Seni Budaya
Refleksi 50 Tahun Perjalanan Apel Hendrawan, Perjalanan Kelam hingga Pembebasan Lewat Seni
Ia menggambarkan bagaimana Apel memvisualisasikan “hantu” dalam dirinya sebagai upaya penyembuhan melalui medium seni.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
PELUNCURAN - Konferensi pers pameran tunggal dan peluncuran buku perjalanan 50 tahun Apel Hendrawan di Sanur, Kota Denpasar, Sabtu (17/5).
Sementara Apel Hendrawan mengatakan, pernah menjadi pengedar hingga masuk RSJ Bangli. Di RSJ ia dihantui bisikan, dan ia percaya pada dirinya sendiri dan meminta satu kamar khusus.“Di sana saya melawan situasi dengan kekaryaan atau lukisan. Saya gambar figur untuk melawan bisikan-bisikan itu,” paparnya.
Sebagai seniman multidisiplin, pelukis, seniman tato, aktivis lingkungan, dan pemangku Hindu Bali, kisah hidup Apel Hendrawan melampaui permukaan seni yang ditentukan oleh tren sesaat. Lahir di tengah budaya yang kini tertekan oleh pariwisata dan fusi global, karya Apel membawa kita kembali pada sesuatu yang abadi dan relevan, seni yang lahir dari proses, penderitaan, dan perjalanan spiritual. (i putu supartika)
Berita Terkait
Berita Terkait: #Seni Budaya
Karya Mamungkah Ngenteg Linggih Lan Mapadudusan Agung Merajan Tengah Griya Cucukan Klungkung Bali |
![]() |
---|
SLF 2025 Kembali Hadir, Angkat ‘Buda Kecapi’ sebagai Napas Sastra Kontemporer |
![]() |
---|
JEJAK Sang Maestro Legong & Kebyar Peliatan, Anak Agung Oka Dalem Kisahkan Perjuangan Sang Ayahanda |
![]() |
---|
PAJANG Lukisan Tema Karma & Reinkarnasi Hingga Kritisi Sampah, Roots 100 Tahun Walter Spies di Bali |
![]() |
---|
Disparbud Jembrana Rancang 3 Event Makepung, Bagian Kebudayan Khas Jembrana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.