Berita Bali

KISAH KOSTER Ikuti Aturan Makan di Retret Jatinangor, Lonceng Kedua Belum Selesai Makannya!

Soal makanan, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menyebut makanan yang disajikan cukup memenuhi standar. 

Penulis: Kambali | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
KOMPAS.COM/FAQIH ROHMAN SYAFEI 
SENAM PAGI - Gubernur Bali I Wayan Koster seusai mengikuti kegiatan senam pagi dalam rangkaian kegiatan retret di lapangan Parade IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (23/6). 

TRIBUN-BALI.COM  - Gubernur Bali, Wayan Koster melewati malam pertama di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat dengan udara dingin.

Namun Koster mengaku bisa tidur nyenyak. Koster adalah satu di antara kepala daerah peserta Retret Gelombang II di IPDN yang acara dimulai pada Minggu (22/6). 

“Nyenyak sekali karena sesuai protap jam sepuluh (22.00) harus sudah masuk kamar. (Tidak pakai AC) oh di sini dingin udaranya, sangat nyaman,” kata Koster dibarengi tertawa ringan. 

Dia tampak segar pagi ini, Senin (23/6). Senam pagi yang baru saja dilakukannya dirasa membuat tubuhnya lebih rileks. 

Baca juga: FINNS RC PHK 157 Karyawan, Manajemen Sebut Alih Fokus ke Usaha Resort, FSPM dan SPSI Minta Ini!

Baca juga: GULUNG TIKAR! Satu Per Satu Gerai Ritel, Mendag Sebut Pola Belanja Masyarakat Berubah 

“Diawali dengan senam, bagus untuk melemaskan badan, selama ini duduk terus di kantor,” Katanya seperti dilansir TribunJabar.id. 

Soal makanan, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menyebut makanan yang disajikan cukup memenuhi standar. 

Namun ada cerita Koster pada hari pertama mengikuti retret kali ini. Ia mengaku terkejut dengan aturan makan siang di Menza IPDN, Jatinangor.

Saat hari pertama makan siang bersama para praja, Koster bersama 85 kepala daerah lainnya tidak memahami bunyi lonceng tanda makan siang dimulai.

“Oh, waktu ketok pertama, rupanya itu tanda mulai makan,” ujar Koster saat ditemui di IPDN Jatinangor, Jawa Barat, Senin (23/6). 

Setelah ketukan pertama, sebuah lagu diputar tanda durasi makan siang mulai berjalan. Lagu kedua kemudian diputar lagi, namun Koster dan beberapa kepala daerah lainnya tidak memahami bahwa waktu makan siang mereka sudah mepet. 

“Sudah itu ketok (lonceng) kedua belum selesai makannya. Haha,” kata Koster seperti dilansir Kompas.com. 
Dia mengatakan, kejadian hari pertama itu tidak akan terjadi pada hari ini (kemarin). Beberapa kepala daerah yang berada di belakang Koster juga berteriak, “Harus kompak” saat makan siang nanti. 

“Hari ini (kemarin) harus tepat, dan harus kompak,” ujarnya. “Dan hari ini (kemarin) sangat siap menerima materi, itu yang kita tunggu karena itu pengetahuan untuk kita memimpin daerah,” kata Koster.

Momen ketidaktahuan para kepala daerah terkait tradisi makan siang di Menza IPDN ini juga diceritakan oleh Wamendagri Bima Arya Sugiharto.

Bima mengatakan, ada banyak kepala daerah yang tidak menghabiskan makanannya lantaran tidak tahu arti dari lagu yang diputar saat makan siang berlangsung.

“Tadi ada yang cerita kaget, mereka bilang makannya baru 3/4 tiba-tiba lonceng (tanda selesai) sudah bunyi,” ucap Bima. 

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved