. Ini yang bersama-bersama mengamankan Bali,” jelas Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet.

Sehingga dirinya sependapat, Bali tidak butuh preman berkedok ormas. Baik itu dari Bali maupun luar Bali. “Bali tidak butuh pengamanan dari ormas-ormas, apalagi preman berkedok ormas. Apalagi gubernur juga telah bersikap (menolak ormas preman),” ungkap dia.

Juru Bicara Pasikian Pecalang Bali, Yudhi Pasek Kusuma mengatakan, Pasikian Pecalang Bali akan berkumpul di Lapangan Renon untuk deklarasi pernyataan sikap menolak ormas yang berkedok menjaga keamanan Bali.

“Acara ini diselenggarakan untuk menindaklanjuti aspirasi dari pecalang-pecalang desa adat seluruh Bali, yang belakangan ini kompak menyuarakan penolakan atas ormas luar Bali yang berdalih untuk ikut mengamankan Bali,” ujar Yudhi Pasek Kusuma.

Poin-poin pada deklarasi nanti, pada intinya pecalang menolak kehadiran ormas yang berkedok menjaga keamanan, sehingga menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat Bali. “Kami mendukung langkah Polri dan TNI dalam penyelengaraan keamanan di Bali,” jelas Yudhi Pasek Kusuma. 

Lebih lanjut Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet mengatakan, pihaknya sangat mendukung, adanya wacana insentif yang akan diiberikan ke pecalang. Selama ini pecalang bertugas, dengan semangat ngayah. Dengan adanya insentif, menjadi penghargaan bagi pecalang. 

“Kami sangat bersykur kalau ada insentif ke para pecalang. Selama ini mereka semangat ngayah. Tanpa gaji tanpa honor, mereka selalu siap dan dibuktikan turun menurun ikut menjaga keamanan di Bali. Dengan insentif, tentu menjadi penghargaan ke mereka untuk lebih semangat lagi dalam menjaga keamanan desa adat,” jelas dia. (mit)


Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved