Pendidikan

SISWA Cemas Hingga Lari Didampingi Belajar, Ada 43 Persen Siswa SMP Kesulitan Membaca di Level Dasar

Hasilnya, tim relawan menemukan 43 persen di antaranya mengalami kesulitan pada level dasar. Yakni belum hafal abjad atau mengeja masih terbata-bata.

ISTIMEWA
PENDAMPINGAN - Mahasiswa FIP Undiksha saat melakukan pendampingan belajar pada siswa SMP di Buleleng yang mengalami kesulitan baca dan tulis.  

TRIBUN-BALI.COM - Hampir sebulan relawan dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha Buleleng melakukan pendampingan belajar, bagi 375 siswa SMP di Buleleng yang belum lancar baca dan tulis.

Hasilnya, tim relawan menemukan 43 persen di antaranya mengalami kesulitan pada level dasar. Yakni belum hafal abjad atau mengeja masih terbata-bata.

Hal tersebut diungkapkan Koordinator Tim Pendampingan, Kadek Suranata. Kegiatan pendampingan berlangsung mulai 6 Mei 2025 yang dirancang hingga September 2025.

Tiap pekan pihaknya melakukan evaluasi progres pendampingan dan perkembangan literasi membaca dan menulis terhadap anak-anak. 

"Satu anak didampingi oleh satu orang mahasiswa untuk mensupport mereka belajar, sehingga segera teratasi masalah membaca dan menulisnya," kata dia, Senin (2/6).

Dari progres pendampingan yang telah dilakukan, masalah kesulitan membaca yang dialami siswa dikategorikan menjadi tiga level.

Baca juga: 8 Orang Warga Digigit Anjing Liar, Sudah Ditangani dan Pemberian VAR ke Korban

Baca juga: Koster Paparkan Perkembangan Positif Perekonomian Bali pada Triwulan 1 Tahun 2025 



BERI KETERANGAN - Dekan FIP, I Wayan Widiana bersama tim pendamping FIP saat memberi keterangan progres pendampingan baca tulis yang dilakukan hampir sebulan, Senin (2/6).
BERI KETERANGAN - Dekan FIP, I Wayan Widiana bersama tim pendamping FIP saat memberi keterangan progres pendampingan baca tulis yang dilakukan hampir sebulan, Senin (2/6). (Tribun Bali/ Muhammad Fredey Mercury)

Di mana sekitar 43 persen siswa mengalami kesulitan pada level dasar. "Jadi mereka masih belum hafal abjad atau mengeja masih terbata-bata," ucapnya. 

Kemudian sekitar 36 persen, lanjut Suranata, siswa mengalami kesulitan pada level menengah atau medium. Di mana ciri-cirinya siswa sudah mengenal abjad, tetapi kesulitan membaca kata panjang atau konsonan ganda. 

Selanjutnya sekitar 24 persen siswa terkategori level lanjut. Yang mana cirinya yakni siswa sudah lancar membaca namun sulit memahami isi bacaan. 

"Dari hasil evaluasi kami dalam sebulan bersama tim, kami memutuskan untuk melakukan tindak lanjut sampai bulan September, dengan melakukan beberapa strategi. Misalnya pada level dasar itu, kami akan melakukan pendampingan agar siswa lebih cepat mengenal abjad dan mulai menyukai membaca," ujarnya. 

Suranata yang juga Wakil Dekan Bidang Akademik FIP Undiksha ini menambahkan, berdasarkan laporan tim pendamping ditemukan juga siswa yang merasa cemas saat akan didampingi belajar. Bahkan ada yang sampai lari, tidak fokus, dan sebagainya. 

"Oleh sebab itu kami juga menerjunkan tim konseling. Saat ini kami sedang meminta izin orang tua untuk melakukan intervensi klinis, terkait kondisi psikologis siswa. Semoga dalam waktu dekat bisa dilakukan," harapnya.

Lebih lanjut dikatakan, pihaknya belum bisa memastikan mengenai perubahan siswa pasca mendapat pendampingan belajar. Mengingat evaluasi yang dilakukan baru sekali. Menurut Suranata perubahan baru bisa diketahui pada evaluasi tahap kedua yang akan dilakukan pada bulan Juni ini. 

"Peningkatan level baru bisa dilihat pada evaluasi tahap kedua. Apakah dari dasar mampu naik ke level menengah, level lanjut, atau bahkan sudah terbebas dari kesulitan membaca dan menulis. Walau demikian, dari progres yang telah dilakukan, mereka menunjukkan kemauan untuk belajar. Dari yang awalnya ketakutan saat akan didampingi belajar, sekarang sudah menunjukkan minat untuk membaca," tandasnya. (mer)

6 Penyebab

Sementara itu, Dekan FIP Undiksha, I Wayan Widiana ditemui Senin (2/6) mengatakan, belum lama ini pihaknya mengadakan pertemuan terbuka dengan relawan yang terdiri dari dosen dan mahasiswa. Dari pertemuan itu, ia menyimpulkan ada enam penyebab siswa mengalami keterlambatan membaca

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved