Berita Buleleng

Sutjidra Tertarik Menu Sate Tempe Bacem, Siswa SMK Buleleng Adu Kreasi Sajikan Olahan Tempe Modern

Inovasi menu olahan tempe ini disajikan pada lomba yang diselenggarakan di Gedung Wanita Laksmi Graha, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Selasa.

Tribun Bali/ Muhammad Fredey Mercury
STEAK TEMPE – Para siswa SMK di Buleleng membuat kreasi olahan tempe menjadi steak dalam lomba rangkaian peringatan Bulan Bung Karno di Gedung Wanita Laksi Graha, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Selasa (3/6). Inset: Olahan sate lilit tempe lengkap dengan lawar klungah. Sate tempe bacem disajikan dengan karbohidrat lain berupa ubi ungu. 

TRIBUN-BALI.COM  - Tempe yang kerap dianggap produk pangan murah, siapa sangka mampu disulap menjadi menu mewah yang menggugah selera. Uniknya kreasi menu olahan tempe ini merupakan inovasi dari anak-anak SMK Buleleng

Inovasi menu olahan tempe ini disajikan pada lomba yang diselenggarakan di Gedung Wanita Laksmi Graha, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Selasa (3/6).

Lomba ini merupakan rangkaian peringatan Bulan Bung Karno. Adapun beberapa menu olahan tempe yang disajikan meliputi steak tempe, gyoza tempe, sate lilit tempe, rolade tempe, sate bacem tempe, dan masih banyak lagi. 

Baca juga: DEMI Masa Depan Bali, Gubernur Kumpulkan Para Rektor se-Bali,  Bahas Program 1 Keluarga 1 Sarjana 

Baca juga: KOSTER Sentil Kadis Koperasi dan Pariwisata karena Kinerja Lambat

Satu di antara peserta bahkan mampu membuat kombinasi olahan tempe dengan keju mozzarella, sehingga lumer saat digigit.

Tak hanya itu, menu tersebut disajikan dengan olahan timun yang berbentuk bulat layaknya caviar. Kreasi inipun mendapat apresiasi dari juri. Sebab hanya mereka peserta yang memanfaatkan olahan timun menjadi caviar sebagai sajian. 

Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra yang hadir pada saat itu mengaku takjub dengan inovasi para pelajar SMK Buleleng ini.

Bahkan ia mengaku tertarik dengan salah satu menu yakni Sate Tempe Bacem. Menurut Sutjidra, alasan mengapa tempe dipilih menjadi salah satu bahan dalam lomba ini, karena tempe merupakan sumber protein nabati yang bagus. Hanya saja tempe masih dianggap konsumsi masyarakat bawah. 

“Melalui lomba ini kami ingin menunjukkan bahwa tempe bisa diolah sedemikian rupa menjadi menu yang menarik, sekaligus membudayakan makan tempe pada masyarakat Buleleng. Karena tempe merupakan salah satu kearifan lokal kita,” ucapnya. 

Sutjidra tak memungkiri jika produksi kedelai lokal saat ini masih sulit. Bahkan diakui salah satu industri pembuatan tempe sempat terdampak akibat kondisi ini.

Kendati demikian Sutjidra, mengaku ke depan akan berupaya membudidayakan kedelai lokal. Sebab luas lahan di Buleleng berpotensi untuk budidaya kedelai. “Selain itu juga kami mendorong budidaya jagung agar sumber pangan kita lebih variative,” pungkasnya.

Sementara itu, salah satu juri lomba, Chef Made Setiawan mengungkapkan, ada beberapa kriteria penilaian dalam lomba.

Meliputi tingkat kesulitan pengolahan tempe, hasil olahan tempe baik itu menjadi sate, steak dan sebagainya tanpa menghilangkan rasa tempe, presentasi, hingga kombinasi dengan hidangan pendamping. Baik itu sayur maupun karbohidrat.

“Yang diutamakan adalah tingkat kesulitannya. Kebanyakan orang masak tempe hanya dipotong dan digoreng. Sedangkan tempe itu sudah membawa rasa dari awal. Nah, anak-anak di sini tugasnya mengolah. Apakah dijadikan steak tanpa menghilangkan atau tetap menonjolkan rasa tempe itu sendiri,” jelasnya.  

Penilaian lainnya berupa kekompakan tim, serta minuman. Apakah minuman yang disajikan merupakan minuman tradisional atau modern.

Setiawan yang juga Ketua Indonesia Chef Association (ICA) Badan Pengurus Cabang (BPC) Buleleng ini menambahkan, hasil karya anak-anak SMK ini bisa diterima oleh berbagai kalangan. Karena saat ini tempe banyak dipandang sebagai makanan murah. 

“Padahal sebenarnya kandungan nilai gizi pada tempe sangat tinggi sekali. Karenanya langkah Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) mengadakan lomba olahan tempe ini sangat bagus sekali,” ucapnya. 

Chef Setiawan menambahkan, nantinya resep dari pemenang lomba akan diadopsi untuk menjadi menu hotel. Namun resep tersebut akan lebih disempurnakan dan diinovasi agar bisa disajikan secara modern, tanpa meninggalkan sisi tradisionalnya. (mer)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved