Pendidikan

SISWA Cemas Hingga Lari Didampingi Belajar, Ada 43 Persen Siswa SMP Kesulitan Membaca di Level Dasar

Hasilnya, tim relawan menemukan 43 persen di antaranya mengalami kesulitan pada level dasar. Yakni belum hafal abjad atau mengeja masih terbata-bata.

ISTIMEWA
PENDAMPINGAN - Mahasiswa FIP Undiksha saat melakukan pendampingan belajar pada siswa SMP di Buleleng yang mengalami kesulitan baca dan tulis.  

Pertama yakni gangguan kognitif. Menurut Widiana, kemampuan kognitif rendah pada anak menyebabkan ia sudah menerima materi. Selanjutnya gangguan fisik berupa penglihatan dan pendengaran. Itu yang juga menyebabkan siswa susah membaca dan menulis. Adapula gangguan saraf yakni disleksia. 

"Penyebab lainnya yakni gangguan emosional dan psikososial. Itu merupakan gangguan traumatik. Anak-anak trauma belajar karena ada faktor dari keluarga yang mungkin keras, atau lingkungan sekolah yang kurang nyaman," jelasnya. 

Selanjutnya siswa memiliki kemampuan atau komunikasi bahasa yang berbeda. Widiana menilai siswa sulit beradaptasi saat dihadapkan dengan bahasa berbeda antara di lingkungan rumah dengan pembelajaran di sekolah. "Terakhir yakni disebabkan proses pembelajaran dan motivasi dukungan belajar yang kurang," ucapnya. 

Mengenai hal ini, pihaknya berkomitmen untuk melanjutkan pendampingan yang telah dimulai pada 6 Mei 2025. Pendampingan ini melibatkan 76 dosen serta 375 mahasiswa. Di mana mahasiswa tiap hari harus membuat laporan perkembangan anak. 

"Kami melibatkan mahasiswa semester 4 dan 6 menjadi relawan dalam pengentasan masalah ini. Seluruhnya didanai secara mandiri," ucapnya. (mer)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved