Berita Nasional

Lahirnya Pancasila dan Sejarah Para Pendiri Bangsa dalam Konsep Ketatanegaraan

Lahirnya Pancasila dan Sejarah Para Pendiri Bangsa dalam Konsep Ketatanegaraan

istimewa
Agus Widjajanto. 

Dan sejak saat itu ajaran-ajaran luhur tentang konsepsi Pancasila sebagai living law sudah berlaku, sebagai pedoman penghormatan dalam kehidupan terhadap sesama umat beragama dan antar umat beragama sesuai sila pertama dalam Pancasila.

Dan lalu  dilanjutkan dalam pemerintahan Kerajaan Kediri di Jawa Timur dan Singosari di Malang  yang lalu dilanjutkan  pada masa  Kerajaan Majapahit pada tahun 1293 hingga 1527 sebagai kerajaan bercorak Hindu dan Budha . 

Saat Majapahit mencapai kejayaan dalam pemerintahan Raja Hayam Wuruk, seorang Empu yang beragama Budha yakni Mpu Prapanca menulis dalam kitab Kakawin Nagara Kertagama yang ditulis dalam Bahasa Jawa kuno oleh Mpu Prapanca, menginspirasi  para pendiri bangsa kita sebagai konsep dalam berdirinya negara kesatuan yang kemudian dikenal dengan nama Indonesia. 

Kakawin Nagara Kertagama ditemukan pertama kali di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat pada tahun 1894. Pertama disebut Kakawin Desa Warnana, yang melukiskan tentang pemerintahan saat itu dalam wilayah kerajaan Majapahit, termuat dalam bait (Ngk.pupuh 94: 4). 

Naskah Kakawin Nagara Kertagama ini menjadi sangat menarik dan istimewa lantaran memberikan keterangan langsung mengenai kondisi dan adat istiadat serta sistem pemerintahan, baik lokal (daerah dalam lingkup Kadipaten), Desa, maupun pusat kerajaan, mengenai masyarakat Jawa kuno pada suatu masa dan dilihat dari sudut pandang tertentu.

Kakawin Nagara Kertagama merupakan Kitab yang menjadi sumber nilai - nilai Pancasila yang kemudian menginspirasi Bung Karno dalam menyusun Dasar Negara Republik Indonesia dan juga Mr. Moh. Yamin dan Mr. Soepomo dalam memberikan masukan konsep tentang dasar negara  dan sistem ketatanegaraan dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). 

Bung Karno dalam auto biografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat, halaman 240 menulis “Aku tidak mengatakan, bahwa aku menciptakan Pancasila, apa yang aku kerjakan hanyalah menggali jauh kedalam bumi kami, tradisi - tradisi kami sendiri, dan aku telah menemukan lima butir mutiara yang indah". 
Naskah Nagara Kertagama juga telah diakui oleh kalangan International dan secara resmi masuk dalam daftar Memory of The World UNESCO.

Dalam pupuh 43, Mpu Prapanca menulis "Agar kiranya berusaha memegang teguh pada Pancasila, lima kaidah tingkah laku utama". Disinilah sebenarnya sumber inspirasi dari para Pendiri bangsa yang lalu digali dan dirangkum menjadi sila - sila dalam Pancasila.

Para generasi muda bangsa harus paham dan mengerti sejarah bangsa nya saat negara ini dibentuk dan diproklamirkan sebagai kemerdekaan sebuah bangsa , dan sejarah sebelum lahirnya NKRI, dimana sistem ketatanegaraan kita, tidak bisa lepas dari pengaruh dan  pendapat Mr. Soepomo , yang merupakan "Ikon" penting dalam dunia politik hukum di Indonesia, hal ini untuk menjawab dinamika politik ditengah maraknya otonomi daerah yang diberikan peran yang sangat besar, baik perencanaan dan pengelolaan maupun penggunaan anggaran baik yang berasal dari APBD maupun dari APBN, yang sebetulnya sudah mirip sebuah negara federal . 

Dalam pidatonya di depan BPUPKI, tanggal 31 Mei 1945, Soepomo mengemukakan dan melontarkan gagasan tentang "Negara Integralistik" sebagai bentuk paling tepat bagi Indonesia ketika merdeka.

Gagasan ini pulalah yang dikemudian hari menjadi inspirasi pada saat disusunnya Undang - Undang Dasar 1945 ( UUD 1945). 
Kontroversi yang mengemuka saat itu adalah ide model negara Integralistik yang ditawarkan Soepomo merupakan bentuk yang dianggap fasis, yang mencontoh dari kerajaan Jepang dan Jerman saat itu.

Dianggap adanya persesuaian dengan watak masyarakat Indonesia yang dilandasi semangat kekeluargaan. Setelah Indonesia merdeka, banyak pakar  hukum ketatanegaraan menilai Pemerintahan Orde Baru menerapkan gagasan yang diajukan oleh Soepomo. 

Soepomo adalah seorang bangsawan Jawa keturunan darah biru dari Keraton Kasunanan Surakarta yang sangat memahami konteks sistem manunggal Kawuloning Gusti. Dalam pemerintahan feodal Jawa merupakan penyatuan antara rakyat dan pemimpin, membentuk suatu masyarakat yang harmonis berdasarkan karakteristik masyarakat Indonesia. 

Sebenarnya inspirasi dari Soepomo didapat dari model pemerintahan desa - desa kuno di Jawa, seperti yang tertulis dalam Kitab Kakawin Nagara Kertagama. 

Para ahli hukum Tatanegara dalam kajiannya berpendapat bahwa Soepomo, mengambil konsep pemikiran dari tiga filsuf pada abad ke-18 dan ke-19, yakni Benedict Spinoza, Adam Muller  dan Georg W .F. Hegel.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved