KESEHATAN

Diabetes Usia Remaja Tembus 23 Kasus, Klungkung 14 Kasus, Dinkes Bali Deteksi Dini 3.727 Remaja

Tingginya angka gula darah di kalangan remaja tidak hanya pengaruh genetik, tapi karena pola makan tidak sehat dan gaya hidup sedentari.

ISTIMEWA
SKRINING – Sejumlah remaja mengikuti skrining gula darah di Klungkung, kemarin. 

Sedangkan Kepala Dinkes Provinsi Bali, Dr. dr. I Nyoman Gede Anom, M.Kes mengimbau agar anak-anak juga turut menerapkan pola hidup sehat.

“Melalui Promkes Provinsi Bali, Kabupaten/Kota dan Puskesmas kepada masyarakat untuk pola hidup sehat dengan CERDIK. Cek kesehatan secara teratur, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat yang cukup, dan kelola stres,” ujar Anom. 

Kasus diabetes tinggi tersebut juga disoroti Komisi IV DPRD Provinsi Bali yang sebelumnya menggelar rapat terkait pembahasan kebijakan Jaminan Kesehatan dan Ketenagakerjaan dengan BPJS Ketenagakerjaan beberapa hari lalu. 

Ketua Komisi IV DPRD Bali Nyoman Suwirta menjelaskan kasus diabetes/prediabetes usia remaja ini sebenarnya sudah ada terjadi di kota-kota besar. Terungkap anak remaja  terdeteksi terkena diabetes  saat

Diskes  melakukan cek gula darah di masing masing kabupaten/kota di Bali ternyata kasusnya juga sama. “Tentu diabetes ini diketahui ada beberapa penyebab keturunan, pola makan dan pola hidup,” jelas Suwirta, Rabu (21/2). 

Untuk kasus anak kemungkinan penyebabnya cenderung pola makan atau minum. Menurut Suwirta,  anak-anak mudah mendapatkan makanan, karena mudah pesan lewat ojek online. “Pesan makanan dan minuman cepat saji termasuk mikol ditambah begadang sambil main gawai atau game,” bebernya. 

Oleh sebab itu, Komisi IV DPRD Bali mengundang Dinkes dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) untuk menindaklanjuti data tersebut. Hal ini untuk memastikan dan mengambil sampel darahnya kembali dengan diperiksa dalam keadaan puasa. “Setelah itu memastikan penyebab dan langkah langkah preventif dan kuratif,” beber Suwirta. 

BBPOM diminta harus melakukan pengecekan makan tidak hanya menunggu saat Hari Raya Lebaran, tetapi setiap saat. Suwirta meminta tim BBPOM ditambah dengan kerjasama dengan Dibskes kabupaten/kota serta melibatkan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) dan pihak sekolah.

“Pengecekan makanan  untuk melakukan pemgawasan dan edukasi baik kepada anak-anak maupun kantin sekolah,” tutur Suwirta. 

Komisi IV DPRD Provinsi Bali mengharapkan Kepala Dinkes dan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi Bali diminta selalu koordinasi dengan BPJS Tenaga kerja, dan BPOM terkait isu kesehatan masyarakat kebijakan jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan. (sar/mit)

Baca Label Kandungan Minuman

Kasus diabetes usia remaja di Bali dinilai mengkhawatirkan. Pada saat rapat Komisi IV DPRD Bali dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) disampaikan adanya trend baru, di mana anak-anak banyak yang terkena diabetes.

Kepala BBPOM di Denpasar, Dra. I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Apt. mengatakan penyebab diabetes pada usia remaja ini belum tentu disebabkan karena minuman kemasan. 

“Bahwa minuman berkemas ini menyebabkan diabetes ya, tidak bisa juga kita sebut seperti itu, karena bergantung juga pola konsumsinya. Yang kalau kami perhatikan, sepertinya pola konsumsi,” jelasnya pada, Rabu (21/2). 

Lebih lanjut ia mengatakan, selama ini minuman dan pangan yang teregistrasi di badan POM, sudah berisikan beberapa persyaratan seperti label, penandaan di label, serta informasi yang ditulis di label itu harus ada, diwajibkan untuk pangan olahan mencantumkan informasi nilai gizi. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved